Dalam dunia saham, ada satu strategi yang sering digunakan oleh trader aktif dan bahkan manajer investasi besar, yaitu momentum investing. Prinsipnya sederhana: “beli saham yang sedang naik, dan jual saham yang sedang turun.”
Strategi ini didasarkan pada keyakinan bahwa tren pasar akan terus berlanjut dalam jangka waktu tertentu.
Artikel ini akan membahas apa itu momentum investing, indikator utamanya, keuntungan dan risikonya, serta bagaimana kamu bisa mempraktikkan strategi ini.
Apa Itu Momentum Investing?
Momentum investing adalah strategi investasi yang berfokus pada saham-saham dengan tren harga yang kuat, baik naik maupun turun. Mengutip Investopedia, Investor dengan pendekatan ini percaya bahwa pergerakan harga yang signifikan akan cenderung berlanjut dalam waktu dekat.
Strategi ini sering disamakan dengan “riding the wave,” yaitu menunggangi tren yang sudah terbentuk. Jika harga sedang naik dengan volume besar, investor momentum akan membeli. Sebaliknya, jika harga mulai melemah dengan tekanan jual tinggi, mereka akan menjual sebelum tren berbalik.
Secara psikologis, momentum investing memanfaatkan perilaku herd behavior di pasar, di mana banyak investor cenderung mengikuti tren yang sedang berlangsung, baik karena euforia maupun ketakutan tertinggal (FOMO).
Prinsip Utama Strategi Momentum Investing
Strategi momentum didasarkan pada dua asumsi utama:
- Harga saham cenderung bergerak dalam tren
Tren bisa bertahan dalam jangka menengah hingga panjang, sehingga investor bisa memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk meraih keuntungan. - Pasar tidak selalu efisien
Harga saham sering kali bereaksi berlebihan terhadap berita atau laporan keuangan, menciptakan peluang bagi investor untuk masuk sebelum tren berbalik arah.
Indikator Utama dalam Momentum Investing
Agar strategi ini efektif, investor momentum menggunakan berbagai alat analisis teknikal untuk mengidentifikasi tren yang kuat dan memastikan timing yang tepat. Berikut indikator yang paling umum digunakan:
1. Moving Average (MA)
Rata-rata pergerakan harga membantu melihat arah tren. Jika harga saham berada di atas MA50 atau MA200, itu menandakan tren naik (bullish). Jika di bawah, tren sedang melemah (bearish).
2. Relative Strength Index (RSI)
RSI mengukur kekuatan harga dalam skala 0–100. Nilai di atas 70 sering menandakan saham overbought (terlalu tinggi), sedangkan di bawah 30 menandakan oversold (terlalu rendah). Namun, bagi investor momentum, saham dengan RSI tinggi bisa menjadi sinyal tren kuat yang masih berlanjut.
3. Volume Perdagangan
Volume adalah bahan bakar dari momentum. Tren yang kuat biasanya disertai peningkatan volume, menunjukkan partisipasi besar dari pelaku pasar.
4. MACD (Moving Average Convergence Divergence)
Indikator ini membantu melihat perubahan momentum dengan mengamati perpotongan garis rata-rata jangka pendek dan panjang. Ketika MACD melintasi garis sinyal ke atas, itu bisa menjadi sinyal beli.
5. Rate of Change (ROC)
ROC mengukur kecepatan perubahan harga. Nilai ROC positif menunjukkan momentum naik, sedangkan nilai negatif menunjukkan tekanan jual meningkat.
Keuntungan Strategi Momentum Investing
Potensi profit tinggi dalam waktu relatif singkat
Karena fokus pada saham dengan tren kuat, momentum investing bisa menghasilkan keuntungan besar saat tren berlanjut dengan konsisten.
Cocok untuk kondisi pasar bullish
Strategi ini bekerja sangat baik ketika pasar sedang naik dan sentimen positif mendominasi.
Dapat diterapkan lintas instrumen
Momentum investing tidak terbatas pada saham. Strategi ini bisa diterapkan pada ETF, komoditas, atau bahkan crypto.
Berdasarkan data, bukan opini
Pendekatan momentum bergantung pada data harga dan volume, bukan spekulasi subjektif. Ini membuat keputusan investasi lebih disiplin dan objektif.
Risiko Strategi Momentum Investing
Namun, strategi ini tidak lepas dari risiko.
1. Pembalikan tren mendadak
Pasar bisa berubah cepat akibat berita, kebijakan, atau laporan keuangan. Ketika tren berbalik tajam, investor momentum bisa terjebak dan mengalami kerugian besar.
2. Risiko FOMO (Fear of Missing Out)
Banyak investor terburu-buru masuk di puncak harga karena takut ketinggalan tren, hanya untuk melihat harga turun sesaat kemudian.
3. Tingginya biaya transaksi
Karena strategi ini aktif, investor sering melakukan jual-beli cepat yang meningkatkan biaya komisi dan pajak.
4. Tidak cocok untuk pasar sideways
Momentum investing sulit diterapkan saat harga bergerak datar tanpa arah jelas. Dalam kondisi seperti ini, sinyal palsu bisa sering muncul.
5. Pengaruh psikologis
Strategi ini membutuhkan kedisiplinan tinggi. Investor harus berani memotong kerugian (cut loss) dan tidak serakah ketika harga sudah naik terlalu tinggi.
Siapa yang Cocok Menggunakan Strategi Momentum?
- Trader aktif yang mengikuti pergerakan pasar harian atau mingguan.
- Investor yang suka analisis teknikal dan memiliki waktu untuk memantau tren harga.
- Investor yang nyaman dengan volatilitas tinggi dan memiliki rencana manajemen risiko jelas.
Bagi investor pasif atau jangka panjang, strategi ini bisa menjadi pelengkap portofolio utama, bukan strategi tunggal.
Kesimpulan
Momentum investing adalah strategi yang berfokus pada membeli saham dengan tren harga kuat untuk memanfaatkan pergerakan jangka menengah hingga pendek. Pendekatan ini dapat memberikan keuntungan signifikan jika dijalankan dengan disiplin dan didukung analisis teknikal yang solid.
Namun, strategi momentum investing juga memiliki risiko tinggi, terutama jika pasar berbalik arah secara tiba-tiba. Kunci keberhasilan ada pada kedisiplinan, manajemen risiko, dan kemampuan mengenali kapan tren mulai melemah.
Jika kamu ingin mencoba strategi ini secara langsung, praktikkan strategi momentum investing saat trading via Gotrade.
Mulai berinvestasi saham AS hanya dari 1 Dolar, memantau tren harga real-time, dan belajar mengasah strategi trading secara aman serta praktis.
FAQ
Apa itu momentum investing?
Momentum investing adalah strategi membeli saham yang sedang naik dan menjual saham yang sedang turun untuk memanfaatkan kekuatan tren harga.
Apakah strategi momentum cocok untuk semua investor?
Tidak selalu. Strategi ini cocok untuk investor aktif dengan toleransi risiko tinggi dan kemampuan membaca tren pasar.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.