Banyak investor pemula fokus pada saham besar seperti Apple, Tesla, atau Microsoft. Padahal, ada kategori lain yang tidak kalah menarik, yaitu saham small cap. Istilah ini merujuk pada saham kapitalisasi kecil, yang sering kali dianggap lebih berisiko, tetapi juga menyimpan potensi pertumbuhan luar biasa.
Bagi investor yang ingin menambah variasi portofolionya, memahami apa itu small cap sangat penting. Simak pemaparan lengkapnya dari Gotrade di bawah ini.
Apa Itu Saham Small Cap?
Saham small cap adalah saham perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar relatif kecil.
Kapitalisasi pasar dihitung dari harga saham dikalikan jumlah saham beredar. Biasanya, perusahaan dengan kapitalisasi di bawah 2 miliar Dollar AS dikategorikan sebagai small cap, melansir Investopedia.
Berbeda dari perusahaan besar yang sudah mapan, saham kapitalisasi kecil sering kali berasal dari perusahaan baru atau yang masih dalam tahap ekspansi. Karena itu, peluang pertumbuhannya lebih besar, tetapi di sisi lain, risikonya juga lebih tinggi.
Risiko vs Potensi Return Saham Small Cap
Investasi pada small cap seperti pisau bermata dua. Berikut penjelasannya:
Potensi Return Tinggi
Perusahaan kecil bisa tumbuh pesat ketika berhasil menemukan model bisnis yang tepat, meluncurkan produk populer, atau menembus pasar baru. Sejarah mencatat banyak perusahaan besar saat ini, seperti Amazon atau Netflix, pernah berstatus small cap sebelum akhirnya berkembang menjadi raksasa global. Investor awal yang masuk di tahap small cap berpotensi meraih keuntungan berlipat ganda.
Risiko Lebih Tinggi
Namun, saham kapitalisasi kecil juga lebih rentan terhadap risiko. Beberapa risiko yang perlu dipahami antara lain:
- Volatilitas harga tinggi: harga bisa naik atau turun tajam dalam waktu singkat.
- Likuiditas rendah: lebih sulit menjual saham small cap dalam jumlah besar karena volume perdagangan tidak setinggi saham blue chip.
- Ketidakpastian bisnis: banyak perusahaan small cap belum stabil secara finansial dan bisa gagal bertahan di tengah persaingan.
Perbandingan dengan Saham Large Cap
Masih mengutip Investopedia, saham large cap (kapitalisasi besar) umumnya lebih stabil, memiliki dividen rutin, dan fluktuasinya lebih terkendali. Sebaliknya, small cap lebih spekulatif, cocok untuk investor dengan toleransi risiko lebih tinggi.
Contoh Saham Small Cap
Dalam pasar AS, ada ribuan perusahaan masuk kategori small cap. Sebagian besar bisa ditemukan di indeks Russell 2000, yang khusus melacak kinerja saham kapitalisasi kecil.
Beberapa contoh perusahaan yang dulu masuk kategori small cap sebelum tumbuh besar antara lain:
- Monster Beverage: saham ini pernah berstatus small cap sebelum penjualannya melonjak berkat tren minuman energi.
- Under Armour: merek olahraga yang berkembang pesat dari perusahaan kecil hingga dikenal global.
- Five Below: jaringan ritel dengan konsep harga murah yang awalnya small cap sebelum terus ekspansi.
Contoh ini menunjukkan bahwa meski penuh risiko, ada peluang besar bagi small cap untuk berkembang menjadi perusahaan mapan.
Kapan Pemula Harus Beli Saham Small Cap?
Bagi pemula, keputusan membeli saham small cap harus dipertimbangkan matang-matang. Berikut beberapa kondisi yang bisa dijadikan acuan:
- Saat ekonomi sedang tumbuh: small cap biasanya outperform saat ekonomi ekspansi karena investor lebih berani mengambil risiko.
- Jika sudah punya portofolio stabil: sebaiknya small cap hanya jadi pelengkap, bukan inti portofolio.
- Dengan alokasi kecil: pemula bisa mulai dengan 5–10% portofolio pada small cap untuk belajar tanpa menanggung risiko besar.
- Jika punya profil risiko agresif: small cap cocok bagi mereka yang siap menghadapi volatilitas tinggi demi peluang return besar.
Tips lain yang perlu diperhatikan adalah melakukan riset mendalam pada fundamental perusahaan, memantau laporan keuangan, serta memastikan perusahaan memiliki potensi pasar yang jelas.
Kesimpulan
Singkatnya, saham small cap adalah saham perusahaan dengan kapitalisasi kecil yang menawarkan peluang pertumbuhan tinggi, tetapi juga membawa risiko besar. Saham kapitalisasi kecil sering kali jadi batu loncatan perusahaan menuju status mid cap atau bahkan large cap. Namun, tidak semua berhasil, karena itu investor perlu selektif.
Bagi pemula, small cap sebaiknya hanya dijadikan diversifikasi tambahan dalam portofolio. Dengan strategi yang tepat, saham ini bisa memberikan hasil signifikan dalam jangka panjang, meskipun risikonya lebih menantang.
Siap mencoba menambah variasi portofolio dengan saham global seperti AAPL (Apple) hinga TSLA (Tesla)? Yuk, mulai belajar sekaligus praktik investasi saham Amerika lewat aplikasi Gotrade.
Dengan modal mulai dari 1 Dolar AS, kamu bisa mengakses ribuan saham, termasuk saham kapitalisasi kecil yang berpotensi tumbuh pesat di masa depan. Klik di sini untuk download aplikasinya sekarang!
FAQ
1. Apakah saham small cap cocok untuk jangka panjang?
Bisa, asalkan investor memilih perusahaan dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan jelas. Namun, volatilitas tinggi membuat investor harus lebih sabar dan siap menghadapi fluktuasi.
2. Bagaimana cara mengurangi risiko investasi di saham kapitalisasi kecil?
Caranya adalah dengan diversifikasi portofolio, melakukan riset mendalam, dan membatasi porsi investasi small cap agar tidak terlalu besar dalam alokasi aset.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.