Banyak investor pemula sering bingung ketika mulai membangun portofolio, contohnya seperti apakah lebih baik menaruh dana di saham vs emas? Keduanya sama-sama populer sebagai instrumen investasi, namun memiliki karakteristik, risiko, dan keunggulan yang berbeda.
Makanya, jika kamu masih kebingungan, artikel ini akan membantu kamu memahami perbandingan saham vs emas agar lebih mudah menentukan pilihan.
Karakteristik Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Dengan membeli saham, kamu berhak atas keuntungan (capital gain maupun dividen) serta berpotensi mengalami kerugian jika harga turun. Saham umumnya lebih fluktuatif dibanding emas karena harganya dipengaruhi oleh:
- Kinerja perusahaan: laporan keuangan, pertumbuhan laba, strategi bisnis, dan ekspansi.
- Kondisi makroekonomi: suku bunga, inflasi, kebijakan moneter, serta kondisi politik dalam negeri.
- Sentimen pasar dan faktor global: berita merger, perang dagang, hingga tren teknologi dapat memengaruhi harga saham.
Namun, fluktuasi ini juga berarti saham lebih cepat mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Bagi investor yang sabar, melansir Smart Assets, fluktuasi bisa jadi peluang untuk membeli di harga murah dan menjual di harga tinggi.
Karakteristik Emas
Emas dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven). Sejak lama, emas digunakan untuk menjaga nilai kekayaan saat terjadi krisis ekonomi atau inflasi tinggi.
Menurut Investopedia, berikut karakteristik emas antara lain:
- Nilai cenderung stabil: harga emas mungkin tidak selalu naik cepat, tetapi jarang jatuh terlalu dalam.
- Tidak memberikan dividen atau bunga: berbeda dengan saham yang bisa memberi dividen, keuntungan emas murni dari kenaikan harga.
- Likuiditas tinggi: emas bisa dicairkan kapan saja dalam bentuk batangan, perhiasan, atau emas digital.
- Universal: emas diakui nilainya di seluruh dunia, sehingga mudah diperdagangkan lintas negara.
Karena sifatnya yang relatif stabil, emas lebih banyak dipakai untuk menjaga daya beli, bukan untuk pertumbuhan agresif.
Kelebihan Saham
Mengutip data dari Statista, indeks S&P 500 yang merepresentasikan saham-saham besar di Amerika Serikat, rata-rata memberikan return sekitar 10% per tahun dalam jangka panjang. Inilah alasan mengapa saham sering dijadikan pilihan utama investor modern. Beberapa kelebihannya:
- Potensi return tinggi: dalam periode panjang, saham bisa melampaui emas.
- Dividen: selain capital gain, beberapa saham rutin memberi dividen.
- Diversifikasi luas: kamu bisa memilih sektor teknologi, kesehatan, energi, hingga konsumer.
- Likuiditas global: saham perusahaan besar diperdagangkan setiap hari dengan volume besar.
- Fleksibilitas strategi: cocok untuk investor jangka pendek (trading) maupun jangka panjang (investasi).
Kelebihan Emas
Meski return emas tidak sebesar saham, instrumen ini tetap relevan. Menurut World Gold Council, harga emas cenderung naik ketika inflasi tinggi atau terjadi ketidakpastian global. Kelebihannya:
- Stabil dan aman: nilainya tidak mudah tergerus krisis.
- Hedge terhadap inflasi: emas menjaga daya beli uang saat inflasi meningkat.
- Aksesibilitas tinggi: bisa dibeli mulai dari gram kecil hingga emas digital.
- Portofolio balance: ketika saham turun, emas biasanya naik, sehingga menjaga keseimbangan portofolio.
- Warisan nilai: emas bisa disimpan dalam jangka waktu lama dan diwariskan lintas generasi.
Sejarah Perkembangan Saham dan Emas
Jika melihat data historis, emas telah dipakai sebagai standar nilai sejak ribuan tahun lalu. Pada masa lalu, emas bahkan menjadi dasar sistem moneter global (gold standard). Namun, sejak abad ke-20, dunia meninggalkan sistem ini, meski emas tetap menjadi cadangan devisa bank sentral.
Sementara itu, saham mulai berkembang pesat sejak berdirinya bursa modern, seperti New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq. Seiring pertumbuhan ekonomi global, saham memberikan peluang kekayaan jangka panjang yang lebih besar dibanding emas. Misalnya, meski emas melonjak saat krisis 2008, dalam 10 tahun terakhir, indeks saham Amerika tetap menghasilkan return lebih tinggi daripada emas.
Mana yang Lebih Baik untuk Kekayaan Jangka Panjang?
Jawabannya tergantung tujuan dan profil risikomu:
- Jika ingin pertumbuhan agresif dan siap menghadapi fluktuasi, saham lebih unggul.
- Jika ingin perlindungan nilai saat krisis dan stabilitas, emas tetap relevan.
- Kombinasi keduanya bisa menjadi strategi ideal. Misalnya, alokasikan 70% dana investasi ke saham, 20% ke emas, dan 10% ke instrumen lain seperti obligasi.
Bagi pemula, penting untuk menghubungkan pilihan ini dengan budgeting. Gunakan prinsip sederhana seperti 50/30/20 atau buat budget investasi khusus agar dana investasi tidak tercampur dengan kebutuhan sehari-hari.
Dengan begitu, kamu bisa konsisten berinvestasi tanpa khawatir mengganggu pengeluaran utama.
Kesimpulan
Perdebatan saham vs emas tidak perlu membuat bingung. Keduanya punya peran masing-masing dalam portofolio. Saham menawarkan pertumbuhan, sementara emas memberi perlindungan.
Investor pemula sebaiknya mulai dengan memahami tujuan, melakukan budgeting, dan konsisten menyisihkan dana investasi setiap bulan.
Jika kamu tertarik untuk investasi saham, maka saatnya beli saham dengan Gotrade! Kamu bisa membeli saham top Amerika, seperti Apple, Tesla, dan Microsoft, mulai dari 1 Dolar AS, langsung dari smartphone-mu hari ini!
FAQ
1. Apakah emas lebih aman daripada saham?
Emas relatif lebih stabil saat krisis, tetapi return jangka panjang saham biasanya lebih tinggi. Kombinasi keduanya bisa memberi keseimbangan portofolio.
2. Apakah saham cocok untuk investor pemula?
Ya, asalkan mulai dari nominal kecil, konsisten, dan paham risikonya. Platform seperti Gotrade memungkinkan pemula membeli saham Amerika dengan modal kecil.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.