Selain melihat angka indeks yang bergerak naik dan turun, untuk membaca kesehatan pasar secara lebih menyeluruh, trader dan analis menggunakan ukuran yang disebut market breadth.
Nah, untuk membantu kamu lebih paham tentang ukuran ini, Gotrade akan membahas definisi market breadth, jenis-jenis market breadth indicator, cara interpretasi untuk membaca arah pasar, hingga bagaimana investor bisa memanfaatkannya dalam pengambilan keputusan.
Apa Itu Market Breadth?
Market breadth adalah ukuran yang menggambarkan seberapa banyak saham yang ikut berpartisipasi dalam pergerakan pasar, baik naik maupun turun.
Misalnya, jika S&P 500 naik 1% tetapi hanya 50 saham yang benar-benar menguat sementara ratusan lainnya stagnan atau turun, maka breadth dianggap lemah. Sebaliknya, jika mayoritas saham naik bersama-sama, breadth dianggap kuat.
Dengan kata lain, melansir Corporate Finance Institute, market breadth membantu menjawab pertanyaan: apakah kenaikan indeks mencerminkan kekuatan pasar secara keseluruhan, atau hanya didorong oleh segelintir saham besar?
Jenis Market Breadth Indicator
Ada beberapa market breadth indicator yang populer dipakai oleh analis:
1. Advance-Decline Line (A/D Line)
- Menghitung selisih antara jumlah saham yang naik (advancers) dengan jumlah saham yang turun (decliners).
- Garis ini kemudian diakumulasi setiap hari.
- Jika A/D line naik seiring indeks, berarti pasar sehat. Jika indeks naik tapi A/D line turun, bisa jadi tanda divergensi bearish.
2. Advance-Decline Ratio
- Rasio jumlah saham naik dibanding jumlah saham turun.
- Rasio di atas 1 menunjukkan mayoritas saham naik, di bawah 1 mayoritas turun.
3. McClellan Oscillator
- Indikator berbasis A/D line dengan moving average jangka pendek dan panjang.
- Membantu mengidentifikasi momentum pasar dan kondisi overbought/oversold.
4. New Highs-New Lows Index
- Menghitung berapa banyak saham yang mencetak harga tertinggi baru dibanding yang mencetak harga terendah baru.
- Jika new highs lebih banyak, pasar dianggap kuat.
5. Volume Breadth
- Membandingkan volume perdagangan saham yang naik dengan yang turun.
- Memberi gambaran apakah kenaikan didukung oleh volume besar atau tidak.
6. Arms Index (TRIN)
- Menggabungkan advance-decline ratio dengan volume.
- TRIN > 1 menandakan tekanan jual lebih dominan, TRIN < 1 menandakan tekanan beli lebih dominan.
Cara Interpretasi Market Breadth
1. Konfirmasi Tren Pasar
Jika indeks naik dan breadth juga kuat, tren bullish dianggap solid. Namun, jika indeks naik tetapi breadth melemah, bisa jadi kenaikan hanya ditopang oleh saham kapitalisasi besar.
2. Divergensi Bearish
Contoh: Nasdaq naik karena saham big tech seperti Apple atau Microsoft, tetapi mayoritas saham kecil justru turun. Divergensi ini bisa memberi sinyal bahwa rally rapuh dan rawan koreksi.
3. Divergensi Bullish
Jika indeks stagnan tetapi breadth mulai menguat (banyak saham naik), bisa menandakan awal pergerakan bullish yang lebih luas.
4. Identifikasi Titik Balik
Market breadth sering dijadikan indikator leading, artinya memberi sinyal pembalikan tren sebelum terlihat pada indeks utama.
5. Menilai Kekuatan Sektor
Breadth juga bisa dihitung per sektor. Misalnya, sektor energi mungkin menunjukkan breadth kuat (banyak saham naik), meskipun indeks pasar secara keseluruhan lemah.
Contoh Kasus Market Breadth
Kasus 1: Bull Market 2013–2017
Selama periode ini, S&P 500 naik konsisten dengan breadth yang kuat. Mayoritas saham ikut naik, sehingga tren bullish berkelanjutan.
Kasus 2: Rebound 2009
Setelah krisis finansial 2008, breadth menunjukkan banyak saham mulai naik meskipun indeks belum pulih sepenuhnya. Ini menjadi tanda awal bull market panjang yang berlangsung hingga satu dekade berikutnya.
Kelebihan Market Breadth
- Memberikan gambaran lebih komprehensif daripada hanya melihat indeks.
- Dapat menjadi sinyal awal perubahan tren pasar.
- Membantu investor memahami sektor mana yang mendominasi kekuatan pasar.
- Berguna sebagai alat konfirmasi sebelum mengambil keputusan besar.
Keterbatasan Market Breadth
- Tidak selalu akurat sebagai indikator tunggal, perlu dikombinasikan dengan analisis teknikal dan fundamental.
- Bisa memberikan sinyal terlalu dini (false signal).
- Perhitungan bervariasi tergantung pasar dan jenis saham yang dihitung.
Tips Memanfaatkan Market Breadth Untuk Investor Ritel
- Gunakan sebagai konfirmasi: jangan hanya mengandalkan pergerakan indeks, cek juga breadth untuk melihat apakah tren sehat.
- Pantau divergensi: perhatikan jika indeks naik tapi breadth melemah, atau sebaliknya.
- Fokus pada sektor favorit: hitung breadth dalam sektor tertentu untuk melihat kekuatan tersembunyi.
- Gabungkan dengan indikator teknikal lain: seperti moving average, RSI, atau MACD.
- Gunakan untuk manajemen risiko: breadth melemah bisa jadi tanda mengurangi eksposur saham.
Kesimpulan
Market breadth adalah ukuran kesehatan pasar saham berdasarkan seberapa banyak saham yang berpartisipasi dalam tren naik atau turun. Dengan bantuan berbagai market breadth indicator seperti A/D line, McClellan Oscillator, atau new highs-new lows, investor bisa memahami apakah tren pasar solid atau rapuh.
Bagi investor ritel, market breadth adalah alat penting untuk konfirmasi arah pasar, mengenali divergensi, dan mengantisipasi perubahan tren.
Kalau kamu ingin berinvestasi dengan lebih percaya diri, gunakan aplikasi yang transparan dan mudah dipakai. Investasi lewat aplikasi Gotrade, kamu bisa beli saham AS hanya mulai dari 1 Dolar saja, dengan pengalaman investasi yang aman dan mudah.
FAQ
Apa itu market breadth?
Market breadth adalah indikator yang mengukur seberapa luas partisipasi saham dalam pergerakan pasar, apakah mayoritas ikut naik atau turun.
Bagaimana cara membaca market breadth indicator?
Jika mayoritas saham naik seiring kenaikan indeks, breadth dianggap kuat. Jika indeks naik tapi breadth lemah, tren bisa rapuh dan rawan koreksi.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.