Pernahkah kamu melihat grafik saham yang awalnya naik stabil, lalu tiba-tiba berbalik turun tajam? Bagi trader berpengalaman, momen seperti itu jarang terjadi tanpa peringatan. Pasalnya, pasar biasanya memberikan sinyal terlebih dahulu lewat pola chart bearish, yaitu formasi visual yang menandakan potensi pembalikan arah dari tren naik ke tren turun.
Melansir GTF, pola-pola ini disebut juga reversal pattern, karena menandakan berakhirnya tren bullish dan dimulainya tekanan jual baru.
Di artikel ini, Gotrade akan membahas 5 pola chart bearish paling umum, cara mengenalinya, dan bagaimana menggunakannya untuk mengambil keputusan trading yang lebih akurat.
Apa Itu Pola Chart Bearish?
Pola chart bearish adalah formasi harga pada grafik saham atau aset yang menandakan potensi pembalikan tren dari naik (bullish) menjadi turun (bearish).
Pola ini terbentuk karena psikologi pasar: saat pembeli mulai kehilangan tenaga dan penjual mengambil alih momentum.
Dalam analisis teknikal, trader memanfaatkan pola-pola ini untuk:
- Mengonfirmasi akhir dari tren naik.
- Menentukan area exit atau ambil untung sebelum harga jatuh.
- Menyiapkan posisi short untuk memanfaatkan potensi penurunan harga.
Pola reversal bearish bisa muncul di semua time frame, dari harian hingga mingguan, namun semakin panjang periode waktunya, semakin kuat sinyal pembalikannya.
5 Pola Chart Bearish
1. Double Top
Pola double top termasuk sinyal bearish klasik yang paling mudah dikenali.
Grafiknya menunjukkan dua puncak harga (high) yang hampir sama tinggi, dengan lembah di antaranya.
Ciri-ciri utama:
- Harga membentuk puncak pertama, lalu terkoreksi sementara.
- Naik lagi ke puncak kedua, tapi gagal menembus level sebelumnya.
- Setelah itu, harga turun menembus neckline (garis lembah di tengah).
Maknanya:
Kegagalan menembus puncak sebelumnya menunjukkan kelelahan tren naik. Saat harga menembus neckline, itu sinyal kuat bahwa pasar berbalik arah menjadi bearish.
Contoh nyata:
Dilansir dari MarketWatch, pola double top sempat muncul pada saham Netflix tahun 2022 sebelum koreksi besar pasca-laporan pendapatan yang mengecewakan.
2. Head and Shoulders
Head and shoulders adalah salah satu pola reversal bearish yang paling dipercaya oleh trader teknikal profesional.
Strukturnya menyerupai bahu kiri, kepala, dan bahu kanan, dengan neckline sebagai batas bawah yang menjadi area kunci.
Ciri-ciri utama:
- Harga naik membentuk bahu kiri, lalu turun sebentar.
- Kembali naik membentuk kepala (puncak tertinggi).
- Naik lagi tapi hanya sampai bahu kanan (lebih rendah dari kepala).
- Setelah itu, harga turun menembus neckline.
Maknanya:
Pola ini menunjukkan momentum bullish mulai melemah secara bertahap. Saat neckline ditembus, sering kali diikuti dengan peningkatan volume jual, tanda jelas bahwa tekanan jual mendominasi.
Tips praktis:
Gunakan measured move technique untuk memperkirakan target penurunan, yaitu jarak antara kepala dan neckline dikurangi dari titik tembus.
3. Rising Wedge
Rising wedge atau irisan naik sering terlihat menipu, karena harga masih naik, tetapi sebenarnya sinyal bearish sedang terbentuk.
Ciri-ciri utama:
- Harga bergerak naik dalam kanal menyempit (higher highs dan higher lows).
- Volume perdagangan menurun seiring pergerakan harga.
- Pola selesai saat harga menembus sisi bawah wedge.
Maknanya:
Rising wedge menunjukkan bahwa setiap kenaikan harga mulai kehilangan kekuatan.
Penurunan volume menandakan partisipasi pembeli melemah. Begitu harga keluar dari wedge ke bawah, biasanya diikuti penurunan tajam.
Insight:
Melansir StockCharts, pola rising wedge sering muncul menjelang akhir bull run, khususnya di saham-saham teknologi besar menjelang rilis laporan keuangan.
4. Bearish Engulfing
Dalam pola candlestick, bearish engulfing adalah salah satu sinyal pembalikan paling cepat dan kuat.
Ciri-ciri utama:
- Terjadi di puncak tren naik.
- Candle pertama berwarna hijau (bullish).
- Candle berikutnya merah (bearish) dengan body lebih panjang dan “menelan” body candle sebelumnya.
Maknanya:
Candle merah besar menunjukkan perubahan dominasi pasar, dari pembeli ke penjual.
Jika muncul dengan volume besar, pola ini menandakan tekanan jual yang signifikan dan potensi pembalikan tren jangka pendek.
5. Descending Triangle
Descending triangle biasanya dianggap pola continuation bearish, tapi jika muncul setelah tren naik, bisa juga menandakan reversal.
Ciri-ciri utama:
- Terdapat garis bawah datar (support) dan garis atas menurun (resistance).
- Harga terus mengetes support tapi gagal menembus resistance.
- Saat akhirnya tembus ke bawah, sinyal bearish dikonfirmasi.
Maknanya:
Formasi ini menunjukkan penjual lebih agresif dibanding pembeli. Tiap kali harga naik, titik tertingginya makin rendah, tanda tekanan jual meningkat.
Tips:
Gunakan volume untuk konfirmasi. Penurunan volume saat konsolidasi diikuti lonjakan volume saat breakdown memperkuat validitas pola.
Cara Menggunakan Pola Chart Bearish Secara Efektif
- Konfirmasi dengan indikator lain: Jangan hanya bergantung pada bentuk pola. Gunakan RSI, MACD, atau volume sebagai konfirmasi arah momentum.
- Tunggu breakout valid: Sinyal bearish dianggap sah hanya jika harga benar-benar menembus area support atau neckline dengan volume signifikan.
- Atur stop loss dengan disiplin: Dalam trading, akurasi bukan segalanya, manajemen risiko tetap kunci utama. Letakkan stop loss di atas area resistance terdekat.
- Gunakan time frame besar untuk validasi tren utama: Pola di chart harian lebih kuat dibanding intraday karena mencerminkan sentimen jangka menengah.
Kesimpulan
Mengenali pola chart bearish adalah keterampilan penting bagi setiap trader yang serius ingin mengelola risiko dan melindungi profit.
Dengan memadukan pemahaman pola reversal dan indikator konfirmasi, kamu bisa mengambil keputusan lebih objektif dan menghindari bull trap yang sering menjebak trader pemula.
Kalau kamu ingin berlatih membaca pola chart langsung dari saham-saham AS populer, mulai trading di Gotrade sekarang, aplikasi yang memudahkan kamu belajar technical analysis sambil investasi mulai dari Rp16.000 saja.
Klik tombol di bawah untuk download dan mulai investasi!
FAQ
1. Apakah pola chart bearish selalu akurat?
Tidak selalu, tapi tingkat akurasinya meningkat jika dikonfirmasi dengan volume dan indikator momentum lain.
2. Apakah pola bearish bisa muncul di pasar sideways?
Bisa, tapi sinyalnya lemah. Pola bearish lebih valid saat muncul setelah tren naik yang kuat.
3. Apa pola bearish paling kuat?
Head and shoulders dan double top sering dianggap paling kuat karena menandakan perubahan tren jangka menengah yang jelas.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











