6 Contoh Situasi saat Trader Terjebak Revenge Trading

Share this article

Revenge trading adalah salah satu bentuk emosi trading yang paling merusak. Biasanya muncul setelah trader mengalami kerugian besar atau serangkaian loss, lalu terdorong untuk segera “membalas” market. Dalam kondisi ini, keputusan tidak lagi diambil berdasarkan analisis, melainkan dorongan emosional untuk menutup rasa sakit akibat kerugian.

Masalahnya, revenge trading jarang terasa seperti kesalahan di awal. Banyak trader menganggapnya sebagai upaya “memperbaiki keadaan”. Padahal, justru di fase inilah kontrol risiko dan disiplin paling sering runtuh.

Nah, berikut enam situasi paling umum saat trader terjebak revenge trading.

6 Situasi saat Trader Terjebak Revenge Trading

1. Setelah Mengalami Loss Besar dalam Satu Trade

Situasi paling klasik adalah ketika satu trade menghasilkan kerugian besar.

Rasa kecewa, marah, dan penyesalan bercampur menjadi dorongan kuat untuk segera masuk posisi baru.

Ciri khasnya:

  • entry terlalu cepat
  • analisis dangkal
  • fokus utama hanya “balik modal”

Menurut Investopedia yang dikutip secara editorial, trader yang berusaha menutup kerugian dengan cepat cenderung meningkatkan risiko tanpa perhitungan yang matang.

2. Serangkaian Loss Kecil yang Menumpuk

Revenge trading tidak selalu dipicu satu loss besar. Kadang justru muncul setelah beberapa kerugian kecil berturut-turut.

Efeknya:

  • kesabaran menurun
  • standar setup diturunkan
  • trader mulai memaksakan peluang

Akumulasi emosi ini membuat trader kehilangan objektivitas secara perlahan.

3. Melanggar Rencana Trading yang Sudah Disusun

Ketika rencana trading dilanggar dan berujung loss, trader sering merasa bersalah. Perasaan ini memicu keinginan untuk “memperbaiki kesalahan” dengan cepat.

Masalahnya:

  • trade berikutnya tidak lagi mengikuti rencana
  • keputusan jadi reaktif
  • risiko meningkat

Alih-alih kembali ke rencana, trader justru semakin jauh darinya.

4. Terlalu Fokus pada Uang yang Hilang

Revenge trading sering terjadi saat trader terlalu fokus pada nominal kerugian, bukan proses.

Pola pikir yang muncul:

  • “Aku harus menutup minus ini hari ini”
  • “Kalau satu trade saja berhasil, semuanya beres”

Fokus pada uang yang hilang membuat trader mengabaikan probabilitas dan risk management.

5. Trading dengan Ukuran Posisi Lebih Besar dari Biasanya

Salah satu tanda paling jelas revenge trading adalah peningkatan ukuran posisi tanpa alasan teknikal.

Tujuannya:

  • mempercepat pemulihan kerugian

Risikonya:

  • drawdown makin dalam
  • tekanan mental meningkat
  • satu kesalahan bisa berdampak besar

Reuters yang dikutip secara editorial menyoroti bahwa keputusan finansial yang diambil dalam kondisi emosi tinggi cenderung memperbesar risiko kerugian.

6. Merasa “Market Tidak Adil”

Ketika trader merasa market “melawan” dirinya, revenge trading sering muncul sebagai bentuk perlawanan emosional.

Dalam kondisi ini:

  • trader berhenti objektif
  • keputusan diambil untuk membuktikan diri
  • ego mengambil alih logika

Padahal, market tidak pernah bersifat personal.

Mengapa Revenge Trading Sulit Dihentikan?

Revenge trading bekerja pada level emosional. Otak:

  • ingin segera menghilangkan rasa sakit
  • mencari kepastian cepat
  • menghindari pengakuan kesalahan

Selama emosi ini tidak disadari, trader akan terus mengulang pola yang sama.

Dampak Revenge Trading terhadap Performa Jangka Panjang

Jika dibiarkan, revenge trading akan:

  • merusak konsistensi
  • meningkatkan drawdown
  • menguras energi mental
  • menghancurkan kepercayaan diri

Banyak akun trading hancur bukan karena strategi buruk, tetapi karena satu sesi revenge trading yang tidak terkendali.

Cara Menghentikan Revenge Trading Secara Praktis

Beberapa langkah penting:

  • berhenti trading setelah loss besar
  • tetapkan batas rugi harian
  • kecilkan risiko per trade
  • beri jeda sebelum entry berikutnya
  • evaluasi proses, bukan hasil

Revenge trading bukan masalah kurang ilmu, tetapi kurang kontrol emosi.

Kesimpulan

Revenge trading sering muncul setelah loss besar, akumulasi kerugian kecil, atau pelanggaran rencana trading. Dorongan untuk “membalas” market membuat trader kehilangan disiplin dan memperbesar risiko.

Dengan mengenali situasi pemicunya dan membangun batasan yang jelas, trader dapat melindungi modal dan menjaga stabilitas emosi.

Dalam trading, berhenti sejenak sering kali jauh lebih bijak daripada memaksakan satu trade tambahan.

Jika kamu ingin mulai trading saham Amerika dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan tidak reaktif secara emosional, kamu bisa mempraktikkannya lewat Gotrade Indonesia.

Gotrade menyediakan akses ke saham dan ETF AS dengan fitur modern untuk trading, termasuk extended hours trading (24 jam, 5 hari), sehingga kamu bisa mengatur waktu trading dan menghindari keputusan impulsif.

Download aplikasi Gotrade Indonesia sekarang, mulai trading saham AS dengan deposit awal mulai US$5 dan bangun kebiasaan trading yang lebih disiplin.

FAQ

1. Apakah revenge trading hanya dialami trader pemula?
Tidak. Trader berpengalaman pun bisa mengalaminya saat emosi tidak terkontrol.

2. Apakah solusi terbaik adalah berhenti trading sementara?
Ya, jeda sementara sering membantu meredakan emosi.

3. Bagaimana cara mencegah revenge trading sejak awal?
Tetapkan batas rugi harian dan patuhi rencana trading.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade