Salah satu kunci bertahan dalam trading bukanlah seberapa besar keuntungan yang kamu dapat, tetapi seberapa baik kamu bisa melindungi modal dari kerugian besar. Di sinilah pentingnya memahami bahwa stop loss.
Dengan menetapkan stop loss trading, kamu bisa membatasi potensi rugi ketika harga bergerak berlawanan arah dengan prediksi, dan menjaga agar emosi tidak mengambil alih keputusan.
Simak pemaparan lengkap Gotrade di bawah ini.
Pengertian Stop Loss
Secara sederhana, stop loss adalah perintah otomatis untuk menutup posisi trading ketika harga bergerak mencapai level tertentu yang telah kamu tentukan. Tujuannya bukan untuk menghindari rugi sepenuhnya, melainkan untuk mengendalikan besarnya kerugian agar modal tetap terjaga.
Contoh: Kamu membeli sebuah saham di harga $180 dan menetapkan stop loss di $170. Artinya, jika harga turun ke $170, posisi kamu otomatis akan dijual untuk mencegah kerugian lebih besar.
Stop loss bisa diatur secara manual (dengan menutup posisi sendiri) atau otomatis menggunakan fitur stop order yang tersedia di aplikasi Gotrade.
Mengapa Stop Loss Penting Dalam Trading?
Tanpa stop loss, trader berisiko terjebak dalam kerugian tak terbatas, terutama di pasar yang sangat volatil seperti saham, forex, atau kripto.
Melansir Investopedia, disiplin menggunakan stop loss adalah fondasi dari trading plan yang sukses karena membantu menjaga konsistensi dan mengurangi pengaruh emosi seperti panik atau serakah.
Beberapa manfaat utama penggunaan stop loss antara lain:
- Membatasi kerugian besar: kamu tahu sejak awal seberapa banyak modal yang siap kamu risikokan.
- Menjaga emosi tetap stabil: keputusan trading menjadi objektif, bukan reaktif terhadap fluktuasi harga.
- Membantu perencanaan posisi: trader dapat menghitung rasio risiko dan imbal hasil (risk/reward) dengan jelas sebelum entry.
Cara Menentukan Level Stop Loss yang Tepat
Menetapkan stop loss terlalu ketat bisa membuat kamu sering terkena “cut” kecil tanpa alasan kuat, tetapi jika terlalu longgar, kerugian bisa membesar.
Kuncinya adalah menempatkan stop loss pada level harga yang logis dan strategis. Berikut beberapa pendekatan umum:
1. Berdasarkan Support dan Resistance
Gunakan area support dan resistance sebagai acuan alami untuk menentukan batas risiko:
- Dalam posisi buy: letakkan stop loss sedikit di bawah area support.
- Dalam posisi sell: letakkan stop loss sedikit di atas area resistance.
Contoh: Jika saham Tesla (TSLA) memiliki support di $200, kamu bisa menempatkan stop loss di $197 atau $198 untuk memberi ruang fluktuasi wajar.
2. Berdasarkan Persentase Risiko
Metode ini populer di kalangan trader profesional. Kamu cukup menentukan berapa persen dari modal yang siap kamu risikokan per transaksi, biasanya antara 1% hingga 2%.
Rumus sederhana:
Stop loss = Entry price × (1 - Persentase risiko)
Contoh: Dengan modal $10.000 dan batas risiko 2% per transaksi, kamu hanya boleh rugi maksimal $200.
Jika kamu membeli saham di $100, maka stop loss ideal ada di sekitar $98.
3. Berdasarkan Volatilitas Harga (ATR)
Gunakan indikator Average True Range (ATR) untuk mengukur seberapa besar pergerakan harga rata-rata.
Semakin tinggi volatilitas, semakin lebar jarak stop loss yang dibutuhkan agar tidak terkena false signal.
Contoh: Jika ATR saham NVDA adalah $5, kamu bisa menempatkan stop loss sekitar 1,5 × ATR di bawah harga masuk, yaitu sekitar $7,5 dari entry price.
4. Berdasarkan Pola Candlestick
Stop loss juga bisa ditempatkan di luar pola candlestick utama seperti:
- Di bawah ekor hammer (untuk posisi buy).
- Di atas puncak shooting star (untuk posisi sell).
Strategi ini menjaga agar posisi hanya keluar jika harga benar-benar menembus struktur teknikal penting.
Tips Efektif Menggunakan Stop Loss
Agar stop loss benar-benar bekerja sebagai pelindung modal, ikuti beberapa prinsip berikut:
- Jangan ubah posisi stop loss hanya karena harapan: Trader sering menggeser level stop loss lebih jauh ke bawah karena tidak ingin rugi, padahal itu justru memperbesar risiko.
- Gunakan trailing stop: Fitur ini memungkinkan stop loss bergerak mengikuti harga saat profit meningkat, mengunci keuntungan tanpa kehilangan potensi kenaikan lebih lanjut.
- Kombinasikan dengan target profit: Pastikan selalu ada keseimbangan antara potensi rugi dan target keuntungan (risk/reward ratio minimal 1:2).
- Uji dengan akun demo: Sebelum menerapkan strategi di akun real, coba dulu di akun simulasi untuk mengukur efektivitas posisi stop loss-mu.
Kesalahan Umum dalam Menggunakan Stop Loss
Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam penggunaan stop loss antara lain:
- Menempatkan stop loss terlalu dekat. Sering kali posisi ditutup karena fluktuasi kecil, bukan karena tren berubah.
- Tidak memperhitungkan volatilitas. Pasar yang lebih aktif memerlukan jarak stop loss lebih lebar.
- Tidak punya rencana exit yang jelas. Stop loss hanya efektif jika disertai perencanaan exit yang logis dan disiplin.
Kesimpulan
Stop loss adalah alat penting dalam manajemen risiko yang membantu trader bertahan di pasar jangka panjang. Dengan menetapkan level stop loss yang logis, berdasarkan support, volatilitas, atau persentase risiko, kamu bisa mengontrol potensi kerugian sebelum harga bergerak terlalu jauh.
Trading bukan soal menebak arah pasar, melainkan soal melindungi modal agar bisa terus bertumbuh. Jika kamu ingin mulai berlatih membuat trading plan yang disiplin dengan fitur stop loss otomatis, mulailah di Gotrade.
Platform ini memudahkan kamu mengatur batas risiko dan memonitor pergerakan saham global secara real-time.
FAQ
1. Apakah stop loss menjamin saya tidak rugi?
Tidak, tapi stop loss membantu membatasi besarnya kerugian dan menjaga agar modal tetap aman.
2. Apakah stop loss cocok untuk pemula?
Sangat cocok. Ini adalah alat manajemen risiko paling dasar yang wajib digunakan semua trader.
3. Kapan waktu terbaik untuk menempatkan stop loss?
Segera setelah membuka posisi. Jangan menunda, karena pasar bisa berubah arah kapan saja.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











