Stock-Based Compensation: Definisi dan Dampak ke Nilai Saham

Banyak perusahaan teknologi besar seperti Meta, Google, dan Tesla sering menggunakan stock-based compensation (SBC) sebagai cara memberi insentif kepada karyawan.

Stock-based compensation berbentuk kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk saham atau opsi saham, bukan uang tunai.

Meski efektif untuk menarik talenta, skema ini bisa berdampak langsung terhadap profitabilitas dan nilai saham perusahaan jika tidak dikelola dengan hati-hati.

Simak pemaparan dari Gotrade di bawah ini.

Apa Itu Stock-Based Compensation?

Stock-based compensation (SBC) adalah strategi perusahaan untuk memberikan sebagian kompensasi kepada karyawan dalam bentuk kepemilikan saham.

Menurut CFI, tujuannya agar karyawan memiliki rasa kepemilikan (ownership) dan termotivasi meningkatkan kinerja perusahaan.

Kompensasi ini bisa berupa:

  • Restricted Stock Units (RSU): Saham yang diberikan secara bertahap sesuai masa kerja.
  • Stock Options: Hak untuk membeli saham di harga tertentu di masa depan.
  • Employee Stock Purchase Plan (ESPP): Program di mana karyawan dapat membeli saham perusahaan dengan harga diskon.

Dengan sistem ini, perusahaan tidak perlu mengeluarkan kas langsung, tetapi memberikan potensi keuntungan di masa depan jika harga saham naik.

Mengapa Perusahaan Menggunakan SBC

1. Menarik dan mempertahankan talenta

Perusahaan teknologi atau startup biasanya bersaing ketat dalam mencari karyawan berkualitas. Dengan SBC, mereka bisa menawarkan potensi keuntungan besar tanpa membebani arus kas saat ini.

2. Menyelaraskan kepentingan

Ketika karyawan memiliki saham, mereka terdorong untuk bekerja keras demi peningkatan nilai perusahaan, karena kinerja yang baik akan meningkatkan harga saham dan keuntungan mereka sendiri.

3. Menghemat kas

Memberikan saham lebih efisien daripada membayar gaji tunai besar, terutama bagi perusahaan yang masih tumbuh dan belum memiliki arus kas positif.

Namun, di balik semua manfaat itu, SBC punya konsekuensi finansial yang harus dipahami oleh investor.

Dampak Stock-Based Compensation terhadap EPS

1. Dilusi saham

Ketika perusahaan menerbitkan saham baru untuk membayar kompensasi, jumlah saham beredar meningkat. Ini menyebabkan dilusi, yaitu turunnya persentase kepemilikan investor lama dan berkurangnya earnings per share (EPS).

Misalnya, jika perusahaan memiliki 1 miliar saham beredar dan menerbitkan tambahan 50 juta saham untuk SBC, kepemilikan investor lama akan terdilusi sekitar 5%. Meski laba perusahaan tetap sama, EPS akan turun karena dibagi ke jumlah saham yang lebih banyak.

2. Pengaruh terhadap valuasi

Investor sering menilai valuasi perusahaan berdasarkan metrik seperti P/E ratio. Ketika EPS turun akibat dilusi, valuasi tampak lebih tinggi dari seharusnya, sehingga harga saham terlihat “mahal” secara relatif, dikutip dari Wall Street Prep.

3. Beban akuntansi non-kas

SBC dicatat sebagai beban operasional dalam laporan laba rugi. Meski tidak melibatkan arus kas keluar, hal ini tetap mengurangi laba bersih secara akuntansi. Beberapa investor sering mengabaikan beban ini dalam analisis non-GAAP, tetapi terlalu banyak pengecualian bisa menyesatkan.

Cara Investor Menilai Efektivitas SBC

1. Bandingkan SBC terhadap pendapatan dan laba bersih

Cek apakah rasio SBC terhadap pendapatan masih dalam batas wajar. Biasanya, perusahaan dengan SBC di bawah 10% dari pendapatan dianggap efisien.

2. Analisis tren jangka panjang

Perhatikan tren SBC selama tiga hingga lima tahun terakhir. Apakah meningkat seiring kenaikan pendapatan, atau malah tumbuh lebih cepat dari laba bersih?

3. Evaluasi dampaknya terhadap EPS dilusi

Lihat “diluted EPS” di laporan keuangan untuk mengetahui seberapa besar dampak SBC terhadap kinerja per saham. Perusahaan dengan tingkat dilusi tinggi mungkin tampak tumbuh, tetapi sebenarnya merugikan pemegang saham jangka panjang.

4. Perhatikan kebijakan buyback

Buyback saham memang bisa menutupi efek dilusi dari SBC, tetapi investor perlu memastikan buyback dilakukan untuk menciptakan nilai, bukan hanya menstabilkan EPS.

5. Tinjau efektivitas retensi talenta

SBC idealnya digunakan untuk mempertahankan karyawan kunci yang memberi dampak besar terhadap pertumbuhan. Jika karyawan tetap keluar meski menerima saham, berarti program SBC tidak efektif sebagai alat motivasi.

Studi Kasus Singkat

Meta Platforms

Pada 2022, Meta mencatat pengeluaran SBC lebih dari 11 miliar dolar AS, yang berkontribusi terhadap penurunan margin laba bersih. Ketika pasar mulai memperhatikan dampak dilusi terhadap EPS, saham Meta sempat turun lebih dari 60% sebelum akhirnya pulih setelah efisiensi dilakukan.

Tesla

Tesla juga dikenal dengan penggunaan SBC besar untuk memberikan insentif kepada eksekutif, termasuk CEO Elon Musk. Namun, karena pertumbuhan pendapatan dan laba yang masif, investor menilai SBC Tesla masih proporsional dan selaras dengan peningkatan nilai pemegang saham.

Kesimpulan

Stock-based compensation adalah metode pemberian saham sebagai kompensasi kepada karyawan agar termotivasi meningkatkan nilai perusahaan. Namun, jika tidak terkendali, SBC dapat menyebabkan dilusi besar dan menekan EPS, yang pada akhirnya merugikan investor jangka panjang.

Investor perlu memantau proporsi SBC dalam laporan keuangan dan memastikan kompensasi saham sebanding dengan kinerja bisnis. Skema ini ideal jika menjadi alat pertumbuhan, bukan sekadar cara mempertahankan karyawan tanpa hasil nyata.

Selain lewat SBC, kamu juga bisa beli saham perusahaan top AS lewat Gotrade! Mulai investasi mulai dari 1 Dolar AS, akses saham, ETF, dan options favorit global, semuanya langsung dari satu aplikasi yang praktis.

FAQ

Apa itu stock-based compensation?
Stock-based compensation adalah bentuk insentif di mana perusahaan memberikan saham atau opsi saham kepada karyawan sebagai bagian dari kompensasi.

Apakah SBC selalu buruk bagi investor?
Tidak. Jika dikelola dengan proporsional dan diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan, SBC bisa menjadi alat motivasi yang efektif.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade