Setiap fase kehidupan membawa prioritas dan tantangan keuangan yang berbeda. Karena itu, penting bagi investor untuk memiliki strategi investasi berdasarkan usia agar portofolio dan risiko bisa selaras dengan tujuan hidup.
Menurut Investopedia, prinsip utama dalam menyusun portofolio investasi adalah menyesuaikan antara horizon waktu, kemampuan menanggung risiko, dan kebutuhan likuiditas di setiap tahap kehidupan.
Semakin muda usia, semakin besar ruang untuk mengambil risiko demi pertumbuhan jangka panjang. Simak panduan lengkap dari Gotrade di bawah ini.
Strategi Investasi di Usia 20-an: Fokus pada Pertumbuhan dan Pembelajaran
Usia 20-an adalah masa terbaik untuk membangun pondasi keuangan dan mulai berinvestasi sedini mungkin.
Dengan horizon waktu yang panjang, investor muda memiliki keuntungan dari efek compound growth, yaitu bunga berbunga yang terus mempercepat pertumbuhan modal.
Ciri strategi di usia ini:
- Tujuan utama: akumulasi aset dan pembelajaran pasar.
- Profil risiko: agresif hingga moderat.
- Horizon waktu: 10–30 tahun.
Contoh portofolio ideal:
- 70–80% saham (lokal dan global, termasuk ETF teknologi dan consumer growth).
- 10–20% reksa dana pendapatan tetap atau obligasi.
- 10% dana tunai untuk darurat dan peluang pasar.
Tips penting:
- Gunakan strategi dollar-cost averaging (investasi rutin bulanan).
- Prioritaskan saham dengan pertumbuhan tinggi, seperti sektor teknologi, energi baru, atau kesehatan.
- Hindari spekulasi jangka pendek; fokus pada konsistensi investasi.
Menurut Corporate Finance Institute (CFI), investor muda yang berinvestasi secara rutin sejak usia 20 tahun dapat mengakumulasi lebih dari dua kali lipat kekayaan dibanding yang mulai setelah usia 30, bahkan dengan modal awal yang sama.
Strategi Investasi di Usia 30-an: Seimbangkan Pertumbuhan dan Stabilitas
Memasuki usia 30-an, fokus keuangan mulai bergeser. Biasanya, fase ini diiringi tanggung jawab lebih besar, seperti membeli rumah, menikah, atau memiliki anak. Artinya, risiko perlu mulai dikendalikan, meskipun pertumbuhan tetap penting.
Ciri strategi di usia ini:
- Tujuan utama: menjaga pertumbuhan sambil membangun keamanan keuangan.
- Profil risiko: moderat.
- Horizon waktu: 10–20 tahun.
Contoh portofolio ideal:
- 50–60% saham (gabungan antara saham growth dan blue chip stabil).
- 25–35% obligasi atau reksa dana pendapatan tetap.
- 10–15% aset alternatif (emas, reksa dana indeks global, atau real estate).
Tips penting:
- Diversifikasi lintas sektor dan wilayah untuk mengurangi volatilitas.
- Mulai membangun dana pendidikan dan dana pensiun jangka panjang.
- Rebalancing portofolio minimal setahun sekali agar komposisi tetap sesuai risiko.
Menurut Bloomberg Global Assets Outlook, investor di usia 30-an yang melakukan rebalancing rutin cenderung memiliki stabilitas portofolio 25% lebih baik dibanding mereka yang tidak melakukan penyesuaian sama sekali.
Strategi Investasi di Usia 40-an: Fokus pada Perlindungan dan Konsistensi
Di usia 40-an, prioritas utama mulai bergeser dari akumulasi ke perlindungan aset dan kestabilan pendapatan.
Investor di fase ini biasanya sudah memiliki aset signifikan, namun risiko pasar bisa lebih berdampak besar jika tidak dikelola hati-hati.
Ciri strategi di usia ini:
- Tujuan utama: menjaga nilai kekayaan dan mempersiapkan masa pensiun.
- Profil risiko: konservatif hingga moderat.
- Horizon waktu: 5–15 tahun.
Contoh portofolio ideal:
- 30–40% saham (blue chip atau dividend-paying stocks).
- 40–50% obligasi dan instrumen pendapatan tetap.
- 10–20% aset aman seperti deposito, emas, atau reksa dana pasar uang.
Tips penting:
- Kurangi eksposur pada saham spekulatif.
- Fokus pada aset yang memberikan arus kas rutin seperti dividen atau kupon obligasi.
- Siapkan dana likuid minimal 6–12 bulan dari total pengeluaran tahunan sebagai buffer jika terjadi krisis.
Investor yang mulai menggeser portofolio ke aset berpendapatan tetap di usia 40-an mengalami volatilitas 40% lebih rendah dibanding yang tetap agresif hingga pensiun.
Cara Menyesuaikan Risiko Sesuai Fase Hidup
1. Evaluasi risiko setiap 2–3 tahun.
Kebutuhan dan profil risiko berubah seiring waktu, jadi strategi juga harus disesuaikan.
2. Gunakan prinsip 100 minus usia.
Rumus sederhana untuk alokasi saham: Persentase saham = 100 - usia. Contoh: usia 30 → 70% saham, 30% aset konservatif.
3. Diversifikasi lintas instrumen.
Campurkan saham, obligasi, dan instrumen pasar uang untuk menghindari ketergantungan pada satu sumber return.
4. Utamakan tujuan jangka panjang.
Jangan panik terhadap fluktuasi jangka pendek. Fokus pada horizon waktu dan tujuan akhir.
Mindset untuk Pemula
Menentukan strategi investasi berdasarkan usia bukan hanya tentang pembagian aset, tetapi juga tentang memahami prioritas hidup di setiap fase.
Investor muda harus berani mengambil risiko untuk tumbuh, sementara investor yang lebih matang perlu menekankan stabilitas dan perlindungan modal.
Kuncinya adalah konsistensi dan adaptasi. Tetap disiplin berinvestasi sambil menyesuaikan portofolio ketika kondisi hidup dan pasar berubah.
Kesimpulan
Strategi investasi yang efektif selalu berubah seiring bertambahnya usia dan tujuan keuangan. Dengan menyesuaikan alokasi aset, mengelola risiko, dan melakukan evaluasi rutin, kamu bisa membangun portofolio investasi yang tumbuh stabil tanpa kehilangan arah.
Gunakan aplikasi Gotrade untuk mengembangkan dan memantau portofoliomu secara real-time, dari saham global hingga ETF, agar rencana keuanganmu tetap selaras dengan usia, tujuan, dan risiko pribadi.
FAQ
1. Apakah usia muda wajib agresif dalam berinvestasi?
Tidak wajib, tapi secara umum investor muda punya waktu lebih panjang untuk menghadapi risiko dan memanfaatkan pertumbuhan jangka panjang.
2. Kapan waktu terbaik untuk mulai menurunkan risiko?
Biasanya di usia 40-an, saat fokus bergeser dari pertumbuhan ke stabilitas aset.
3. Apakah strategi investasi perlu berubah jika tujuan keuangan berubah?
Ya, perubahan tujuan, seperti membeli rumah atau dana pendidikan anak, harus diikuti dengan penyesuaian portofolio dan risiko.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











