Price/Earnings to Growth Ratio (PEG): Arti, Rumus, dan Cara Baca

Ketika kamu menilai apakah sebuah saham layak dibeli, indikator klasik seperti P/E ratio (Price to Earnings) sering menjadi acuan. Namun, rasio ini punya kelemahan, yaitu tidak memperhitungkan seberapa cepat laba perusahaan tumbuh. Untuk itulah investor profesional sering menggunakan PEG Ratio atau Price/Earnings to Growth ratio untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang valuasi saham.

Artikel ini akan membahas apa itu PEG Ratio, bagaimana cara menghitungnya, cara membaca hasilnya, serta bagaimana menggunakannya untuk menentukan apakah saham termasuk undervalued atau overvalued.

Apa Itu PEG Ratio?

PEG Ratio adalah metrik valuasi yang digunakan untuk menilai apakah harga saham sebanding dengan potensi pertumbuhan laba perusahaan.

Rasio ini dikembangkan untuk menyempurnakan P/E ratio dengan menambahkan faktor pertumbuhan (growth). Perbedaannya, menurut Investopedia, adalah:

  • P/E Ratio hanya menunjukkan berapa kali lipat harga saham dibandingkan laba per saham (EPS).
  • PEG Ratio menambahkan konteks: apakah pertumbuhan laba tersebut cukup tinggi untuk membenarkan valuasi itu.

Dengan demikian, Rasio PEG membantu investor memahami apakah mereka membayar harga yang “adil” untuk tingkat pertumbuhan yang diharapkan.

Rumus Dasar PEG Ratio

Mengutip Corporate Finance Institute, rumusnya sederhana, yakni:

PEG = P/Ratio : Growth Rate

Keterangan:

  • P/E Ratio = Harga saham / Laba per saham (EPS)
  • Growth Rate = Pertumbuhan laba tahunan yang diperkirakan (dalam %)

Contoh:
Jika sebuah saham memiliki P/E = 20 dan pertumbuhan laba 10% per tahun, maka:

PEG = 20 ÷ 10 = 2

Artinya, saham tersebut memiliki PEG Ratio sebesar 2, yang bisa diinterpretasikan sebagai valuasi relatif mahal dibandingkan pertumbuhan labanya.

Cara Menginterpretasikan PEG Ratio

Interpretasi PEG Ratio biasanya mengikuti prinsip umum berikut:

Nilai PEGInterpretasi Umum
PEG < 1Saham kemungkinan undervalued (murah dibanding pertumbuhan laba)
PEG ≈ 1Saham dinilai fair value (harga sebanding dengan pertumbuhan)
PEG > 1Saham kemungkinan overvalued (terlalu mahal dibanding pertumbuhan laba)

Namun, ini bukan aturan mutlak. PEG Ratio harus dilihat dalam konteks industri dan tahap pertumbuhan perusahaan.

Sebagai contoh, perusahaan teknologi dengan potensi pertumbuhan tinggi bisa tetap menarik walau PEG di atas 1, sedangkan perusahaan defensif seperti utilitas mungkin wajar memiliki PEG di bawah 1 karena pertumbuhannya lebih lambat.

Fungsi PEG Ratio dalam Analisis Saham

1. Membandingkan saham lintas industri

Dengan menambahkan faktor pertumbuhan, PEG Ratio membuat perbandingan antara dua perusahaan dengan P/E berbeda menjadi lebih adil.

Misalnya, perusahaan dengan P/E 30 tapi pertumbuhan 30% (PEG=1) bisa lebih menarik daripada perusahaan dengan P/E 15 tapi pertumbuhan hanya 5% (PEG=3).

2. Menghindari jebakan saham “murah palsu”

Saham dengan P/E rendah belum tentu murah jika pertumbuhan labanya stagnan. PEG membantu menghindari kesalahan ini dengan memperhitungkan potensi masa depan.

3. Membantu identifikasi saham growth yang layak

Investor growth investing bisa menggunakan PEG Ratio untuk menemukan perusahaan yang tumbuh cepat tapi belum terlalu mahal secara valuasi.

4. Menentukan waktu beli yang lebih tepat

Jika PEG turun mendekati 1 atau di bawahnya sementara prospek pertumbuhan masih kuat, itu bisa menjadi sinyal waktu yang baik untuk masuk.

Kelebihan PEG Ratio

  • Lebih komprehensif daripada P/E: karena mempertimbangkan pertumbuhan laba.
  • Mudah dihitung: hanya membutuhkan data P/E dan proyeksi pertumbuhan.
  • Relevan untuk saham growth: terutama di sektor teknologi, kesehatan, dan konsumer.
  • Bisa digunakan untuk screening cepat: membantu menyaring saham mana yang menarik untuk dianalisis lebih lanjut.

Keterbatasan PEG Ratio

Tidak ada metrik yang sempurna, begitu pula dengan PEG Ratio. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Bergantung pada estimasi pertumbuhan

Karena “growth rate” biasanya berdasarkan proyeksi analis, hasilnya bisa bias atau tidak akurat jika asumsi berubah.

2. Tidak memperhitungkan risiko

Dua perusahaan bisa punya PEG sama, tapi yang satu berisiko tinggi dan yang lain stabil. PEG tidak menilai stabilitas bisnis.

3. Tidak cocok untuk perusahaan tanpa laba

Perusahaan yang masih merugi (EPS negatif) tidak bisa dihitung menggunakan PEG Ratio.

4. Kurang efektif untuk sektor siklikal

Industri seperti komoditas atau transportasi punya fluktuasi laba besar, sehingga PEG bisa menyesatkan jika digunakan tanpa konteks.

Contoh Kasus Analisis PEG Ratio

Bayangkan kamu membandingkan dua perusahaan teknologi:

PerusahaanP/EGrowth (%)PEG
A40251.6
B30201.5

Sekilas, Perusahaan B tampak lebih murah karena memiliki PEG sedikit lebih rendah. Namun, jika perusahaan A memiliki keunggulan kompetitif lebih kuat dan potensi pertumbuhan lebih stabil, A bisa tetap lebih menarik secara jangka panjang.

Sementara di sisi lain, perusahaan dengan PEG < 1, seperti beberapa perusahaan ritel besar saat pandemi, sering dianggap undervalued dan menjadi incaran investor karena potensi rebound-nya tinggi.

Kesimpulan

PEG Ratio adalah alat sederhana namun efektif untuk menilai apakah harga saham sebanding dengan potensi pertumbuhan labanya. Dengan memperhitungkan faktor growth, investor bisa melihat gambaran yang lebih realistis dibanding hanya menggunakan P/E ratio semata.

Namun, Rasio PEG tidak boleh digunakan sendirian. Pastikan kamu juga memperhatikan kualitas bisnis, arus kas, dan prospek jangka panjang perusahaan.

Kalau kamu ingin tahu apakah sebuah saham benar-benar sepadan dengan pertumbuhannya, mulai terapkan analisis PEG Ratio dalam strategi investasimu.

Trading lewat Gotrade, kamu bisa langsung membandingkan valuasi berbagai saham AS, mulai investasi dari 1 Dolar AS, dan belajar menilai harga wajar perusahaan layaknya analis profesional.

FAQ

Apa itu PEG Ratio?
PEG Ratio adalah rasio valuasi yang membandingkan P/E ratio dengan tingkat pertumbuhan laba untuk menilai apakah saham overvalued atau undervalued.

Kapan sebuah saham dikatakan undervalued berdasarkan PEG Ratio?
Umumnya jika PEG < 1, saham tersebut dianggap undervalued, artinya harga saham belum mencerminkan potensi pertumbuhan labanya.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade