Saat memantau grafik saham, banyak trader pemula kesulitan membedakan apakah harga sedang berada dalam tren turun atau hanya mengalami koreksi biasa. Salah satu pola struktur harga paling penting untuk mengenali tren turun adalah lower high, yaitu kondisi ketika harga memantul naik tetapi tidak mampu mencapai puncak sebelumnya.
Memahami lower high membantu trader menghindari entry buy yang terlalu cepat dan membaca kekuatan seller secara objektif.
Artikel ini membahas lower high adalah apa, ciri cirinya, cara menentukan, contoh pergerakan harga, serta perbedaan lower high dan lower low dalam market structure.
Definisi Lower High
Lower high adalah puncak harga yang terbentuk lebih rendah daripada high sebelumnya dalam sebuah tren turun. Pola ini menunjukkan bahwa setiap kali harga naik, seller kembali mengambil alih sehingga harga gagal membentuk puncak baru yang lebih tinggi.
Mengutip laman Timothy Sykes, lower high merupakan salah satu elemen penting dalam downtrend karena mengonfirmasi melemahnya kekuatan buyer.
Pola lower high sering digunakan trader profesional untuk mencari peluang sell pada tren turun karena risiko lebih rendah dibanding masuk secara acak.
Ciri-Ciri Lower High dalam Saham
Pola lower high memiliki karakteristik khusus yang mudah terlihat dalam chart.
1. Puncak baru lebih rendah dari sebelumnya
Harga memantul naik, tetapi puncaknya berhenti di level lebih rendah dibanding high sebelumnya.
2. Seller masuk kembali setelah kenaikan sementara
Harga sering turun segera setelah menyentuh area lower high.
3. Volume cenderung rendah saat naik dan meningkat saat turun
Ini menunjukkan buyer lemah dan seller kuat.
4. Terjadi dalam rangkaian lower high dan lower low
Jika pola ini konsisten, tren turun masih kuat.
Cara menentukan lower high dengan benar
Menentukan lower high bukan sekadar melihat harga turun setelah naik, tetapi harus mengikuti langkah sistematis.
1. Identifikasi high sebelumnya
Tandai high terakhir yang menjadi puncak utama. High ini menjadi acuan untuk menentukan apakah puncak baru lebih rendah.
2. Tunggu pullback atau kenaikan sementara
Downtrend selalu memiliki fase koreksi naik sebelum melanjutkan turun. Pantau apakah kenaikan ini lemah atau kuat.
3. Lihat apakah puncak baru lebih rendah
Jika puncak baru berhenti sebelum mencapai high sebelumnya, itu lower high.
4. Tunggu konfirmasi candle bearish
Konfirmasi berupa:
- Bearish engulfing
- Shooting star
- Pin bar bearish
Konfirmasi penting untuk menghindari kesalahan entry terlalu cepat.
5. Validasi dengan resistance atau MA
Lower high sering terbentuk di:
- MA20
- MA50
- Trendline turun
- Resistance horizontal
Jika harga memantul dari area tersebut, struktur lower high semakin kuat.
Contoh lower high dalam grafik saham
Misalnya struktur pergerakan harga saham XYZ dalam tren turun:
- High pertama: 200
- Harga turun ke 180
- Harga memantul ke 190 (lower high)
- Harga turun kembali ke 170 (lower low)
Puncak 190 disebut lower high karena lebih rendah dari high 200 dan harga kembali melanjutkan tren turun. Ini menunjukkan seller masih mendominasi.
Perbedaan lower high dan lower low
Memahami keduanya penting agar trader dapat membaca tren turun dengan jelas.
Lower high
- Puncak baru lebih rendah
- Menandakan buyer lemah
- Cocok sebagai area entry sell
- Terjadi setelah pullback naik
Lower low
- Dasar baru lebih rendah
- Menandakan tren turun berlanjut
- Menjadi target bagi strategi trend-following
Hubungan keduanya
Downtrend sehat membutuhkan:
- Lower high sebagai sinyal tekanan seller
- Lower low sebagai konfirmasi kelanjutan tren
Jika lower low tidak terbentuk lagi, tren turun mulai melemah.
Risiko kesalahan dalam membaca lower high
Meskipun terlihat sederhana, pola ini juga bisa menyesatkan jika tidak dibaca dengan benar.
1. Salah mengira retracement kecil sebagai lower high
Di pasar sideways, hampir semua pantulan terlihat seperti lower high.
2. Entry terlalu cepat tanpa konfirmasi
Trader sering masuk sell sebelum pola bearish benar-benar terlihat.
3. Mengabaikan timeframe besar
Lower high di timeframe kecil bisa tidak relevan jika daily sedang uptrend.
4. False lower high sebelum breakout
Terkadang harga terlihat membentuk lower high, tetapi buyer kembali kuat dan menembus resistance.
Tips menggunakan lower high dalam strategi trading
Lower high dapat digunakan untuk strategi trend-following maupun momentum.
1. Gunakan timeframe lebih besar untuk validasi
Timeframe daily atau 4 jam memberikan struktur lebih jelas.
2. Entry sell di area lower high dengan konfirmasi
Jangan entry hanya karena harga memantul.
3. Targetkan lower low berikutnya
Lower low adalah target umum dalam tren turun.
4. Gunakan stop loss di atas lower high
Jika level ini ditembus, struktur tren berubah.
Kesimpulan
Lower high adalah sinyal penting dalam tren turun yang menunjukkan buyer mulai melemah dan seller kembali menguasai harga.
Dengan memahami ciri utama seperti puncak baru lebih rendah, volume melemah saat pullback, serta konfirmasi pada resistance atau MA, trader dapat mengidentifikasi tren turun dengan lebih akurat.
Memahami perbedaan lower high dan lower low membantu membaca struktur downtrend dan menghindari entry buy yang prematur.
FAQ
1. Lower high adalah apa?
Lower high adalah puncak harga lebih rendah dari puncak sebelumnya dalam tren turun.
2. Kenapa lower high penting untuk trader?
Karena menunjukkan kelemahan buyer dan memberi area entry sell yang lebih aman.
3. Bedanya lower high dan lower low apa?
Lower high adalah puncak lebih rendah, sedangkan lower low adalah dasar lebih rendah yang menandakan kelanjutan tren turun.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











