14 Perbedaan Order Limit vs Market Order, Pemula Wajib Tahu

Bagi pemula yang baru belajar jenis order saham, sering muncul pertanyaan: lebih baik pakai order limit atau market order? Keduanya adalah cara utama untuk membeli atau menjual saham, namun memiliki fungsi dan risiko berbeda.

Artikel ini akan menguraikan order limit vs market order secara rinci, termasuk contoh kasus dan tips penggunaan agar lebih mudah dipahami.

Perbedaan Order Limit vs Market Order

Berikut adalah 14 perbedaan mendasar antara order limit dan market order yang wajib dipahami investor, dirangkum dari Investopedia:

1. Definisi dasar

  • Market order: perintah beli/jual saham secepat mungkin di harga pasar saat itu.
  • Limit order: perintah beli/jual saham dengan harga tertentu yang sudah ditentukan investor.

2. Kecepatan eksekusi

  • Market order: langsung dieksekusi, cocok saat likuiditas tinggi.
  • Limit order: bisa menunggu lama jika harga saham tidak menyentuh level yang ditentukan.

3. Kepastian harga

  • Market order: harga bisa berubah saat order masuk, sehingga hasil bisa lebih tinggi/rendah dari perkiraan.
  • Limit order: harga eksekusi pasti sesuai target, tetapi tidak ada jaminan order akan terlaksana.

4. Risiko slippage

  • Market order: rawan slippage (harga berubah karena perbedaan antara harga saat order dikirim dan harga eksekusi).
  • Limit order: lebih aman dari slippage, karena harga terkunci.

5. Cocok untuk siapa

  • Market order: cocok untuk investor jangka panjang yang tidak masalah dengan selisih kecil harga.
  • Limit order: cocok untuk trader aktif yang ingin presisi harga beli/jual.

6. Kendali investor

  • Market order: lebih sederhana, tidak perlu terlalu memantau harga.
  • Limit order: memberikan kendali penuh atas harga, tapi butuh disiplin menunggu.

7. Risiko tidak tereksekusi

  • Market order: hampir selalu tereksekusi selama ada likuiditas.
  • Limit order: bisa tidak tereksekusi sama sekali jika harga tidak sesuai target.

8. Likuiditas pasar

  • Market order: lebih efektif di saham likuid dengan volume tinggi.
  • Limit order: penting saat saham kurang likuid agar tidak membeli terlalu mahal.

9. Transparansi biaya

  • Market order: lebih cepat, tapi kadang biaya “tersembunyi” muncul dari spread bid-ask.
  • Limit order: lebih transparan karena investor tahu batas harga maksimal/minimal.

10. Strategi penggunaannya

  • Market order: cocok untuk investasi jangka panjang, seperti beli ETF S&P 500.
  • Limit order: cocok untuk trading saham fluktuatif seperti Tesla atau Nvidia.

11. Psikologi investor

  • Market order: lebih menenangkan karena transaksi cepat selesai.
  • Limit order: bisa membuat frustrasi jika harga tidak pernah menyentuh target.

12. Dampak pada strategi manajemen risiko

  • Market order: sering dipakai ketika investor ingin segera masuk atau keluar pasar demi mengurangi risiko ketinggalan momentum.
  • Limit order: lebih efektif jika investor sudah punya level support/resistance tertentu berdasarkan analisis teknikal.

13. Waktu penggunaan yang tepat

  • Market order: lebih cocok dipakai saat jam perdagangan utama (market open/close) ketika volume tinggi.
  • Limit order: lebih efektif di jam-jam tenang atau ketika saham cenderung sideways.

14. Pengaruh pada harga rata-rata portofolio

  • Market order: bisa menghasilkan harga beli rata-rata lebih tinggi jika dilakukan saat pasar sangat volatil.
  • Limit order: membantu menjaga konsistensi harga rata-rata sesuai target.

Dengan memahami 14 perbedaan ini, investor bisa menyesuaikan jenis order dengan strategi pribadi.

Cara Menggunakan Market Order

  • Beli saham: pilih opsi “buy” lalu pilih market order. Order langsung dieksekusi di harga terbaik yang tersedia.
  • Jual saham: pilih opsi “sell” dengan market order. Saham akan terjual cepat, meskipun harga bisa sedikit berbeda dari ekspektasi.
  • Kapan digunakan: saat ingin segera masuk pasar, misalnya ketika indeks S&P 500 baru saja naik setelah rilis data ekonomi positif.

Cara Menggunakan Limit Order

  • Beli saham: tentukan harga beli maksimal. Misalnya, mau beli saham Apple hanya jika turun ke USD 170. Order hanya tereksekusi jika harga menyentuh level tersebut.
  • Jual saham: tentukan harga jual minimal. Contoh: ingin jual Tesla jika harga mencapai USD 280. Jika pasar tidak mencapai harga tersebut, order tidak jalan.
  • Kapan digunakan: ketika ingin disiplin dengan strategi, atau saat saham sedang volatil.

Contoh Kasus Sederhana

Bayangkan seorang investor ingin membeli saham Nvidia, dilansir dari IG Group:

  • Jika ia menggunakan market order, saham langsung terbeli di harga USD 470 meskipun ia berharap dapat harga USD 465. Selisih USD 5 ini disebut slippage.
  • Jika ia menggunakan limit order di harga USD 465, order hanya akan tereksekusi jika pasar benar-benar turun ke harga itu. Jika tidak, ia tidak mendapat saham sama sekali.

Contoh ini memperlihatkan bahwa order limit vs market order bukan soal mana yang lebih baik, melainkan soal strategi dan kebutuhan.

Kesimpulan

Memahami cara memakai order saham sangat penting untuk pemula. Market order memberi kecepatan dan kepastian eksekusi, tapi kurang presisi harga.

Sebaliknya, limit order memberi kontrol harga, tapi berisiko tidak tereksekusi. Kuncinya adalah menyesuaikan strategi dengan tujuan investasi, profil risiko, dan kondisi pasar.

Setelah memahami keduanya, berarti kamu sudah siap beli saham Amerika sekarang. Yuk, beli saham di Gotrade! Kamu bisa melakukan market order maupun limit order langsung dari aplikasi.

Akses ke saham-saham populer seperti Apple, Tesla, atau Nvidia jadi praktis dan transparan, bahkan mulai dari 1 Dolar AS sekarang.

FAQ

1. Apakah market order selalu lebih mahal dari limit order?
Tidak selalu. Market order bisa lebih mahal saat likuiditas rendah atau spread bid-ask lebar. Namun di saham likuid seperti Apple, perbedaannya biasanya kecil.

2. Apakah pemula sebaiknya memakai market order atau limit order?
Pemula bisa mulai dengan market order untuk kesederhanaan. Namun jika ingin disiplin dengan harga tertentu, limit order lebih cocok.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade