Tertarik pada investasi syariah, tapi masih bingung bagaimana menyusun portofolio yang tepat? Sama seperti investasi saham pada umumnya kamu harus memastikan komposisinya sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.
Tanpa perencanaan yang jelas, portofolio syariah bisa terasa aman secara prinsip, tetapi kurang efektif secara strategi.
Karena itu, memahami cara menentukan portofolio syariah menjadi langkah penting, terutama bagi investor pemula. Dengan pendekatan yang terstruktur, investasi syariah bisa dijalankan secara disiplin dan tetap selaras dengan prinsip keuangan Islam.
Kenali Profil Risiko sebelum Investasi
Langkah pertama dalam menyusun portofolio syariah adalah mengenali profil risiko. Profil risiko mencerminkan seberapa besar toleransi kamu terhadap fluktuasi nilai investasi.
Contoh profil risikonya adalah:
- Investor dengan profil konservatif biasanya lebih nyaman dengan pergerakan nilai yang stabil.
- Sementara itu, investor moderat dan agresif cenderung siap menghadapi naik turun harga demi hasil jangka panjang.
Menurut hasil riset Morgan Stanley, penyesuaian risiko adalah bagian penting agar investasi tidak menimbulkan tekanan emosional berlebihan.
Dengan memahami profil risiko, kamu bisa menentukan porsi aset syariah yang sesuai tanpa melanggar batas kenyamanan pribadi.
Kenali Jenis Aset dalam Portofolio Syariah
Saham syariah
Saham syariah adalah saham perusahaan yang aktivitas usaha dan struktur keuangannya sesuai prinsip syariah.
Investor mendapatkan kepemilikan perusahaan dan berpartisipasi dalam kinerja bisnisnya.
Saham syariah cocok untuk investor yang memiliki horizon waktu menengah hingga panjang dan siap menghadapi fluktuasi pasar.
Reksa dana syariah
Reksa dana syariah mengumpulkan dana investor untuk dikelola oleh manajer investasi sesuai prinsip syariah. Instrumen ini sering dipilih pemula karena lebih praktis dan terdiversifikasi.
Reksa dana syariah membantu mengurangi ketergantungan pada satu aset dan cocok untuk investor yang belum ingin mengelola portofolio secara aktif.
Emas syariah
Emas syariah sering digunakan sebagai aset pelindung nilai dalam portofolio. Pergerakannya cenderung berbeda dengan saham, sehingga membantu menyeimbangkan risiko.
Dalam investasi syariah, transaksi emas harus memenuhi prinsip kepemilikan nyata dan tidak bersifat spekulatif.
Susun Portofolio Syariah dengan Seimbang
Setelah mengenal jenis aset, langkah berikutnya adalah menyusun kombinasi yang seimbang.
Tidak ada komposisi yang berlaku untuk semua orang, tetapi prinsip dasarnya adalah menyebar risiko ke beberapa aset:
a. Investor konservatif biasanya memberi porsi lebih besar pada reksa dana syariah dan emas syariah.
b. Investor moderat dapat mengombinasikan reksa dana syariah dengan saham syariah.
c. Sementara itu, investor agresif cenderung memberi porsi lebih besar pada saham syariah.
Pendekatan ini membantu portofolio tetap stabil ketika salah satu aset mengalami tekanan pasar.
Diversifikasi dalam Portofolio Syariah
Diversifikasi adalah kunci dalam pengelolaan aset syariah. Diversifikasi tidak hanya berarti memiliki banyak instrumen, tetapi juga memastikan aset berasal dari sektor dan karakter yang berbeda.
Melansir Good Finance, portofolio yang terdiversifikasi cenderung lebih tahan terhadap guncangan sektor tertentu.
Misalnya, tekanan pada sektor teknologi bisa diimbangi oleh kinerja sektor konsumsi atau komoditas.
Bagi investor syariah, diversifikasi juga membantu menjaga portofolio tetap sesuai prinsip sekaligus lebih adaptif terhadap perubahan pasar.
Evaluasi Portofolio secara Berkala
Portofolio syariah tidak bersifat statis. Perubahan kondisi pasar, kinerja aset, atau situasi keuangan pribadi dapat memengaruhi komposisi yang ideal.
Selain itu, status syariah suatu aset bisa berubah seiring perubahan bisnis atau struktur keuangan perusahaan. Evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan aset tetap sesuai prinsip.
Melakukan evaluasi secara rutin membantu investor menyesuaikan porsi aset tanpa harus bereaksi berlebihan terhadap pergerakan jangka pendek.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Beberapa kesalahan yang dilakukan investor syariah antara lain:
Terlalu fokus pada 1 aset
Salah satu kesalahan umum adalah terlalu fokus pada satu jenis aset karena dianggap paling aman atau paling menarik.
Pendekatan ini justru meningkatkan risiko konsentrasi.
Tidak sesuai tujuan keuangan
Kesalahan lain adalah tidak menyesuaikan portofolio dengan tujuan keuangan. Portofolio untuk dana pendidikan tentu berbeda dengan portofolio untuk pensiun.
Dengan menghindari kesalahan ini, investor bisa menjalankan investasi syariah dengan lebih terarah dan konsisten.
Kesimpulan
Menentukan portofolio investasi syariah membutuhkan pemahaman tentang profil risiko, jenis aset syariah, dan pentingnya diversifikasi. Dengan kombinasi saham syariah, reksa dana syariah, dan emas syariah yang disesuaikan kebutuhan, investor dapat membangun portofolio yang lebih seimbang.
Evaluasi berkala menjadi bagian penting agar portofolio tetap relevan dan sesuai prinsip.
Jika kamu ingin mulai menyusun portofolio syariah dengan akses ke saham dan ETF global yang bisa disesuaikan preferensi investasimu, kamu bisa mempelajarinya melalui Gotrade.
Dengan proses yang praktis dan tampilan yang mudah digunakan, Gotrade mendukung kamu membangun investasi syariah secara bertahap dan disiplin.
FAQ
1. Apakah portofolio syariah cocok untuk pemula?
Ya, asalkan dimulai dengan profil risiko yang jelas dan aset yang terdiversifikasi.
2. Berapa jumlah aset ideal dalam portofolio syariah?
Tidak ada angka pasti, yang penting risikonya tersebar dengan baik.
3. Apakah portofolio syariah perlu dievaluasi rutin?
Ya, untuk memastikan kinerja dan kepatuhan terhadap prinsip syariah.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











