Overdiversification: Tanda-Tanda dan Cara Menghindarinya

Share this article

Overdiversification terjadi ketika portofolio memiliki terlalu banyak aset sehingga manfaat tambahan dari diversifikasi menjadi sangat kecil. Risiko memang terlihat tersebar, tetapi struktur portofolio menjadi sulit dikelola.

Dalam konteks portofolio investasi, diversifikasi memang penting. Namun ketika jumlah aset bertambah tanpa peran yang jelas, diversifikasi justru bisa mengurangi kualitas keputusan dan hasil investasi.

Nah, melalui artikel ini, Gotrade akan menjelaskan lebih jauh tentang overdiversification.

Memahami Overdiversification dalam Portofolio Investasi

Masalah overdiversification bukan pada jumlah aset semata, melainkan pada hubungan antar aset dan kontribusinya terhadap tujuan portofolio.

Ketika aset baru tidak menambah nilai yang berarti, diversifikasi berubah menjadi beban.

Menurut Investopedia, menambah terlalu banyak aset dapat menurunkan efisiensi portofolio karena pengurangan risiko tidak lagi sebanding dengan kompleksitas yang ditimbulkan.

Tanda Overdiversification yang Perlu Diwaspadai

Overdiversification jarang disadari sejak awal. Biasanya baru terasa setelah portofolio berjalan cukup lama dan hasilnya tidak sesuai ekspektasi.

1. Terlalu banyak posisi dengan porsi sangat kecil

Jika portofolio berisi banyak aset dengan bobot yang nyaris tidak berdampak pada kinerja total, ini tanda awal overdiversification.

Kenaikan signifikan pada satu aset hampir tidak terasa, sementara kompleksitas tetap meningkat. Portofolio seperti ini cenderung bergerak mendekati rata-rata pasar tanpa keunggulan yang jelas.

2. Sulit menjelaskan alasan memiliki setiap aset

Ketika kamu tidak bisa menjelaskan peran atau alasan spesifik mengapa suatu aset ada di portofolio, itu sinyal bahwa aset tersebut mungkin tidak diperlukan.

Portofolio investasi yang sehat selalu bisa dijelaskan secara sederhana, baik dari sisi tujuan maupun fungsi setiap aset.

3. Evaluasi portofolio menjadi tidak fokus

Semakin banyak aset, semakin sulit melakukan evaluasi berkala. Investor sering kali hanya melihat hasil total tanpa memahami kontributor utama kinerja.

Akibatnya, keputusan yang diambil cenderung reaktif terhadap pergerakan harga, bukan berdasarkan perubahan fundamental.

4. Banyak aset bergerak searah saat pasar bergejolak

Overdiversification sering disertai overlap yang tinggi. Meski aset terlihat beragam, pergerakannya sangat berkorelasi saat market volatil.

Hal ini menunjukkan bahwa penambahan aset tidak benar-benar menyebarkan risiko, hanya menambah lapisan kompleksitas.

Cara Menghindari Overdiversification secara Objektif

Menghindari overdiversification tidak berarti mengurangi disiplin diversifikasi. Justru sebaliknya, tujuannya adalah membuat diversifikasi bekerja lebih efektif.

1. Tetapkan peran sebelum menambah aset

Setiap aset baru harus memiliki peran yang jelas dalam portofolio investasi. Apakah untuk pertumbuhan, stabilitas, atau fleksibilitas perlu ditentukan sejak awal.

Jika aset tersebut tidak menambah fungsi baru, pertimbangkan kembali keputusan pembelian.

2. Batasi jumlah posisi sesuai kemampuan evaluasi

Jumlah aset ideal berbeda untuk setiap investor. Yang terpenting adalah kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi setiap posisi secara berkala.

Lebih sedikit aset dengan pemahaman mendalam sering kali lebih efektif dibanding banyak aset tanpa kejelasan.

3. Periksa kontribusi dan korelasi, bukan hanya jumlah

Evaluasi portofolio sebaiknya melihat kontribusi tiap aset terhadap risiko dan return. Aset yang kontribusinya sangat kecil dan sangat berkorelasi dengan aset lain perlu dievaluasi ulang.

Mengutip The Globe and Mail, investor profesional lebih fokus pada korelasi dan peran aset dibanding jumlah instrumen yang dimiliki.

4. Gunakan rebalancing sebagai alat penyederhanaan

Rebalancing tidak hanya berfungsi mengembalikan proporsi, tetapi juga kesempatan untuk menyederhanakan portofolio. Aset yang tidak lagi relevan dapat dikurangi atau dilepas.

Pendekatan ini membantu menjaga portofolio tetap selaras dengan tujuan awal.

5. Fokus pada struktur portofolio, bukan tren

Overdiversification sering terjadi karena mengikuti banyak ide atau tren sekaligus. Fokus pada struktur dan tujuan portofolio membantu menyaring ide mana yang benar-benar relevan.

Dengan pendekatan ini, keputusan investasi menjadi lebih terarah dan konsisten.

Kesimpulan

Overdiversification adalah kesalahan umum dalam portofolio investasi yang sering tidak disadari. Tanda-tandanya meliputi terlalu banyak posisi kecil, sulitnya evaluasi, dan minimnya kontribusi nyata dari aset tambahan.

Dengan menetapkan peran aset, membatasi jumlah posisi, dan mengevaluasi korelasi secara rutin, kamu dapat menghindari overdiversification tanpa mengorbankan manfaat diversifikasi.

Mulai trading di Gotrade sekarang, modal mulai Rp15.000 saja. Lewat Gotrade, kamu juga bisa trading 24 jam/5 hari, lho! Yuk, download aplikasi dan buat akun Gotrade sekarang!

FAQ

1. Apa itu overdiversification dalam investasi?
Overdiversification adalah kondisi ketika portofolio memiliki terlalu banyak aset sehingga manfaat diversifikasi menjadi tidak efektif.

2. Apakah overdiversification selalu berdampak negatif?
Dampaknya bergantung pada struktur portofolio, tetapi sering kali menurunkan efisiensi dan kejelasan strategi.

3. Bagaimana cara sederhana mengecek overdiversification?
Coba jelaskan peran setiap aset. Jika banyak yang tidak jelas, itu sinyal awal overdiversification.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade