Banyak trader mencari cara menggunakan risk reward ratio karena rasio inilah yang menentukan apakah sebuah setup swing trading layak diambil atau tidak. Tanpa risk reward ratio (RRR) yang jelas, seorang trader bisa menang lebih sering tetapi tetap merugi karena kerugiannya selalu lebih besar dari keuntungannya.
Untuk kamu yang ingin melakukan swing trading secara lebih terukur, memahami RR ideal, stop placement yang benar, serta target zone menjadi fondasi utama.
Lewat artikel ini, Gotrade akan membahas cara menentukan RRR yang sehat dengan lengkap.
Mengapa Risk Reward Ratio Penting dalam Swing Trading?
RRR adalah perhitungan yang menunjukkan seberapa besar potensi keuntungan dibandingkan risiko yang bersedia ditanggung trader.
Banyak trader profesional biasanya tidak mengambil posisi dengan rasio Risk Reward kurang dari 1:2, karena probabilitas jangka panjang menjadi jauh lebih menguntungkan.
Manfaat memahami RRR, menurut Oanda, antara lain:
- membantu memilih trade terbaik
- menjaga konsistensi hasil
- menghindari entry impulsif
- mempermudah evaluasi performa trading
Dalam swing trading, RRR sangat penting karena durasi trade biasanya beberapa hari dan risiko harus diatur sejak awal.
Risk Reward Ratio Ideal untuk Swing Trading
1. RR minimum 1:2
Bagi swing trader pemula, target minimal RRR adalah 1:2.
Artinya:
- risiko US$50 → target keuntungan US$100
- risiko US$100 → target keuntungan US$200
Ini memberi ruang kesalahan karena meski win rate rendah, profit masih bisa positif.
2. RR 1:3 untuk setup momentum
Jika tren kuat, market memberikan peluang lebih besar.
RR 1:3 atau lebih cocok untuk:
- trend-following setups
- breakout dengan retest
- pullback sehat di EMA20
3. Hindari RR di bawah 1:1
RR kurang dari 1:1 membuat sebuah trade tidak layak karena:
- profit terlalu kecil
- risiko terlalu besar
- tidak sustainable dalam jangka panjang
Trader profesional hanya mengambil setup yang memiliki probabilitas dan reward yang masuk akal.
Cara Menempatkan Stop Loss untuk RR Efektif
Stop loss harus ditempatkan secara objektif, bukan berdasarkan “feeling”.
1. Stop di bawah swing low (untuk tren naik)
Cara paling sederhana dan efektif:
- taruh stop loss di bawah swing low terakhir
- pastikan ada ruang wajar dari noise
Swing low adalah titik validasi tren. Jika ditembus, setup tidak lagi valid.
2. Stop di bawah EMA20 atau EMA50
Untuk trader yang menggunakan EMA sebagai panduan tren:
- EMA20 → tren kuat, stop lebih ketat
- EMA50 → tren stabil, stop lebih lebar
Stop berdasarkan EMA biasanya lebih cocok untuk swing trading menengah.
3. Stop berdasarkan ATR (volatilitas)
ATR (Average True Range) memberi gambaran volatilitas harian.
Rumus yang sering dipakai adalah:
Stop = Entry – (1.5 × ATR) atau Entry – (2 × ATR) untuk ruang lebih aman.
Pendekatan ATR membantu menghindari stop loss terlalu ketat saat volatilitas tinggi.
Cara Menentukan Target Zone untuk Swing Trading
Target zone harus realistis dan berdasarkan struktur pasar.
1. Target di resistance HTF
Gunakan area resistance pada timeframe Daily atau 4H.
Keuntungannya:
- lebih stabil
- peluang profit lebih besar
- selaras dengan swing structure
2. Gunakan kelipatan RR
Jika stop loss sudah ditentukan: ambil TP di RR 1:2 atau 1:3.
Scaling out juga bisa dilakukan. Pendekatan ini sangat cocok untuk trader yang ingin konsisten.
3. Target berdasarkan Fibo extension
Fibo level yang sering digunakan swing trader:
- 1.272
- 1.618
Level ini cocok untuk tren kuat dan momentum yang besar.
Cara Mengombinasikan RR, Stop, dan Target untuk Trade Berkualitas
Berikut langkah membuat keputusan swing trading yang objektif:
1. Tentukan area entry
Misalnya entry di US$50 setelah pullback sehat.
2. Tentukan stop loss objektif
Stop di bawah swing low:
- swing low = US$48
- stop loss = US$47.70
- Risiko = US$2.30 per saham.
3. Tentukan target berdasarkan RR
- RR 1:2 → target minimal US$50 + (2 × 2.30) = US$54.60
- RR 1:3 → target US$57.
Jika target berada di resistance besar, kualitas trade semakin kuat.
4. Pastikan struktur mendukung
Trade layak jika:
- tren naik
- volume mendukung
- tidak ada berita besar kontra
RR hanya efektif jika struktur mendukung skenario.
Checklist Risk–Reward Ratio untuk Swing Trading Efektif
Gunakan checklist ini sebelum entry:
- RR minimal 1:2?
- stop loss objektif, bukan emosional?
- target realistis berdasarkan struktur?
- entry dekat area value (pullback atau retest)?
- risk per trade tidak melebihi batas kamu?
- apakah setup sesuai playbook?
Checklist ini membantu meningkatkan konsistensi swing trader.
Kesimpulan
Memahami cara menggunakan risk reward ratio adalah langkah penting dalam swing trading. Dengan menentukan RR ideal, stop placement yang objektif, dan target zone yang realistis, kamu bisa meningkatkan kualitas setiap trade.
Swing trading yang efektif bukan hanya soal menang, tetapi bagaimana mengelola risiko agar hasil jangka panjang tetap positif dan stabil.
Bangun kebiasaan trading yang lebih terukur dengan akses mudah ke saham dan ETF Amerika.
Download Gotrade dan mulai trading mulai dari US$1 dengan fitur yang modern untuk pemula maupun trader berpengalaman.
FAQ
1. Apakah RR 1:2 wajib untuk semua trade?
Tidak wajib, tetapi sangat direkomendasikan untuk swing trading pemula.
2. Bagaimana mengetahui target realistis?
Gunakan struktur resistance, kelipatan RR, atau Fibo extension.
3. Apakah RR tinggi selalu lebih baik?
Tidak selalu. RR tinggi tetapi peluang kecil juga bukan trade berkualitas.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











