Banyak investor pemula merasa kewalahan ketika harus mengambil keputusan di pasar saham. Kebingungan itu sering muncul karena overthinking saat investasi, atau kecenderungan terlalu banyak menganalisis, terlalu banyak membaca informasi, atau terlalu takut membuat keputusan.
Akibatnya, kamu justru tidak bergerak, kehilangan momentum, dan makin stres melihat pergerakan pasar. Masalah ini sangat umum karena investasi bukan hanya soal angka, tetapi juga soal psikologi investasi dan mental yang sehat.
Artikel ini akan membantu kamu mengenali pola overthinking yang sering muncul dalam proses investasi, serta cara mengatasinya dengan lebih tenang, rasional, dan terstruktur.
Apa Itu Overthinking dalam Investasi
Overthinking dalam konteks keuangan adalah kondisi ketika kamu terus memproses informasi secara berlebihan sampai tidak bisa mengambil keputusan. Kondisi ini biasanya muncul karena dua hal: ketakutan kehilangan uang dan ketidakpastian pasar.
Melansir Saxo, terlalu banyak berpikir sebelum mengambil aksi dapat menciptakan “analysis paralysis”, yaitu kondisi ketika investor lumpuh karena terlalu takut salah langkah.
Overthinking juga dapat memicu bias kognitif, seperti takut rugi (loss aversion), FOMO, atau menganggap semua keputusan harus sempurna.
Dengan kata lain, overthinking membuat kamu ingin selalu mencari “waktu terbaik”, “harga terbaik”, atau “informasi sempurna” padahal itu tidak pernah ada dalam investasi.
Pola Overthinking yang Sering Terjadi Pada Investor
1. Terlalu banyak membaca berita dan analisis
Informasi berlebihan justru membuat kamu makin bingung. Setiap analis bisa punya pandangan berbeda, menyebabkan kamu ragu untuk membeli atau menjual.
2. Takut masuk pasar meski sudah punya rencana
Ini terjadi ketika kamu melihat saham naik terus dan kamu takut beli terlalu mahal. Ketika saham turun, kamu juga takut turun lebih dalam. Akhirnya tidak masuk-masuk pasar.
3. Menunggu momen sempurna
Overthinker sering menunggu waktu “paling ideal” untuk masuk. Masalahnya, pasar tidak bisa diprediksi. Menunggu momen sempurna justru membuat kamu kehilangan kesempatan.
4. Mengubah strategi terlalu sering
Kamu membaca satu artikel lalu ubah strategi. Besok lihat video YouTube lain, ganti strategi lagi. Portofolio jadi tidak konsisten.
5. Takut rugi kecil
Overthinking membuat kamu fokus pada fluktuasi harian. Padahal saham jangka pendek memang naik-turun. Fokus pada jangka pendek membuat kamu cepat panik.
6. Membandingkan diri dengan investor lain
Melihat orang lain cuan lebih banyak bisa bikin kamu stres. Padahal setiap orang punya portofolio, modal, dan tujuan yang berbeda.
Kenapa Overthinking Berbahaya Dalam Investasi
Overthinking bukan hanya memengaruhi mental, tapi juga hasil investasi kamu.
1. Kehilangan kesempatan tumbuh
Jika kamu terus menunda, kamu mungkin kehilangan harga yang bagus atau momentum pasar yang seharusnya bisa dimanfaatkan.
2. Memicu keputusan emosional
Ironisnya, semakin kamu berpikir, semakin besar kemungkinan terpengaruh emosi seperti takut kehilangan atau takut rugi.
3. Tidak punya arah jelas
Terlalu sering mengganti strategi menyebabkan portofolio tidak berkembang secara optimal.
4. Stress dan kelelahan finansial
Dikutip dari Business Mirror, tekanan mental akibat overthinking dapat menyebabkan financial fatigue, yaitu kelelahan dalam mengelola uang.
Cara Mengatasi Overthinking dalam Investasi
1. Buat rencana investasi yang sederhana
Rencana sederhana lebih mudah dieksekusi. Tentukan:
- tujuan investasi
- jangka waktu
- alokasi aset
- strategi beli/atur risiko
Jika kamu punya rencana, kamu tidak akan mudah terganggu oleh berita harian.
2. Gunakan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)
DCA membantu kamu membeli saham secara rutin tanpa harus menebak waktu terbaik masuk. Ini strategi sederhana yang sangat efektif mengurangi overthinking.
3. Kurangi konsumsi berita berlebihan
Pilih 2–3 sumber tepercaya saja. Terlalu banyak sumber akan membuat perspektifmu kabur.
4. Fokus pada jangka panjang
Pergerakan harian selalu naik-turun. Namun dalam jangka panjang, pasar cenderung bertumbuh seiring perkembangan ekonomi.
5. Batasi frekuensi cek portofolio
Cek terlalu sering hanya membuatmu panik. Atur jadwal, misalnya seminggu sekali.
6. Gunakan ETF untuk meminimalkan keraguan
Jika bingung memilih saham, ETF bisa jadi solusi. Dengan ETF, kamu berinvestasi pada banyak perusahaan sekaligus sehingga risikonya lebih stabil.
7. Kenali pola pikir negatif
Jika kamu sering berkata:
- “Takut salah beli”
- “Takut tidak untung”
- “Tunggu harga lebih pasti dulu”
Itu sinyal kamu sedang overthinking. Coba ganti dengan pola pikir yang lebih realistis:
- “Tidak ada keputusan sempurna”
- “Yang penting konsisten”
- “Risiko bisa dikelola, bukan dihindari total”
8. Evaluasi portofolio secara berkala, bukan impulsif
Buat jadwal bulanan atau kuartalan untuk menilai performa, bukan setiap kali harga naik-turun.
9. Pahami bahwa rugi kecil itu normal
Setiap investor pernah rugi. Bahkan Warren Buffett sekalipun. Kunci keberhasilan adalah proses jangka panjang, bukan satu keputusan saja.
Contoh Kasus yang Sering Terjadi
Investor A: Kebanyakan membaca analisis
Ia membaca berita tentang inflasi, resesi, dan prediksi harga saham. Karena bingung, ia menunda beli saham teknologi yang sebenarnya bagus. Tiga bulan kemudian, harga saham tersebut naik 20 persen.
Investor B: Takut masuk saat market hijau
Ia merasa harga sudah terlalu mahal. Saat pasar turun, ia takut turun terus. Akhirnya tidak pernah masuk sama sekali.
Kedua contoh ini menunjukkan bahwa overthinking justru membuat kamu kehilangan peluang.
Kesimpulan
Overthinking investasi adalah tantangan umum bagi banyak investor pemula maupun berpengalaman. Informasi terlalu banyak, ketakutan rugi, dan tekanan untuk selalu benar bisa membuat kamu sulit mengambil keputusan.
Investasi bukan tentang keputusan sempurna, tapi tentang kebiasaan sehat yang dilakukan terus-menerus. Yuk, mulai bangun kebiasaan finansial sehat untuk memastikan strategi investasi atau trading yang tepat.
Manfaatkan fitur-fitur modern dan kesempatan trading 24 jam lewat aplikasi Gotrade sekarang juga, dengan klik di sini.
FAQ
1. Apakah wajar kalau saya overthinking saat investasi?
Wajar. Banyak investor mengalami hal ini, terutama di awal perjalanan investasi.
2. Bagaimana cara mengurangi ketakutan salah beli?
Punya rencana jelas, gunakan DCA, dan fokus pada jangka panjang.
3. Apakah investasi cocok untuk orang yang mudah cemas?
Cocok, selama menggunakan strategi yang sesuai profil risiko dan tidak terlalu sering konsumsi berita.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











