Banyak orang mengenal investasi saham hanya dari strategi beli lalu menunggu harga naik. Namun, ada strategi lain yang sering dipakai trader profesional: short selling. Strategi ini memberi kesempatan untuk meraih profit saat harga saham justru turun.
Menarik, bukan? Meski begitu, peluang ini datang dengan risiko besar yang perlu dipahami agar tidak berakhir merugikan. Makanya, pelajari selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Short Selling Adalah: Definisi dan Konsep Dasar
Apa Itu Short Selling?
Short selling adalah strategi di mana investor meminjam saham dari broker untuk dijual di pasar dengan harapan bisa membelinya kembali di harga lebih rendah. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali menjadi keuntungan investor, dikutip dari Investopedia.
Ilustrasi Sederhana
- Investor meminjam saham XYZ dari broker lalu menjualnya seharga Rp10.000.
- Ketika harga turun ke Rp8.000, investor membeli kembali dan mengembalikan saham ke broker.
- Keuntungan yang diperoleh adalah Rp2.000 per saham.
Sebaliknya, jika harga naik menjadi Rp12.000, investor harus membeli kembali di harga lebih tinggi dan menanggung kerugian.
Bagaimana Mekanisme Short Selling
Langkah-Langkah Utama
- Meminjam saham dari broker untuk kemudian dijual.
- Menjual saham di pasar pada harga saat itu.
- Menunggu harga turun sesuai ekspektasi.
- Membeli kembali saham (buy to cover) dengan harga lebih rendah.
- Mengembalikan saham ke broker dan menikmati selisih sebagai keuntungan.
Biaya Short Selling
Investor dikenakan biaya bunga atau fee oleh broker karena meminjam saham. Jika saham jarang diperdagangkan, biaya pinjam bisa lebih mahal. Biaya tambahan ini sering kali luput diperhitungkan oleh pemula.
Risiko Short Selling yang Harus Diketahui
Melansir Wall Street Prep, berikut adalah ragam risiko yang perlu diwaspadai.
Potensi Kerugian Tanpa Batas
Tidak seperti strategi beli biasa (long), kerugian dalam short selling bisa tanpa batas. Jika harga saham naik terus, investor tetap wajib membeli kembali di harga yang lebih tinggi, sehingga kerugian bisa membengkak jauh melebihi modal awal.
Short Squeeze
Fenomena ini terjadi saat banyak investor melakukan short selling pada saham tertentu, lalu harga justru naik tajam. Para short seller buru-buru menutup posisi, mendorong harga naik lebih tinggi. Contoh paling terkenal adalah GameStop (2021), di mana harga saham naik lebih dari 1.000% dalam waktu singkat.
Biaya Tambahan
Selain risiko harga, ada biaya bunga pinjaman saham. Jika posisi ditahan berbulan-bulan, biaya ini bisa menggerus keuntungan atau menambah kerugian.
Risiko Regulasi
Tidak semua pasar mengizinkan short selling bebas. Beberapa negara, termasuk Indonesia, menerapkan daftar khusus saham yang boleh di-short. Regulasi ini dibuat untuk mencegah manipulasi pasar dan volatilitas berlebihan.
Risiko Psikologis
Melihat harga terus naik ketika kamu berharap turun bisa sangat menekan mental. Banyak trader panik lalu menutup posisi dengan kerugian besar. Itulah sebabnya risiko short selling bukan hanya soal uang, tetapi juga soal ketahanan psikologis.
Peluang Short Selling yang Bisa Dimanfaatkan
Menghasilkan Profit Saat Pasar Turun
Short selling memungkinkan trader mencari untung di pasar bearish. Misalnya ketika krisis global, harga banyak saham jatuh, short selling bisa menjadi strategi ofensif.
Hedging atau Lindung Nilai
Investor institusi sering menggunakan short selling untuk melindungi portofolio. Jika mereka punya banyak saham teknologi, mereka bisa melakukan short pada indeks Nasdaq untuk mengurangi risiko penurunan besar.
Eksploitasi Saham Overvalued
Ketika sebuah saham harganya terlalu mahal dibanding fundamentalnya, peluang short selling terbuka. Saat harga kembali realistis, short seller bisa meraih keuntungan.
Contoh Nyata
- Krisis 2008: hedge fund besar seperti Paulson & Co. untung miliaran dolar dengan shorting instrumen keuangan yang dianggap rapuh.
- GameStop 2021: meski banyak short seller kalah, ada juga yang menutup posisi lebih awal dan berhasil meraup untung sebelum harga melesat terlalu jauh.
Tips Bagi Investor yang Ingin Mencoba Short Selling
Kuasai Analisis Fundamental dan Teknikal
Short selling bukan sekadar spekulasi. Investor perlu analisis mendalam untuk mengidentifikasi saham yang benar-benar berpotensi turun.
Mulai dengan Jumlah Kecil
Bagi pemula, gunakan short selling hanya sebagai bagian kecil portofolio. Risiko terlalu besar jika langsung menaruh modal besar.
Gunakan Stop Loss
Atur batas kerugian. Misalnya, jika harga naik 5–10% di luar prediksi, segera tutup posisi. Stop loss membantu mencegah kerugian menumpuk.
Perhatikan Sentimen Pasar
Short selling rentan gagal jika sentimen pasar tiba-tiba berubah positif. Investor harus peka terhadap berita, laporan keuangan, atau komentar dari analis ternama.
Pahami Regulasi Pasar
Di Indonesia, short selling hanya boleh dilakukan pada saham tertentu yang masuk daftar Bursa Efek Indonesia. Tidak semua broker menyediakan fasilitas ini, sehingga pemahaman regulasi sangat penting.
Kesimpulan
Short selling adalah strategi yang memberi peluang unik untuk profit saat pasar jatuh. Namun, risikonya jauh lebih tinggi dibanding strategi long biasa. Investor yang ingin mencoba harus benar-benar memahami mekanisme, biaya, serta risiko short selling sebelum terjun.
Di sisi lain, peluang short selling bisa dimanfaatkan untuk hedging maupun mengambil keuntungan dari saham overvalued. Pada akhirnya, strategi ini hanya cocok untuk investor yang disiplin, berpengalaman, dan siap menghadapi risiko besar.
Siap mempelajari strategi investasi lebih dalam? Belajar lebih banyak soal dunia investasi saham dengan artikel-artikel Gotrade Blog. Klik di sini untuk temukan lebih banyak artikelnya!
FAQ
1. Apakah short selling legal di Indonesia?
→ Ya, tetapi terbatas. Bursa Efek Indonesia memiliki daftar saham tertentu yang bisa di-short, dan investor wajib mengikuti aturan dari OJK.
- Apa bedanya short selling dengan beli saham biasa?
→ Beli saham (long) berharap harga naik, sedangkan short selling berharap harga turun. Potensi kerugian pada short selling bisa lebih besar karena tidak terbatas.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.