Banyak trader institusional menggunakan teknik scaling in dan scaling out untuk memaksimalkan profit sambil menjaga risiko. Teknik ini memungkinkan trader menambah posisi secara bertahap ketika pasar bergerak sesuai rencana dan mengurangi posisi secara terkendali ketika mendekati target.
Dengan memahami scaling in dan scaling out, trader dapat mengoptimalkan profit tanpa harus menebak titik entry dan exit yang sempurna. Artikel ini akan membahas selengkapnya.
Apa Itu Model Scaling In dan Scaling Out?
Scaling in adalah menambah ukuran posisi secara bertahap hanya ketika pasar bergerak searah rencana.
Sementara, scaling out adalah mengurangi sebagian posisi ketika pasar mulai mendekati target atau ketika trader ingin mengamankan profit.
Menurut Trade The Pool, penambahan posisi bertahap membantu manajemen risiko dan meningkatkan fleksibilitas. Trader biasanya menutup posisi secara bertahap agar dapat menangkap pergerakan lanjutan tanpa kehilangan potensi tren.
Manfaat Utama Scaling In dan Out
Beberapa manfaat utama dari teknik scaling in dan scaling out adalah:
- Mengurangi risiko salah entry.
- Mengoptimalkan profit saat tren menguat.
- Mengurangi tekanan psikologis.
- Membuat exit lebih fleksibel.
- Menghindari full exit terlalu cepat.
Scaling membantu memaksimalkan peluang tanpa membuat risiko membesar secara tidak terkendali.
Cara Menggunakan Scaling In untuk Entry
Scaling in dilakukan hanya jika harga bergerak sesuai skenario. Ini membuat risiko lebih terkendali dibanding masuk besar di awal.
1. Scaling in berdasarkan struktur harga
a. Entry awal pada level konfirmasi
Entry pertama biasanya kecil, misalnya 25 persen dari total rencana posisi.
b. Entry tambahan saat breakout minor
Jika harga membentuk higher high kecil untuk tren naik atau lower low untuk tren turun, trader dapat menambah posisi.
c. Entry terakhir saat break of structure besar
Ini mengonfirmasi tren besar mulai terbentuk. Scaling in mengikuti pergerakan yang sudah jelas, bukan spekulasi.
2. Scaling in berdasarkan indikator trend
Banyak trader memanfaatkan:
- EMA alignment.
- Break MA.
- Pullback sehat ke EMA 20 atau EMA 34.
Saat indikator menguat, trader bisa menambah ukuran posisi.
3. Scaling in menggunakan volume confirmation
Penambahan posisi lebih aman ketika volume mendukung arah entry. Sinyal volume kuat meliputi:
- Volume meningkat di breakout.
- Volume mengecil saat retest.
- Volume kembali naik ketika tren berlanjut.
Volume membantu memastikan momentum tidak palsu.
Aturan Penting Scaling In
Beberapa aturan penting dalam scaling in adalah:
- Jangan tambah posisi jika harga melawan arah rencana.
- Setiap tambahan posisi harus memiliki stop loss jelas.
- Ukuran posisi tambahan harus lebih kecil atau sama dengan posisi awal.
Scaling in bukan menambah posisi dalam kondisi rugi, tetapi memperkuat posisi saat tren berpihak.
Cara Menggunakan Scaling Out untuk Exit Bertahap
Scaling out membantu mengamankan profit tanpa kehilangan peluang lanjutan.
1. Exit sebagian pada target pertama
Biasanya 25 sampai 50 persen dari posisi dilepas di:
- Area resistance pertama.
- Swing high sebelumnya.
- Zona supply.
Exit sebagian mengurangi tekanan psikologis.
2. Exit tambahan berdasarkan trailing stop
Trailing stop dapat diatur menggunakan:
- EMA 13.
- EMA 21.
- Swing low minor.
Jika harga menyentuh trailing stop, sebagian posisi dilepas.
3. Exit terakhir di target besar atau invalidation zone
Trader profesional menyimpan sebagian kecil posisi untuk menangkap potensi pergerakan besar. Namun jika struktur rusak, exit penuh dilakukan.
Scaling out menjaga trader tetap berada dalam tren selama memungkinkan.
Kapan Menggunakan Scaling In–Out
Teknik ini cocok untuk kondisi berikut:
- Tren kuat dan berkelanjutan.
- Breakout dengan volume signifikan.
- Reversal besar yang dikonfirmasi.
- Momentum yang meningkat.
Teknik ini tidak cocok untuk pasar choppy atau sideways.
Contoh Praktis Penggunaan Scaling In–Out
Skenario bullish continuation:
- Harga break resistance dengan volume besar.
- Entry pertama 30 persen posisi.
- Harga pullback ke EMA 21.
- Entry kedua 40 persen posisi.
- Break of structure besar muncul.
- Entry ketiga 30 persen posisi.
- Exit sebagian di supply zone 1.
- Exit bertahap menggunakan trailing stop.
Skenario bearish reversal:
- Harga memantul dari resistance mayor.
- Break struktur kecil bearish.
- Entry pertama.
- Entry tambahan saat volume turun kuat.
- Scaling out ketika mencapai support minor.
Model ini membuat profit lebih stabil.
Manajemen Risiko dalam Scaling In–Out
Scaling yang baik harus mengikuti prinsip risk control:
- Total risiko tidak boleh melebihi batas harian.
- Setiap entry tambahan harus menaikkan stop loss ke area aman.
- Potensi reward harus tetap layak setelah scaling.
Risk control adalah fondasi teknik ini.
Kesimpulan
Scaling in dan scaling out adalah strategi profesional untuk mengoptimalkan profit sambil menjaga risiko tetap terkendali.
Dengan menambah posisi saat tren menguat dan mengurangi posisi secara bertahap saat harga mendekati target atau kehilangan momentum, trader dapat memaksimalkan potensi tren tanpa menebak entry dan exit sempurna.
Ingin melatih teknik scaling in dan out pada saham Amerika? Mulai trading di Gotrade!
Baca dan analisis chart real time dari TradingView untuk menguji strategi dengan lebih presisi serta terukur.
FAQ
1. Apa itu scaling in dan scaling out?
Scaling in adalah menambah posisi secara bertahap, scaling out adalah mengurangi posisi ketika target tercapai atau momentum melemah.
2. Apakah scaling cocok untuk pemula?
Cocok jika dilengkapi manajemen risiko jelas, terutama ukuran posisi bertahap.
3. Kapan waktu terbaik menggunakan scaling?
Saat tren kuat, breakout valid, atau reversal besar yang terkonfirmasi.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











