Stop Hunting dalam Trading: Pengertian hingga Cara Hindari

Pernahkah kamu mengalami posisi stop loss tersentuh hanya beberapa detik sebelum harga berbalik arah dan naik lagi? Fenomena ini bukan sekadar kebetulan; bisa jadi itu adalah bagian dari strategi yang disebut stop hunting.

Praktik ini sering membuat trader frustrasi karena seolah pasar "mengetahui" di mana mereka menempatkan stop loss. Padahal, fenomena ini berkaitan erat dengan manipulasi harga dan likuiditas pasar.

Artikel ini akan membahas apa itu stop hunting, mengapa hal ini terjadi, dan strategi efektif untuk menghindarinya agar kamu bisa trading dengan lebih bijak.

Pengertian Stop Hunting

Stop hunting adalah kondisi di mana harga aset digerakkan dengan sengaja untuk memicu serangkaian stop loss order, sebelum harga kembali ke arah semula.

Melansir Investopedia, praktik ini sering dilakukan oleh pelaku besar seperti institusi keuangan, market maker, atau algoritma canggih yang memiliki cukup modal dan data untuk "melihat" area akumulasi order trader ritel.

Mereka tidak benar-benar bisa membaca posisi stop loss individu, tetapi dapat memperkirakan area umumnya dengan menganalisis pola harga dan volume historis, misalnya di sekitar level support atau resistance penting.

Kenapa Stop Hunting Terjadi?

Stop hunting bukan sekadar manipulasi; dalam konteks profesional, ini adalah bagian dari dinamika likuiditas pasar.

Harga bergerak ke arah di mana terdapat banyak order agar pelaku besar bisa mengeksekusi transaksi dalam jumlah besar tanpa slippage besar.

Beberapa alasan umum di balik terjadinya stop hunting antara lain:

  1. Mencari likuiditas
    Market maker dan institusi besar membutuhkan pembeli atau penjual dalam jumlah besar untuk menutup posisi mereka. Dengan mendorong harga sedikit menembus area support atau resistance, mereka dapat memicu stop loss ritel dan menciptakan likuiditas instan.
  2. Manipulasi psikologis
    Setelah stop loss terpicu, banyak trader panik dan ikut menjual. Pelaku besar kemudian membeli di harga lebih rendah, menghasilkan keuntungan ganda saat harga berbalik naik.
  3. Aktivitas algoritmik (high frequency trading)
    Algoritma tertentu didesain untuk mendeteksi cluster order di area harga spesifik. Sistem otomatis ini bisa memperkuat efek stop hunting dalam hitungan detik.
  4. Perilaku trader ritel yang mudah ditebak
    Mayoritas trader menempatkan stop loss di lokasi yang serupa, misalnya 10–20 poin di bawah support. Hal ini membuat area tersebut menjadi target yang mudah bagi pelaku pasar besar.

Contoh Pola Umum Stop Hunting

Secara visual, stop hunting sering muncul dalam bentuk:

  • False breakout: harga menembus support atau resistance sebentar, memicu stop loss, lalu kembali ke arah semula.
  • Long wick candle: muncul sumbu panjang di bawah/atas candlestick, menandakan tekanan harga ekstrem singkat.
  • Spike volume mendadak: volume melonjak hanya beberapa menit, diikuti oleh pembalikan cepat.

Melansir MTrading, pola ini biasanya terjadi di sekitar rilis data ekonomi penting atau sesi pembukaan pasar besar seperti New York atau London.

Strategi Menghindari Stop Hunting

Walau tidak mungkin menghindari fenomena ini sepenuhnya, trader bisa mengurangi risikonya dengan beberapa teknik berikut:

Hindari menempatkan stop loss di area "jelas"

Jangan letakkan stop loss tepat di bawah support atau di atas resistance. Tambahkan sedikit jarak agar tidak mudah tersapu oleh pergerakan harga jangka pendek.

Gunakan stop loss berbasis volatilitas

Hitung jarak stop loss berdasarkan volatilitas pasar, misalnya dengan indikator Average True Range (ATR). Semakin tinggi volatilitas, semakin lebar jarak idealnya.

Amati liquidity zones

Gunakan alat seperti volume profile atau order book untuk melihat area harga dengan aktivitas tinggi. Hindari menempatkan posisi di zona yang menjadi "kolam likuiditas" utama.

Gunakan mental stop untuk trader berpengalaman

Alih-alih menggunakan order otomatis, sebagian trader profesional memilih menutup posisi secara manual ketika harga benar-benar menembus level tertentu. Ini mengurangi kemungkinan tersapu oleh fake move.

Perhatikan waktu rilis berita besar

Stop hunting sering terjadi menjelang pengumuman penting seperti Non-Farm Payrolls atau keputusan suku bunga. Hindari membuka posisi baru dalam waktu 15–30 menit sebelum dan sesudah rilis data.

Jangan berlebihan menggunakan leverage

Kondisi volatil membuat posisi dengan leverage tinggi sangat berisiko. Sedikit pergerakan harga bisa memicu margin call lebih cepat.

Disiplin risiko dan manajemen posisi adalah kunci agar trader tidak terjebak dalam fluktuasi singkat yang diciptakan oleh algoritma besar.

Pelajaran dari Stop Hunting

Fenomena ini mengajarkan dua hal penting bagi trader:

  1. Pasar bukan sepenuhnya acak. Harga bergerak mengikuti pola likuiditas yang dapat diprediksi oleh pelaku besar.
  2. Disiplin lebih penting daripada prediksi. Fokuslah pada eksekusi dan manajemen risiko, bukan menebak ke mana "bandar" akan membawa harga.

Trader profesional memanfaatkan stop hunting sebagai sinyal pembalikan arah. Saat harga menembus level penting dan cepat kembali, itu bisa menjadi indikasi kuat bahwa pasar siap berbalik.

Kesimpulan

Stop hunting adalah strategi yang memanfaatkan area stop loss trader ritel untuk menciptakan likuiditas buatan dan menggerakkan pasar. Meskipun sering dianggap manipulatif, fenomena ini merupakan bagian alami dari mekanisme pasar modern yang didorong oleh algoritma dan psikologi massa.

Dengan memahami pola pergerakan likuiditas dan menempatkan stop loss secara cerdas, kamu bisa bertahan dari "jebakan" ini dan bahkan memanfaatkannya untuk keuntunganmu.

Atur posisi dan risiko tradingmu dengan bijak, yuk, mulai trading saham, ETF, dan options global langsung dari aplikasi Gotrade.

FAQ

Apa itu stop hunting?

Stop hunting adalah pergerakan harga yang sengaja diarahkan untuk memicu stop loss trader, menciptakan likuiditas di pasar.

Kenapa sering terjadi di pasar forex atau saham likuid?

Karena banyaknya pelaku besar dan algoritma otomatis yang mencari area likuiditas tinggi untuk eksekusi cepat.

Bagaimana cara menghindarinya?

Gunakan stop loss adaptif berbasis volatilitas, hindari area harga yang terlalu jelas, dan perhatikan jadwal rilis berita besar.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade