Quantitative Easing (QE): Definisi, Dampak, dan Risiko

Quantitative easing (QE) adalah salah satu kebijakan moneter tidak konvensional yang digunakan oleh bank sentral, termasuk The Fed (Federal Reserve Amerika Serikat), untuk merangsang perekonomian ketika cara tradisional sudah tidak lagi efektif.

Konsep ini sering muncul saat krisis, di mana bank sentral ingin menambah likuiditas pasar dan menekan suku bunga jangka panjang.

Bagi investor, memahami quantitative easing sangat penting, karena kebijakan ini memiliki pengaruh besar terhadap harga saham, obligasi, hingga nilai tukar mata uang. Simak pemaparan selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Quantitative Easing?

Quantitative easing adalah kebijakan moneter di mana bank sentral mencetak uang baru secara elektronik dan menggunakannya untuk membeli aset keuangan, biasanya obligasi pemerintah dan surat berharga berbasis aset.

Tujuan utama QE, menurut Fed, adalah:

  • Meningkatkan likuiditas pasar keuangan.
  • Menurunkan suku bunga jangka panjang.
  • Mendorong pinjaman dan investasi.
  • Menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Dengan kata lain, QE adalah cara bank sentral “menyuntikkan” uang langsung ke sistem keuangan agar roda ekonomi kembali berputar.

Sejarah Implementasi Quantitative Easing

Sejarah dan contoh penerapan QE di berbagai belahan dunia, dilansir dari Investopedia, adalah:

Jepang (2001–2006)

Negara pertama yang menerapkan QE modern adalah Jepang. Setelah menghadapi “Dekade yang Hilang” (lost decade) akibat krisis aset, Bank of Japan membeli obligasi pemerintah untuk mengatasi deflasi.

Amerika Serikat (2008–2014)

The Fed menggunakan QE dalam skala besar saat krisis finansial global 2008. Tiga putaran QE (QE1, QE2, QE3) dilakukan dengan membeli triliunan dolar obligasi pemerintah dan mortgage-backed securities. Hasilnya, pasar keuangan pulih, perbankan lebih stabil, dan ekonomi AS kembali tumbuh.

Eropa (2015–2018)

ECB (European Central Bank) meluncurkan QE untuk memerangi deflasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi Uni Eropa.

Pandemi COVID-19 (2020)

The Fed kembali meluncurkan QE dalam skala masif, membeli obligasi dan aset lain untuk menjaga stabilitas pasar saat ekonomi global terguncang oleh pandemi.

Dampak Quantitative Easing Terhadap Pasar

Dampak ke saham

  • Positif: Likuiditas berlimpah membuat investor lebih berani membeli aset berisiko, sehingga harga saham naik.
  • Efek kekayaan (wealth effect): Ketika harga saham naik, investor merasa lebih kaya, mendorong konsumsi dan investasi lebih lanjut.
  • Contoh nyata: Setelah QE pasca-2008, indeks S&P 500 melonjak berlipat ganda dalam satu dekade.

Dampak ke obligasi

  • Harga obligasi naik: Karena The Fed membeli obligasi dalam jumlah besar, permintaan meningkat sehingga harga naik.
  • Yield turun: Harga obligasi naik berarti imbal hasil (yield) menurun, membuat biaya pinjaman jangka panjang lebih murah.
  • Dampak global: Investor asing mencari obligasi negara lain dengan yield lebih tinggi, sehingga arus modal internasional meningkat.

Dampak ke mata uang

  • QE biasanya melemahkan mata uang domestik karena suplai uang bertambah.
  • Dolar AS sempat melemah saat periode QE, tetapi juga bergantung pada kondisi global dan perbandingan dengan kebijakan bank sentral lain.

Risiko Quantitative Easing

1. Inflasi tinggi

Jika likuiditas berlebih tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi, harga barang bisa melonjak. Walau QE awalnya ditujukan untuk melawan deflasi, efek jangka panjangnya bisa memicu inflasi tinggi.

2. Bubble aset

Likuiditas yang mengalir ke pasar saham, properti, atau obligasi bisa menciptakan harga aset yang terlalu tinggi (overvalued). Saat bubble pecah, risikonya sangat besar.

3. Ketergantungan pasar

Investor bisa menjadi terlalu bergantung pada stimulus bank sentral. Setiap kali The Fed memberi sinyal mengurangi QE (tapering), pasar sering bereaksi negatif.

4. Ketidaksetaraan ekonomi

QE cenderung lebih menguntungkan pemilik aset besar (saham, obligasi, properti) dibanding masyarakat umum, sehingga memperlebar kesenjangan kekayaan.

5. Exit strategy sulit

Menghentikan QE atau menarik kembali likuiditas bisa mengguncang pasar. The Fed harus berhati-hati agar tidak menciptakan gejolak finansial saat mengurangi neracanya.

Apa yang Bisa Dipelajari Investor dari QE?

  • Saham cenderung naik saat QE aktif karena likuiditas melimpah. Namun, investor harus tetap waspada bubble.
  • Obligasi jangka panjang menjadi mahal karena yield ditekan rendah. Investor bisa mencari alternatif obligasi negara berkembang dengan imbal hasil lebih tinggi.
  • Diversifikasi penting: Jangan hanya bergantung pada euforia pasar saat QE, tetap seimbangkan portofolio dengan aset defensif.
  • Pahami kebijakan The Fed: Kalender rapat FOMC (Federal Open Market Committee) menjadi acuan utama untuk memprediksi arah kebijakan moneter.

Kesimpulan

Quantitative easing adalah kebijakan moneter tidak konvensional di mana bank sentral, seperti The Fed, membeli aset keuangan untuk menambah likuiditas pasar dan menurunkan suku bunga jangka panjang. QE terbukti membantu pemulihan ekonomi pasca-krisis, tetapi juga membawa risiko seperti inflasi, bubble aset, dan ketergantungan pasar terhadap stimulus.

Bagi investor, memahami QE sangat penting karena kebijakan ini berdampak langsung pada harga saham, obligasi, dan nilai tukar. Kuncinya adalah tidak terbawa euforia, tetap disiplin dengan strategi investasi, dan fokus pada nilai fundamental jangka panjang.

Kalau kamu ingin berinvestasi dengan pendekatan fundamental, salah satunya melalui value investing, gunakan platform yang aman dan transparan.

Dengan trading di Gotrade, kamu bisa praktikkan berbagai strategi fundamental di saham-saham AS hanya mulai dari 1 Dolar saja.

FAQ

Apa itu quantitative easing?
Quantitative easing adalah kebijakan moneter di mana bank sentral membeli aset keuangan, seperti obligasi pemerintah, untuk menambah likuiditas dan menurunkan suku bunga jangka panjang.

Apa dampak QE bagi pasar saham?
QE biasanya mendorong harga saham naik karena likuiditas meningkat, investor lebih berani mengambil risiko, dan biaya pinjaman lebih murah.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade