Dalam dunia saham, mengikuti arus sering kali lebih efektif daripada melawannya. Itulah prinsip dasar dari price momentum, strategi yang berfokus pada kekuatan tren harga dan mengendarainya selama mungkin sebelum tren berbalik arah.
Investor institusional maupun trader profesional kerap menggunakan pendekatan ini karena berbasis pada fakta statistik: saham yang naik cenderung terus naik dalam jangka pendek hingga menengah.
Lewat artikel ini, Gotrade akan menjelaskan apa itu momentum harga, bagaimana cara mengukurnya, serta strategi praktis untuk menggunakannya secara disiplin dalam trading maupun investasi.
Definisi Price Momentum
Price momentum adalah fenomena di mana harga saham yang telah mengalami kenaikan (atau penurunan) dalam periode tertentu cenderung melanjutkan arah pergerakannya. Strategi ini bukan sekadar menebak tren, tetapi mengonfirmasi kekuatan pergerakan harga yang sedang terjadi.
Melansir Investopedia, momentum trading berakar dari perilaku investor yang sering bereaksi lambat terhadap berita atau data fundamental, menyebabkan tren harga berlanjut lebih lama dari perkiraan.
Dengan kata lain, momentum menggambarkan kecepatan dan kekuatan pergerakan harga saham. Semakin kuat momentumnya, semakin besar peluang tren bertahan.
Cara Mengukur Momentum
Terdapat beberapa indikator populer yang digunakan untuk mengukur price momentum, baik untuk analisis teknikal jangka pendek maupun menengah.
1. Rate of Change (ROC)
ROC mengukur persentase perubahan harga dalam periode tertentu. Jika ROC positif dan meningkat, menunjukkan tren naik semakin kuat.
Rumus:
ROC = (Harga saat ini - Harga sebelumnya) / Harga sebelumnya × 100%
2. Relative Strength Index (RSI)
RSI menunjukkan apakah saham berada di area overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).
Nilai di atas 70 menandakan momentum kuat namun berisiko koreksi, sementara di bawah 30 menandakan potensi rebound.
3. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD mengukur perbedaan antara dua moving average (biasanya MA12 dan MA26) untuk melihat kekuatan tren.
Jika garis MACD menembus di atas sinyal dan histogram positif, momentum bullish sedang berlangsung.
4. Momentum Oscillator
Indikator ini memvisualisasikan percepatan tren harga.
Ketika bergerak di atas garis nol, tren naik sedang dominan; di bawah nol, tren menurun mengambil alih.
Strategi Trading Berbasis Momentum
Momentum bukan hanya soal masuk di saham yang sedang naik, tetapi juga tentang disiplin dalam mengikuti tren dan keluar tepat waktu.
1. Trend Following Entry
Masuk posisi setelah harga menembus level resistance dengan volume tinggi. Konfirmasi dengan indikator seperti MACD positif atau RSI > 50 untuk menghindari false breakout.
Contoh: Jika saham NVIDIA (NVDA) menembus resistance $130 dengan volume 2x rata-rata dan RSI naik ke 65, itu menandakan momentum bullish valid.
2. Gunakan Trailing Stop untuk Mengunci Profit
Momentum sering berlangsung lama, tetapi pembalikan bisa terjadi tiba-tiba. Gunakan trailing stop agar posisi tetap terbuka selama tren berjalan, sekaligus melindungi profit saat harga mulai berbalik.
3. Rotasi Momentum Antar Sektor
Dalam pasar yang dinamis, tidak semua sektor bergerak bersamaan. Investor dapat melakukan sector rotation, berpindah dari sektor yang momentumnya melemah (misalnya teknologi) ke sektor yang momentumnya menguat (misalnya energi atau finansial).
Melansir Groww, strategi rotasi berbasis momentum antar sektor terbukti memberikan hasil lebih baik pada fase ekspansi ekonomi dibanding strategi pasif.
4. Gunakan Timeframe Menengah (Daily/Weekly)
Momentum paling efektif diamati di timeframe harian atau mingguan untuk menghindari noise intraday.
Trader jangka pendek bisa memanfaatkan sinyal pullback untuk entry tambahan selama tren utama masih valid.
Risiko dan Kelemahan Strategi Momentum
Seperti strategi lainnya, momentum juga memiliki risiko yang perlu diwaspadai:
- Whipsaw Effect – Sinyal palsu saat pasar sideways.
- Overextension – Tren terlalu panjang bisa menyebabkan entry terlambat.
- Emotional Bias – Trader sering terjebak euforia dan lupa disiplin keluar.
Solusi: Gunakan kombinasi indikator konfirmasi (MACD, volume, RSI), serta tetapkan stop-loss berbasis volatilitas harga.
Tips Meningkatkan Akurasi Momentum Trading
- Fokus pada saham dengan volume besar dan volatilitas moderat.
- Gunakan indikator tambahan seperti OBV (On-Balance Volume) untuk melihat apakah pergerakan harga didukung arus modal.
- Jangan kejar harga (chasing the rally); tunggu retracement ringan sebelum entry.
- Tetap gunakan money management ketat: risiko maksimal 1–2% per transaksi.
Kesimpulan
Price momentum adalah strategi sederhana tetapi kuat yang memanfaatkan kekuatan tren untuk menghasilkan profit konsisten. Dengan mengenali sinyal teknikal seperti RSI, MACD, dan volume konfirmasi, kamu dapat mengikuti arah pasar dengan lebih percaya diri, bukan melawannya.
Gunakan disiplin sebagai kunci. Momentum trading bukan tentang menangkap puncak atau dasar, melainkan tetap berada di arah yang benar selama tren berlangsung.
Bangun strategi trading yang terukur bersama Gotrade, aplikasi investasi terbaik untuk memantau saham global, menguji ide momentum, dan mengasah disiplin investasi yang konsisten. Mulai trading cerdas hari ini, langsung lewat Gotrade apss!
FAQ
1. Apakah strategi momentum cocok untuk semua investor?
Tidak selalu. Strategi ini lebih cocok untuk trader aktif yang siap memantau pergerakan harga secara rutin.
2. Apa perbedaan momentum dengan trend following biasa?
Momentum berfokus pada kekuatan pergerakan harga, sementara trend following lebih pada arah jangka panjang tren.
3. Apakah momentum bisa dipakai di saham global?
Bisa. Banyak ETF dan indeks global seperti S&P 500 atau NASDAQ menunjukkan pola momentum yang konsisten di fase ekspansi pasar.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











