Short squeeze adalah salah satu fenomena paling dramatis di pasar saham. Dalam kondisi ini, harga saham bisa melonjak tajam dalam waktu singkat, sering kali dipicu oleh tekanan terhadap investor yang melakukan short selling.
Bagi investor pemula, memahami apa itu short squeeze saham, bagaimana mekanismenya, serta risikonya sangat penting agar tidak terjebak dalam euforia sesaat. Simak pemaparan Gotrade selengkapnya di sini!
Apa Itu Short Squeeze?
Short squeeze terjadi ketika harga saham naik secara tiba-tiba, memaksa investor yang sebelumnya melakukan short selling untuk membeli kembali saham tersebut demi menutup posisi kerugiannya.
Secara sederhana, menurut Corporate Finance Institute:
- Investor short seller awalnya bertaruh bahwa harga saham akan turun. Mereka meminjam saham untuk dijual sekarang, dengan harapan bisa membelinya kembali di harga lebih rendah nanti.
- Jika harga justru naik, kerugian short seller bisa tak terbatas.
- Untuk menghindari kerugian lebih besar, short seller terpaksa membeli kembali saham tersebut.
- Aksi beli besar-besaran inilah yang mendorong harga saham naik lebih tinggi lagi, menciptakan “squeeze”.
Dengan kata lain, short squeeze saham adalah lingkaran harga naik karena aksi panic buy dari para short seller.
Bagaimana Mekanisme Short Squeeze Terjadi?
1. Posisi short yang tinggi
Fenomena ini biasanya terjadi pada saham dengan jumlah short interest (persentase saham yang dipinjam untuk dijual pendek) yang sangat tinggi. Semakin banyak short seller, semakin besar potensi squeeze.
2. Katalis kenaikan harga
Sebuah berita positif, laporan keuangan baik, atau bahkan hype di media sosial bisa menjadi pemicu kenaikan awal. Saat harga mulai naik, short seller panik.
3. Forced buying
Short seller harus menutup posisi dengan membeli saham di harga pasar. Semakin banyak yang menutup, semakin besar dorongan harga.
4. Efek domino
Kenaikan harga memicu lebih banyak short seller menutup posisi, sehingga terjadi lonjakan harga yang ekstrem dalam waktu singkat.
5. Partisipasi retail
Dalam banyak kasus modern, investor retail (kecil) ikut mendorong fenomena ini dengan membeli saham secara masif, mempercepat terjadinya squeeze.
Contoh Short Squeeze Saham Terkenal
GameStop (GME)
Fenomena paling terkenal terjadi pada awal 2021. GameStop, sebuah perusahaan retail video game, menjadi target short seller besar karena dianggap bisnisnya sudah tertinggal. Namun, komunitas investor retail di forum Reddit r/WallStreetBets mulai membeli saham ini secara masif.
Akibatnya, harga GameStop melonjak dari sekitar $20 per saham di Januari 2021 menjadi lebih dari $400 dalam hitungan minggu. Short squeeze ini menyebabkan kerugian miliaran dolar bagi hedge fund besar yang melakukan short selling.
AMC Entertainment (AMC)
Fenomena serupa juga menimpa AMC, jaringan bioskop terbesar di Amerika. Meski bisnisnya terpukul akibat pandemi, investor retail mendorong harga AMC melalui gerakan massal. Short squeeze membuat harga AMC melonjak tajam di luar fundamental perusahaan, dikutip dari Robomarket.
Pelajaran dari kasus GME dan AMC
Kedua kasus ini menunjukkan bagaimana kombinasi short interest tinggi, komunitas investor retail yang kompak, dan media sosial bisa menciptakan lonjakan harga luar biasa. Namun, setelah hype mereda, harga saham tersebut juga turun kembali, meninggalkan banyak investor baru dengan kerugian.
Risiko Short Squeeze Bagi Investor Pemula
Volatilitas ekstrem
Short squeeze saham bisa naik ratusan persen dalam waktu singkat, tapi juga bisa jatuh dengan cepat. Investor pemula yang masuk di harga puncak berisiko mengalami kerugian besar.
Tidak selalu berdasarkan fundamental
Harga saham yang terdorong oleh short squeeze biasanya tidak mencerminkan nilai intrinsik perusahaan. Begitu euforia berakhir, harga cenderung kembali ke level yang lebih wajar.
Risiko ikut-ikutan
Banyak investor pemula tergoda masuk hanya karena takut ketinggalan tren (FOMO). Namun tanpa pemahaman mekanisme short squeeze, risiko kerugian sangat besar.
Kerugian permanen
Tidak semua saham yang mengalami short squeeze bisa pulih. Dalam banyak kasus, harga kembali anjlok jauh di bawah level puncak, meninggalkan investor dengan kerugian jangka panjang.
Pelajaran Penting Dari Short Squeeze
Jangan hanya ikut hype
Fenomena short squeeze sering menjadi berita besar, tetapi bukan berarti semua orang harus ikut membeli. Lakukan riset terlebih dahulu.
Pahami risiko short selling
Bagi trader yang mencoba short selling, pahami bahwa potensi kerugian tidak terbatas. Berbeda dengan membeli saham (kerugian maksimum adalah modal awal), short selling bisa membuat kerugian melebihi modal.
Gunakan dana sesuai toleransi risiko
Jangan gunakan seluruh modal untuk mengejar fenomena short squeeze. Anggap saja sebagai spekulasi berisiko tinggi, bukan strategi utama investasi.
Fokus pada fundamental jangka panjang
Investor bijak biasanya memilih saham dengan fundamental kuat untuk jangka panjang, bukan sekadar mengejar momentum jangka pendek yang berisiko tinggi.
Kesimpulan
Short squeeze adalah fenomena pasar yang terjadi ketika short seller terpaksa membeli kembali sahamnya, menyebabkan harga melonjak drastis. Kasus GameStop dan AMC menunjukkan betapa besar dampak short squeeze saham, terutama ketika investor retail ikut mendorong hype.
Bagi pemula, pelajaran terpenting adalah bahwa short squeeze penuh dengan risiko. Meskipun terlihat menarik karena potensi keuntungan cepat, volatilitas ekstrem bisa dengan mudah berubah menjadi kerugian besar.
Kalau kamu ingin mulai berinvestasi dengan cara yang lebih aman, fokuslah pada saham dan ETF dengan fundamental kuat.
Gunakan aplikasi tepercaya seperti Gotrade untuk mengelola investasimu. Dengan Gotrade, kamu bisa beli saham AS dengan mudah, aman, dan hanya mulai dari 1 Dolar AS.
FAQ
Apa itu short squeeze saham?
Short squeeze saham adalah kondisi ketika harga naik tajam karena short seller menutup posisinya dengan membeli saham kembali, sehingga mendorong harga lebih tinggi.
Apakah short squeeze selalu peluang bagus untuk investor?
Tidak selalu. Short squeeze sangat berisiko karena harga bisa jatuh kembali dengan cepat begitu euforia berakhir.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.