Saham Undervalued: Definisi, Indikator, dan Contohnya

Sebagai pemula, kamu mungkin disarankan untuk melakukan strategi value investing. Artinya kamu membeli saham yang undervalued, atau saham yang harganya berada di bawah nilai wajarnya.

Konsep ini berfokus pada menemukan saham murah dengan fundamental kuat yang belum diapresiasi pasar. Saat harga saham akhirnya naik ke nilai sebenarnya, investor bisa mendapatkan keuntungan signifikan dengan risiko yang relatif terkendali.

Lalu, apa sebenarnya arti saham undervalued, bagaimana mengenalinya, dan seperti apa contohnya di pasar global?

Definisi Saham Undervalued

Saham undervalued adalah saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, yaitu nilai sebenarnya berdasarkan kondisi keuangan, prospek bisnis, dan arus kas perusahaan.

Artinya, harga pasar saham tersebut lebih rendah dari nilai wajar yang seharusnya. Melansir IG Group, kondisi ini bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti:

  • Pasar bereaksi berlebihan terhadap berita negatif jangka pendek.
  • Kinerja keuangan menurun sementara, padahal prospek jangka panjang masih baik.
  • Sektor atau industri sedang tidak disukai investor.

Bagi investor jangka panjang, saham undervalued dianggap sebagai peluang emas, karena kamu bisa membeli perusahaan bagus dengan harga diskon sebelum pasar menyadari nilainya.

Ciri Saham Undervalued

Untuk mengenali ciri saham undervalued, kamu perlu memahami kombinasi antara data fundamental, valuasi, dan sentimen pasar. Berikut indikator yang paling umum digunakan:

1. Rasio price to earnings (P/E) lebih rendah dari rata-rata

Rasio P/E membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham (EPS).
Jika P/E jauh lebih rendah dari rata-rata industri atau pesaingnya, ini bisa menandakan saham sedang undervalued.

Contoh: sektor teknologi punya rata-rata P/E 25, sementara saham tertentu hanya 10, padahal pertumbuhannya masih stabil. Itu bisa menjadi sinyal undervalued.

2. Rasio price to book (P/B) di bawah 1

Rasio P/B mengukur nilai pasar terhadap nilai buku perusahaan. Jika nilainya di bawah 1, artinya harga saham lebih rendah daripada total aset bersihnya.
Namun, pastikan perusahaan tidak sedang mengalami masalah besar yang membuat asetnya tidak produktif.

3. Dividend yield tinggi dan stabil

Saham undervalued sering kali memiliki dividend yield tinggi karena harga sahamnya turun sementara dividennya tetap. Ini menarik bagi investor jangka panjang yang mengincar pendapatan pasif.

4. Fundamental kuat meski harga turun

Perusahaan dengan arus kas positif, utang rendah, dan laba stabil sering kali undervalued karena sentimen negatif pasar jangka pendek.
Ini adalah saham yang menjadi incaran investor value investing sejati.

5. Sentimen pasar negatif sementara

Kadang pasar terlalu pesimis terhadap sektor tertentu. Misalnya, saat pandemi, banyak saham penerbangan dan energi jatuh tajam, padahal fundamental jangka panjangnya tetap solid. Kondisi seperti ini bisa menghasilkan saham undervalued sementara.

Indikator Umum Saham Undervalued

Selain rasio P/E dan P/B, melansir Bux, investor biasanya menggunakan beberapa alat analisis tambahan untuk menilai apakah saham tergolong undervalued:

1. Discounted Cash Flow (DCF)

Metode ini menghitung nilai wajar saham berdasarkan estimasi arus kas masa depan yang didiskon ke nilai saat ini. Jika hasil DCF lebih tinggi dari harga pasar, maka saham tersebut undervalued.

2. Price/Earnings to Growth (PEG)

Rasio PEG menggabungkan P/E dengan pertumbuhan laba perusahaan. Nilai PEG di bawah 1 sering dianggap sinyal undervalued karena harga saham belum mencerminkan potensi pertumbuhannya.

3. Relative Valuation

Bandingkan valuasi perusahaan dengan kompetitor di sektor yang sama. Misalnya, jika dua perusahaan dengan profit margin serupa tetapi satu diperdagangkan di P/E 8 dan lainnya di P/E 20, maka yang pertama bisa dianggap lebih murah.

4. Analisis teknikal untuk konfirmasi

Meskipun analisis fundamental jadi acuan utama, analisis teknikal bisa membantu mengidentifikasi level support kuat atau fase konsolidasi harga sebagai titik beli ideal bagi investor value investing.

Contoh Saham Global yang Pernah Undervalued

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa saham undervalued tidak berarti perusahaan buruk, justru sering kali mereka hanya belum dihargai sesuai potensi aslinya.

1. Apple (AAPL) pada awal 2000-an

Sebelum meluncurkan iPhone, Apple sempat diperdagangkan di P/E rendah karena dianggap perusahaan komputer biasa. Namun setelah inovasi produk dan pertumbuhan laba besar-besaran, valuasinya melonjak tajam.

2. Amazon (AMZN) pasca dot-com bubble

Pada tahun 2001, harga saham Amazon anjlok lebih dari 90% dari puncaknya. Namun bisnis e-commerce dan cloud computing yang terus berkembang membuat saham ini menjadi salah satu yang paling berharga di dunia saat ini.

3. Meta Platforms (META) pada 2022

Meta sempat kehilangan lebih dari 70% nilai pasarnya akibat kekhawatiran terhadap bisnis iklan digital. Namun setelah restrukturisasi dan efisiensi besar-besaran, valuasinya kembali naik lebih dari dua kali lipat.

Kesimpulan

Saham undervalued adalah saham yang harganya masih di bawah nilai wajar berdasarkan fundamental dan prospek bisnisnya. Investor yang menerapkan strategi value investing mencari momen seperti ini untuk membeli saham dengan harga diskon dan menjualnya saat pasar menyadari nilainya.

Ciri-ciri umum saham undervalued antara lain rasio P/E dan P/B rendah, dividend yield menarik, serta fundamental yang kuat meskipun harga sedang tertekan.

Jika kamu ingin membangun portofolio dengan prinsip value investing, kini saatnya mulai beli saham AS, options, hingga ETF via Gotrade, aplikasi yang memudahkan kamu berinvestasi global secara aman dan pratis.

FAQ

  1. Apa itu saham undervalued?
    Saham undervalued adalah saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya atau nilai wajarnya berdasarkan analisis fundamental.
  2. Bagaimana cara mengenali saham undervalued?
    Gunakan rasio seperti P/E, P/B, dan PEG, lalu bandingkan dengan rata-rata industri untuk melihat apakah saham tersebut murah secara valuasi.
  3. Apakah saham undervalued selalu menguntungkan?
    Tidak selalu. Saham bisa tetap undervalued dalam waktu lama jika sentimen pasar belum berubah. Namun, dalam jangka panjang, harga biasanya akan menyesuaikan dengan nilai wajar.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade