Siapa bilang pendapatan pasif hanya bisa didapat dari bisnis atau properti? Kalau kamu berinvestasi dengan strategi yang tepat, saham dividen bisa jadi sumber passive income yang stabil, bahkan tanpa perlu jual sahammu.
Melalui artikel ini, Gotrade akan membahas cara investasi di saham dividen, bagaimana memilih perusahaan yang rutin bagi hasil, hingga strategi reinvest dividen agar pendapatanmu terus bertumbuh.
Apa Itu Investasi Saham Dividen?
Investasi saham dividen adalah strategi membeli saham perusahaan yang secara rutin membagikan sebagian keuntungannya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai.
Besaran pembagian ini biasanya dinyatakan dalam dividend yield, yaitu persentase dari harga saham yang dibayarkan sebagai dividen tahunan.
Contoh: Jika saham perusahaan harganya $100 dan membayar dividen $4 per tahun, maka dividend yield-nya adalah 4%.
Bagi investor jangka panjang, strategi ini memberikan dua keuntungan sekaligus: potensi kenaikan harga saham (capital gain) dan pendapatan rutin dari dividen (passive income).
Melansir Investopedia, perusahaan yang konsisten membayar dividen biasanya memiliki fundamental stabil, arus kas kuat, dan manajemen yang disiplin, menjadikannya pilihan ideal bagi investor konservatif maupun pemula.
Mengapa Saham Dividen Cocok untuk Pendapatan Pasif
Saham dividen cocok untuk kamu yang ingin memiliki arus kas tanpa harus aktif jual-beli saham setiap hari. Berikut beberapa alasannya:
- Stabil di masa volatilitas pasar: perusahaan dengan dividen stabil biasanya tetap bertahan bahkan di periode ekonomi sulit.
- Potensi yield yang meningkat: seiring kenaikan laba dan harga saham, dividen juga bisa meningkat dari tahun ke tahun.
- Bisa di-reinvest untuk compounding: jika kamu memilih menanamkan kembali hasil dividen, portofoliomu akan tumbuh lebih cepat.
Mengutip data dari JP Morgan Asset Management, lebih dari 40% total return pasar saham AS dalam 50 tahun terakhir berasal dari reinvestasi dividen, bukan dari kenaikan harga semata.
Cara Memilih Saham Dividen yang Baik
Tidak semua saham yang membayar dividen layak dipilih. Ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan sebelum berinvestasi:
1. Periksa konsistensi pembagian dividen
Carilah perusahaan yang sudah rutin membayar dividen selama bertahun-tahun, bahkan saat kondisi ekonomi menantang. Contohnya seperti:
- Coca-Cola (KO): sudah membayar dividen tanpa putus selama lebih dari 60 tahun.
- Procter & Gamble (PG): rutin menaikkan dividen setiap tahun sejak 1957.
- Johnson & Johnson (JNJ): termasuk dalam daftar Dividend Aristocrats.
2. Perhatikan dividend yield yang wajar
Dividend yield tinggi memang menarik, tapi bisa juga menjadi tanda risiko. Kisaran aman biasanya antara 2%–6% per tahun. Jika terlalu tinggi, misalnya di atas 10%, bisa jadi karena harga sahamnya turun akibat masalah bisnis.
3. Lihat rasio rayout
Rasio ini menunjukkan seberapa besar porsi laba yang dibayarkan sebagai dividen. Idealnya di bawah 70%, supaya perusahaan masih punya ruang untuk ekspansi dan pertumbuhan.
4. Cek stabilitas laba dan cash flow
Perusahaan dengan arus kas kuat lebih mampu membayar dividen secara konsisten, bahkan di masa resesi.
Biasanya berasal dari sektor-sektor defensif seperti:
- Barang konsumsi (consumer staples)
- Kesehatan (healthcare)
- Energi dan utilitas (utilities)
Strategi Reinvest Dividen (DRIP)
Salah satu cara paling efektif memaksimalkan efek compound interest dalam saham dividen adalah dengan Dividend Reinvestment Plan (DRIP).
Konsepnya sederhana: alih-alih menarik dividen dalam bentuk tunai, kamu menggunakan hasil dividen itu untuk membeli kembali saham yang sama.
Contoh simulasi: kamu punya saham senilai Rp50 juta dengan yield 5% sehingga dividen Rp2,5 juta per tahun. Dividen itu digunakan untuk membeli saham tambahan.
Tahun berikutnya, kamu akan menerima dividen lebih besar karena jumlah sahammu bertambah. Dalam 10–20 tahun, efek ini bisa menghasilkan pertumbuhan eksponensial tanpa perlu tambahan modal besar.
Diversifikasi Lewat ETF Dividen
Kalau kamu belum ingin memilih saham individu, ada cara yang lebih sederhana: berinvestasi lewat ETF dividen.
ETF (Exchange-Traded Fund) memungkinkan kamu memiliki banyak saham pembayar dividen dalam satu produk, seperti:
- Vanguard Dividend Appreciation ETF (VIG)
- SPDR S&P Dividend ETF (SDY)
- iShares Select Dividend ETF (DVY)
ETF ini berisi puluhan perusahaan dengan catatan pembayaran dividen konsisten. Kamu bisa membelinya lewat Gotrade mulai dari Rp15.000, dengan sistem yang transparan dan mudah diakses.
Tips Investasi Saham Dividen untuk Pemula
- Mulai dari perusahaan besar dan stabil, jangan tergiur yield tinggi tanpa cek fundamental.
- Gunakan strategi jangka panjang, biarkan waktu dan reinvestasi bekerja.
- Pantau laporan keuangan dan kebijakan dividen setiap tahun.
- Diversifikasi portofolio antara sektor defensif dan pertumbuhan moderat.
- Gunakan aplikasi yang aman dan mudah digunakan, seperti Gotrade, yang menyediakan akses legal ke saham dan ETF global.
Kesimpulan
Investasi saham dividen bukan sekadar strategi mencari keuntungan, tapi membangun sumber pendapatan pasif jangka panjang. Dengan memilih perusahaan stabil dan menerapkan strategi reinvestasi, kamu bisa menikmati efek compounding dari waktu ke waktu.
Mulailah dari langkah kecil dan konsisten. Lewat Gotrade, kamu bisa membeli saham-saham pembayar dividen seperti Coca-Cola, Johnson & Johnson, atau ETF dividen global dengan modal mulai dari Rp15.000.
Bangun portofolio yang memberi kamu pendapatan pasif, biarkan uang bekerja untuk kamu!
FAQ
1. Apa itu dividend yield?
Dividend yield adalah persentase dividen tahunan dibanding harga saham saat ini, digunakan untuk mengukur potensi pendapatan pasif dari saham tersebut.
2. Apakah semua saham di AS membayar dividen?
Tidak. Biasanya hanya perusahaan mapan dengan laba stabil yang membagikan dividen rutin.
3. Apakah Gotrade menyediakan saham dividen global?
Ya, kamu bisa membeli saham atau ETF pembayar dividen seperti KO, PG, JNJ, dan VIG langsung dari aplikasi Gotrade.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











