Overconfidence Bias: Penyebab Investor Rugi dan Cara Hindari

Dalam dunia investasi, salah satu jebakan psikologis paling umum adalah overconfidence bias. Kecenderungan seseorang untuk terlalu percaya diri pada kemampuan atau pengetahuannya sendiri.

Dalam konteks behavioral finance, bias ini sering membuat investor merasa yakin bahwa mereka "lebih tahu pasar" atau bisa memprediksi pergerakan harga dengan akurat.

Menurut Investopedia, overconfidence bias mendorong investor untuk melebih-lebihkan kemampuan analisis, meremehkan risiko, dan mengambil posisi terlalu besar tanpa memperhitungkan variabel eksternal seperti volatilitas dan kondisi makro.

Apa Itu Overconfidence Bias?

Overconfidence bias adalah bias kognitif yang membuat individu meyakini bahwa penilaian atau kemampuannya lebih baik dari kenyataan. Dalam investasi, bias ini muncul saat seseorang merasa bisa "mengalahkan pasar", menebak arah harga, atau berpikir bahwa risikonya lebih kecil dari yang sebenarnya.

Melansir Corporate Finance Institute (CFI), overconfidence bias sering kali diperkuat oleh keberhasilan masa lalu, terutama jika investor pernah meraih keuntungan besar.

Mereka kemudian menganggap hasil tersebut sepenuhnya karena kemampuan pribadi, bukan karena faktor eksternal seperti momentum pasar atau keberuntungan.

Bentuk Umum Overconfidence Bias di Pasar

  • Terlalu sering melakukan trading karena merasa mampu memprediksi arah pasar.
  • Mengabaikan data atau berita yang bertentangan dengan opini sendiri.
  • Menolak melakukan diversifikasi karena yakin saham pilihannya pasti naik.
  • Tidak memasang stop loss karena percaya harga pasti "akan balik lagi."

Contoh Nyata dalam Dunia Investasi

1. Era Dot-Com (2000)

Pada masa gelembung teknologi, banyak investor ritel dan profesional yakin bahwa setiap perusahaan internet akan sukses besar. Kepercayaan diri berlebihan membuat mereka membeli saham tanpa analisis fundamental.

Ketika gelembung pecah, indeks Nasdaq turun lebih dari 70%, dan banyak investor kehilangan seluruh modalnya.

2. Investor Crypto 2021

Saat harga Bitcoin mencapai puncaknya di atas $60.000, banyak investor baru percaya diri bahwa harga akan terus naik tanpa batas. Mereka menambah posisi tanpa manajemen risiko, bahkan dengan pinjaman margin.

Ketika pasar berbalik pada 2022, penurunan tajam memicu likuidasi besar-besaran.

3. Kasus Retail Trader “Overtrading”

Investor yang terlalu sering transaksi (overtrading) biasanya yakin setiap keputusan beli-jualnya akan menghasilkan keuntungan kecil tapi konsisten.

Namun, penelitian oleh Barber & Odean (University of California, 2001) menunjukkan bahwa investor paling aktif justru mencatat return lebih rendah dibanding yang pasif, karena biaya transaksi dan keputusan emosional.

Dampak Overconfidence terhadap Kinerja Investasi

Underestimation of risk

Investor mengabaikan potensi kerugian, berpikir bahwa mereka bisa "mengendalikan" hasil investasi. Ini berbahaya terutama di pasar volatil.

Overtrading dan biaya tinggi

Terlalu sering keluar masuk posisi membuat biaya transaksi meningkat dan peluang profit bersih menurun.

Kurang diversifikasi

Investor terlalu fokus pada beberapa saham favorit, sehingga portofolio rentan terhadap guncangan sektor atau perusahaan tertentu.

Kegagalan evaluasi objektif

Rasa percaya diri berlebihan membuat investor sulit menerima kesalahan. Mereka cenderung menyalahkan faktor eksternal dan mengabaikan introspeksi strategi.

Investor dengan tingkat overconfidence tinggi cenderung mengalami drawdown lebih besar dan waktu pemulihan portofolio lebih lama dibanding mereka yang disiplin terhadap rencana investasi.

Cara Menghindari Overconfidence Bias

1. Gunakan data, bukan intuisi

Setiap keputusan beli atau jual sebaiknya berbasis data historis, rasio fundamental, atau indikator teknikal, bukan sekadar perasaan atau opini pribadi.

2. Tetapkan aturan risiko sebelum transaksi

Tentukan batas stop loss dan take profit sebelum membuka posisi. Ini membantu menjaga disiplin dan mencegah keputusan impulsif.

3. Evaluasi performa dengan objektif

Catat setiap transaksi di jurnal investasi: alasan entry, hasil akhir, dan kesalahan yang terjadi. Evaluasi ini membantu mendeteksi pola bias yang berulang.

4. Diversifikasi portofolio

Sebar investasi ke beberapa sektor dan wilayah untuk mengurangi dampak kesalahan prediksi di satu aset.

5. Dengarkan opini berbeda

Jangan hanya mencari informasi yang mendukung pandangan pribadi (confirmation bias). Bacalah analisis yang berlawanan untuk menantang asumsi sendiri.

6. Gunakan teknologi untuk objektivitas

Platform modern seperti Gotrade menyediakan data pasar, grafik historis, dan analisis saham global yang dapat membantu kamu membuat keputusan lebih rasional dan terukur.

Insight untuk Investor Retail

Overconfidence bias bisa menimpa siapa saja, bahkan investor berpengalaman. Namun, dengan disiplin, kesadaran diri, dan pendekatan berbasis data, bias ini bisa diminimalkan.

Ingat, menjadi investor sukses bukan soal seberapa yakin kamu pada analisismu, tapi seberapa siap kamu menghadapi kemungkinan salah.

Gunakan bias ini sebagai pengingat bahwa pasar tidak bisa dikendalikan, hanya bisa dikelola. Fokuslah pada proses, bukan pada prediksi.

Kesimpulan

Overconfidence bias adalah musuh tersembunyi dalam dunia psikologi investasi. Bias ini membuat investor merasa "lebih pintar dari pasar" dan sering berujung pada keputusan impulsif serta kerugian besar.

Dengan mengenali pola pikir ini, kamu bisa membangun disiplin investasi yang lebih sehat, rasional, dan berorientasi jangka panjang.

Download dan gunakan aplikasi Gotrade untuk berinvestasi di saham AS dengan aman, fitur lengkap, dan panduan yang membantu kamu tetap fokus pada strategi, bukan emosi.

FAQ

1. Mengapa overconfidence sering muncul pada investor berpengalaman?

Karena keberhasilan masa lalu menimbulkan ilusi kontrol, membuat investor merasa mampu mengulangi hasil yang sama di kondisi berbeda.

2. Apakah overconfidence bisa berdampak positif?

Dalam kadar kecil, bisa meningkatkan keyakinan dan keberanian mengambil peluang. Namun, jika berlebihan, hasilnya kontraproduktif.

3. Apa tanda-tanda saya terkena overconfidence bias?

Jika kamu sering mengabaikan data, terlalu yakin pada intuisi, atau tidak memiliki batas risiko jelas, kemungkinan besar kamu terjebak bias ini.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade