Mengapa Saham Dividen Tinggi Kadang Lebih Berisiko?

Banyak investor pemula sering tertarik pada saham dividen tinggi karena terlihat menjanjikan: bayangkan saja, menerima aliran dividen rutin seperti gaji tambahan hanya dengan memiliki saham. Namun, tidak semua yang tampak manis itu aman.

Yield yang terlihat sangat besar bisa menyembunyikan masalah fundamental di balik perusahaan. Oleh karena itu, memahami keuntungan sekaligus risiko saham dividen tinggi adalah kunci agar keputusan investasi tetap sehat.

Simak pemaparan selengkapnya dari Gotrade di bawah ini.

Apa Itu High Dividend Yield?

Secara sederhana, dividen yield adalah rasio dividen per saham dibanding harga saham. Jika sebuah perusahaan memberikan dividen USD 5 per tahun dan harga sahamnya USD 50, maka yield-nya 10%.

Semakin tinggi yield, semakin besar potensi pemasukan rutin bagi pemegang saham. Namun, investor harus berhati-hati, sebab yield tinggi bisa jadi sinyal positif, tapi juga bisa menandakan risiko dividen yang besar.

Keuntungan Saham Dividen Tinggi

Bukan berarti saham dengan dividen tinggi selalu buruk. Ada beberapa keuntungan yang membuatnya tetap diminati:

  • Pendapatan pasif rutin: investor bisa memperoleh cash flow stabil, cocok untuk pensiunan atau mereka yang mencari income jangka pendek.
  • Potensi stabilitas harga: jika perusahaan memang sehat, dividen rutin bisa memberi dukungan psikologis bagi investor sehingga harga saham relatif stabil.
  • Hedging terhadap inflasi: dividen tunai membantu menjaga daya beli di tengah inflasi.
  • Menambah kepercayaan investor: perusahaan yang rutin membayar dividen umumnya dianggap memiliki arus kas sehat.
  • Sumber return ganda: selain dari kenaikan harga saham, dividen juga menambah total return portofolio.

Investor berpengalaman biasanya menganggap dividen sebagai “bonus” dari strategi jangka panjang. Namun, bonus ini harus datang dari perusahaan yang benar-benar mampu menjaga stabilitas pembayaran dividen.

Jebakan dan Risiko Saham Dividen Tinggi

Meski terdengar menggiurkan, ada sejumlah jebakan yang harus diwaspadai. Inilah mengapa tidak sedikit analis memperingatkan agar jangan asal mengejar dividen tinggi, melansir Morningstar dan Investopedia.

1. Dividen tinggi akibat harga saham anjlok

Kadang yield tinggi bukan karena dividen besar, melainkan karena harga saham jatuh drastis. Jika laba perusahaan menurun, kemungkinan dividen akan dipangkas di periode berikutnya.

2. Beban keuangan perusahaan

Perusahaan yang terlalu agresif membayar dividen bisa mengorbankan investasi jangka panjang. Alih-alih memperluas bisnis, laba habis untuk membayar pemegang saham. Dalam jangka panjang, ini bisa mengurangi daya saing.

3. Potensi pemangkasan dividen

Risiko dividen lain adalah pemotongan mendadak. Saat kondisi keuangan memburuk, perusahaan bisa menurunkan atau bahkan meniadakan dividen. Investor yang hanya mengandalkan income ini bisa kecewa.

4. Tidak selalu sejalan dengan pertumbuhan harga saham

Saham dividen tinggi sering kali berasal dari perusahaan yang sudah matang dan pertumbuhannya lambat. Investor mungkin mendapat dividen besar, tetapi harga saham stagnan atau bahkan turun.

5. Risiko sektor tertentu

Saham energi, telekomunikasi, atau real estate kerap menawarkan dividen tinggi. Namun, sektor-sektor ini rentan terhadap perubahan regulasi dan siklus ekonomi. Ketika industri melemah, dividen bisa ikut terganggu.

Contoh Perusahaan dengan Saham Dividen Tinggi

Secara global, ada perusahaan yang dikenal rajin membayar dividen. Contohnya:

  • AT&T (T): dikenal dengan yield dividen tinggi, namun pernah dikritik karena beban utang besar.
  • ExxonMobil (XOM): perusahaan energi yang sering menawarkan yield besar, meski sensitif terhadap fluktuasi harga minyak.
  • Johnson & Johnson (JNJ): contoh positif, rutin membayar dividen selama puluhan tahun dengan tingkat pertumbuhan stabil.
  • Coca-Cola (KO): masuk kategori Dividend Aristocrats karena konsisten menaikkan dividen lebih dari 25 tahun.

Mengutip data dari Dividend.com, beberapa perusahaan dengan yield sangat tinggi justru akhirnya memangkas dividennya karena profitabilitas tidak berkelanjutan. Di sinilah pentingnya menilai kualitas, bukan hanya angka yield.

Tips Memilih Saham Dividen Tinggi yang Sehat

Bagi investor pemula, berikut beberapa langkah sederhana untuk memilah mana yang benar-benar sehat dan mana yang hanya tampak menarik di permukaan:

  • Lihat payout ratio: idealnya di bawah 60%. Jika terlalu tinggi, perusahaan bisa kesulitan mempertahankan dividen.
  • Cek tren laba: perusahaan dengan laba konsisten cenderung mampu menjaga stabilitas pembayaran dividen.
  • Diversifikasi sektor: jangan hanya mengandalkan satu saham dividen tinggi, sebar ke sektor lain.
  • Perhatikan utang: utang tinggi bisa menekan kemampuan bayar dividen.
  • Bandingkan dengan rata-rata industri: yield yang terlalu jauh di atas rata-rata bisa jadi red flag.
  • Pilih perusahaan dengan reputasi dividen baik: seperti Dividend Aristocrats atau Dividend Kings.
  • Perhatikan prospek industri: dividen tinggi tidak ada gunanya jika industrinya sedang mengalami penurunan panjang.

Dengan langkah-langkah ini, investor bisa tetap menikmati dividen tetapi meminimalkan risiko jangka panjang.

Kesimpulan

Saham dividen tinggi memang menarik sebagai sumber pendapatan pasif, tetapi investor harus menyadari jebakan di baliknya. Risiko dividen bisa muncul jika perusahaan tidak memiliki fundamental kuat, sementara stabilitas pembayaran dividen justru lebih penting daripada sekadar angka yield besar. Kuncinya adalah memilih perusahaan sehat, memahami sektor, dan tetap disiplin dalam diversifikasi.

Ingin merasakan manfaat dividen tanpa bingung pilih saham yang berisiko? Gotrade memberi akses ke saham Amerika dengan cara yang mudah, aman, dan transparan.

Bahkan lewat fractional shares, kamu tetap berhak menerima dividen sesuai porsi kepemilikan. Mulai investasi sekarang dari 1 Dolar AS, dan rasakan pengalaman punya saham perusahaan besar dunia langsung dari HP-mu.

FAQ

1. Apakah semua saham dividen tinggi aman untuk pemula?
Tidak. Banyak saham dengan yield tinggi justru berisiko karena harga saham jatuh atau perusahaan terbebani utang. Lebih baik memilih perusahaan dengan dividen stabil dan fundamental kuat.

2. Apa yang lebih penting: yield besar atau stabilitas pembayaran dividen?
Stabilitas lebih penting. Yield besar bisa menghilang jika dividen dipangkas. Perusahaan yang konsisten membayar dividen meski yield moderat biasanya lebih sehat untuk jangka panjang.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade