Apakah aman investasi di saham yang lagi hype seperti AI? Pertanyaan ini sering muncul, terutama karena banyak saham hype yang naik drastis dalam waktu singkat lalu turun secepat itu juga.
Dalam dunia investasi, memahami dinamika saham hype sangat penting agar kamu tidak terjebak FOMO atau mengambil keputusan impulsif.
Makanya, Artikel ini akan membahas hype cycle, volatilitas, risiko, serta strategi bijak menghadapi saham hype seperti AI, chip, EV, hingga sektor tren 2025 lainnya.
Apa Itu Saham Hype?
Saham hype adalah saham yang mengalami lonjakan minat besar karena tren, popularitas, atau narasi masa depan yang sangat optimis. Pergerakan harganya biasanya lebih dipengaruhi sentimen daripada data fundamental.
Melansir Investopedia, saham hype seringkali didorong oleh ekspektasi tinggi yang belum tentu tercermin dalam kinerja perusahaan. Saham tersebut bisa naik cepat karena cerita besar, bukan laporan keuangan.
Contoh tren hype yang sering muncul:
- Saham AI
- Saham semikonduktor
- Saham EV
- Saham biotech
- Meme stocks seperti AMC dan GameStop
Fenomena hype memang menarik perhatian, terutama saat media dan komunitas online membicarakan satu saham yang sedang "panas".
Namun sebelum ikut-ikutan membeli, kamu perlu melihat dengan jernih bagaimana hype terbentuk, apa risikonya, dan apakah cocok untuk profil risikomu.
Mengapa Saham AI Menjadi Hype?
Sejak 2023, dunia investasi dibanjiri optimisme terhadap AI. Perusahaan seperti NVIDIA, Super Micro Computer, dan berbagai pemain chip lain masuk ke radar investor global.
Dikutip dari Reuters, investor bertaruh besar pada pertumbuhan teknologi AI karena permintaan chip komputasi yang meningkat dan potensi ekspansi industri ke berbagai sektor seperti otomotif, kesehatan, hingga keamanan digital.
Namun, kenaikan ini tidak merata. Perusahaan besar dengan fundamental kuat naik lebih konsisten, sedangkan perusahaan kecil sering ikut naik hanya karena sentimen.
Memahami Hype Cycle dalam Investasi
Hype cycle menggambarkan pola naik-turun sebuah tren teknologi atau sektor. Umumnya terdiri dari tiga fase:
1. Fase ekspektasi berlebihan
Harga naik karena optimisme besar dan narasi positif media. Biasanya fase ini juga berpotensi membuat harga jadi terlalu tinggi, bahkan terjadi overtrading.
2. Fase realita muncul
Setelah euforia mereda, koreksi terjadi ketika laporan earnings tidak sesuai ekspektasi. Hal ini biasanya menjadi titik perubahan harga sebuah saham dan valuasi portofolio investor.
3. Fase stabilisasi
Dalam fase ini, hanya saham dengan fundamental kuat yang bertahan dan bertumbuh kembali. Sementara saham dengan fundamental lemah akan terus jatuh.
Risiko Saham Hype
Perhatikan beberapa risiko saham hype sebelum kamu terjebak FOMO:
1. Volatilitas ekstrem
Harga saham hype bisa bergerak cepat, naik 10 persen hari ini, turun 15 persen besok.
2. Ekspektasi tidak realistis
Narasi masa depan sering terlalu optimistis dibanding kemampuan perusahaan saat ini.
3. Rentan terhadap FOMO
Investor pemula mudah terbawa suasana dan membeli di harga puncak.
4. Tidak semua saham hype punya fundamental kuat
Beberapa hanya mendapat perhatian karena sentimen sementara.
Apakah Aman Membeli Saham Hype?
Aman atau tidak bergantung pada strategi dan toleransi risiko kamu. Jika kamu investor pemula, saham hype bisa terasa menakutkan karena pergerakannya sangat cepat.
Namun jika kamu berminat mencoba, gunakan porsi kecil dari portofolio. Pastikan kamu menilai fundamental dan tidak hanya mengikuti tren.
Strategi Bijak Menghadapi Saham Hype
Ikuti strategi dan saran dari Rule One Investing untuk investasi lebih bijak pada saham hype.
1. Diversifikasi sektor
Jangan hanya memegang saham AI atau tren 2025. Campurkan dengan sektor stabil seperti healthcare, consumer staples, atau ETF indeks.
2. Gunakan Dollar-Cost Averaging
Strategi DCA membantu kamu tidak membeli di harga tertinggi. Kamu juga dapat menggunakan strategi untuk diversifikasi yang lebih merata.
3. Analisis fundamental sederhana
Cek pertumbuhan pendapatan, margin keuntungan, dan prospek industri.
4. Hindari keputusan emosional
Jangan membeli hanya karena timeline atau TikTok sedang ramai membahas saham tersebut.
5. Pertimbangkan ETF tematik
ETF AI atau semikonduktor bisa menjadi cara lebih aman untuk tetap ikut tren tanpa mengambil risiko satu saham.
Kesimpulan
Berinvestasi di saham hype seperti AI bisa memberikan peluang, tetapi risikonya tinggi jika tidak memahami konteksnya. Dengan memahami hype cycle, risiko volatilitas, dan strategi diversifikasi, kamu bisa membuat keputusan yang lebih rasional dan tahan banting.
Gunakan porsi kecil, tetap analitis, dan selalu prioritaskan portofolio yang seimbang. Nah, kamu bisa melakukan hal ini di aplikasi Gotrade Indonesia, lho!
Yuk, mulai trading 24 jam di Gotrade sekarang, kamu bisa mulai beli fractional shares dari saham populer AS dari Rp15.000 saja.
FAQ
1. Apa yang dimaksud saham hype?
Saham yang naik karena tren atau sentimen pasar, bukan karena fundamental bisnis.
2. Apakah saham AI aman untuk pemula?
Risikonya tinggi karena volatilitas besar. Cocok untuk porsi kecil dalam portofolio.
3. Bagaimana strategi aman membeli saham hype?
Gunakan DCA, diversifikasi sektor, dan pastikan tetap analisis fundamental.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











