Salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh trader profesional adalah mean reversion. Strategi ini berangkat dari prinsip dasar bahwa harga aset cenderung akan “kembali ke rata-ratanya” setelah mengalami penyimpangan ekstrem baik naik terlalu tinggi atau turun terlalu dalam.
Dengan pendekatan ini, trader mencoba memanfaatkan momen ketika harga bergerak terlalu jauh dari nilai wajarnya. Bagaimana cara melakukannya?
Yuk, simak pemaparan lengkap dari Gotrade, dari prinsip mean reversion, indikator pendukung, kapan strategi ini efektif digunakan, risikonya, serta bagaimana kamu bisa menerapkannya.
Prinsip Mean Reversion
Mean reversion adalah konsep bahwa harga atau nilai suatu aset akan kembali ke rata-rata historisnya dari waktu ke waktu. “Rata-rata” ini bisa berupa rata-rata pergerakan harga (moving average), nilai intrinsik, atau level keseimbangan yang dianggap wajar oleh pasar.
Misalnya, jika harga saham biasanya bergerak di sekitar $100, tetapi tiba-tiba melonjak ke $120 tanpa alasan fundamental yang jelas, strategi mean reversion akan mengasumsikan harga akan turun kembali mendekati $100 dalam waktu tertentu.
Menurut CFI, Strategi ini berlawanan dengan pendekatan momentum trading, yang berfokus pada melanjutkan arah tren. Trader mean reversion justru mencari peluang ketika pasar terlalu bereaksi, baik karena euforia maupun kepanikan.
Cara Kerja Strategi Mean Reversion
- Identifikasi rata-rata harga historis (mean)
Biasanya menggunakan indikator seperti Moving Average (MA) untuk melihat garis rata-rata pergerakan harga. - Tentukan batas deviasi
Trader menggunakan alat seperti Bollinger Bands atau Standard Deviation untuk mengukur seberapa jauh harga sudah menyimpang dari rata-rata. - Cari peluang entry
Jika harga menyentuh atau menembus batas deviasi ekstrem (atas atau bawah), trader bersiap mengambil posisi berlawanan arah.- Saat harga terlalu tinggi → potensi sell (short).
- Saat harga terlalu rendah → potensi buy (long).
- Exit ketika harga kembali ke mean
Target profit biasanya diatur di sekitar garis rata-rata atau support/resistance terdekat.
Indikator Pendukung Strategi Mean Reversion
1. Bollinger Bands
Indikator ini menunjukkan rentang harga normal di sekitar moving average.
- Jika harga menyentuh band atas, pasar mungkin overbought.
- Jika harga menyentuh band bawah, pasar mungkin oversold.
Trader bisa memanfaatkan momen ini untuk mengambil posisi berlawanan arah dengan arah ekstrem, kata IG Group.
2. RSI (Relative Strength Index)
RSI mengukur kekuatan momentum harga.
- RSI di atas 70 menandakan potensi overbought.
- RSI di bawah 30 menandakan potensi oversold.
Ketika RSI ekstrem bertepatan dengan harga menjauh dari mean, peluang mean reversion meningkat.
3. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Membantu mendeteksi momentum harga yang mulai melemah. Ketika MACD menunjukkan divergensi terhadap harga, kemungkinan pembalikan arah meningkat.
4. Standard Deviation
Menilai seberapa volatil harga terhadap rata-ratanya. Semakin besar deviasi, semakin tinggi potensi reversion.
Kapan Strategi Mean Reversion Cocok Diterapkan
1. Saat pasar sideways
Strategi ini paling efektif di pasar yang tidak memiliki tren kuat. Saat harga bergerak dalam kisaran sempit, peluang untuk harga kembali ke rata-rata lebih tinggi.
2. Saat terjadi overreaction
Setelah rilis berita besar atau laporan keuangan, harga sering bergerak ekstrem. Trader mean reversion bisa memanfaatkan momen ketika euforia atau kepanikan mulai reda.
3. Pada saham dengan volatilitas tinggi tapi pola stabil
Beberapa saham cenderung berosilasi di sekitar kisaran tertentu. Misalnya, saham defensif yang stabil secara fundamental, tetapi sering mengalami fluktuasi teknikal jangka pendek.
4. Saat terjadi divergence indikator
Jika harga naik tetapi RSI atau MACD melemah, hal itu bisa menandakan momentum jenuh dan peluang mean reversion terbuka.
Risiko Strategi Mean Reversion
1. Harga bisa tetap menyimpang lebih lama
Pasar bisa “irrational longer than you can stay solvent.” Artinya, harga bisa terus bergerak ekstrem tanpa segera kembali ke rata-rata.
2. Tidak cocok di pasar trending
Jika pasar sedang dalam tren kuat, strategi mean reversion bisa menghasilkan false signal, karena harga mungkin tidak segera kembali ke mean.
3. Sulit menentukan titik “mean” yang akurat
Rata-rata yang salah, misalnya periode MA yang terlalu pendek atau panjang, bisa menghasilkan sinyal keliru.
4. Risiko overtrading
Terlalu sering menebak pantulan harga dapat membuat trader masuk posisi berlebihan tanpa konfirmasi yang cukup.
Contoh Mean Reversion
Misalnya saham Apple (AAPL) memiliki rata-rata harga 20 hari di $180.
- Harga naik ke $190 dan RSI mencapai 75 → sinyal overbought.
- Trader membuka posisi sell short dengan target harga kembali ke $180 (mean).
- Ketika harga turun ke $182 dan RSI kembali ke 50, posisi ditutup untuk mengamankan profit.
Sebaliknya, jika harga turun ke $170 dengan RSI di bawah 30, trader bisa mengambil posisi buy, mengantisipasi pantulan menuju rata-rata.
Tips Menggunakan Strategi Mean Reversion
- Gunakan konfirmasi dari lebih dari satu indikator, misalnya RSI dan Bollinger Bands.
- Hindari melawan tren besar tanpa sinyal valid dari timeframe lebih tinggi.
- Gunakan stop loss di luar area deviasi ekstrem untuk menghindari kerugian besar.
- Selalu sesuaikan ukuran posisi (position sizing) agar risiko tetap terkendali.
Kesimpulan
Mean reversion adalah strategi trading yang mengasumsikan harga akan kembali ke rata-rata setelah bergerak terlalu jauh. Strategi ini efektif di pasar sideways atau saat terjadi overreaction. Namun, disiplin dan konfirmasi sinyal sangat penting agar tidak terjebak di posisi berlawanan dengan tren utama.
Setelah memahami prinsip mean reversion, kamu bisa mulai menerapkannya saat trading saham Apple hingga Tesla via Gotrade. Dengan modal mulai 1 dolar AS, kamu dapat berlatih membaca pola harga dan menguji strategi ini di pasar global secara praktis dan aman.
FAQ
Apakah strategi mean reversion cocok untuk semua saham?
Tidak selalu. Strategi ini lebih cocok untuk saham yang cenderung bergerak dalam kisaran stabil, bukan saham dengan tren panjang dan volatilitas ekstrem.
Apakah mean reversion bisa dikombinasikan dengan strategi lain?
Ya. Banyak trader menggabungkannya dengan analisis tren atau volume untuk meningkatkan akurasi sinyal entry dan exit.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.