Dalam dunia trading saham, memahami seberapa besar pergerakan harga harian sangat penting untuk menentukan strategi yang tepat. Salah satu indikator paling populer untuk mengukur volatilitas pasar adalah Average True Range (ATR).
ATR tidak dirancang untuk memprediksi arah harga, melainkan untuk mengukur tingkat volatilitas atau seberapa besar harga dapat bergerak dalam periode tertentu. Dengan mengetahui tingkat volatilitas ini, trader bisa menyesuaikan ukuran posisi, menentukan stop loss yang realistis, dan memperkirakan potensi risiko sebelum masuk pasar.
Melalui artikel ini, Gotrade akan menjelaskan fungsi ATR, cara menghitungnya, bagaimana menginterpretasikan nilai tinggi dan rendah, serta strategi penggunaannya dalam manajemen risiko agar kamu bisa trading dengan disiplin dan efisien.
Mengenal Average True Range (ATR)
Average True Range (ATR) adalah indikator yang dikembangkan untuk mengukur seberapa besar fluktuasi harga selama periode tertentu, biasanya 14 hari.
Indikator ini memperhitungkan gap dan pergerakan ekstrem harga, bukan hanya jarak antara high dan low harian.
Melansir Investopedia, ATR memberi gambaran objektif tentang seberapa aktif pasar.
Semakin tinggi nilai ATR, semakin besar fluktuasi harga, yang berarti risiko sekaligus peluang juga meningkat.
Cara Menghitung Average True Range
Untuk menghitung ATR, pertama-tama kamu perlu mengetahui nilai True Range (TR), yaitu rentang harga aktual yang mencerminkan volatilitas sesungguhnya.
Rumusnya adalah:
ATR = (TR₁ + TR₂ + … + TRₙ) / n
Di mana setiap True Range (TR) dihitung dari tiga nilai berikut, dan kamu memilih yang terbesar:
- High – Low (jarak antara harga tertinggi dan terendah hari ini)
- |High – Close (sebelumnya)|
- |Low – Close (sebelumnya)|
Sebagai contoh, jika harga tertinggi saham AAPL hari ini $180, terendah $175, dan close kemarin $178:
Selisih (1) = 180 – 175 = 5
Selisih (2) = |180 – 178| = 2
Selisih (3) = |175 – 178| = 3
Maka True Range (TR) = 5
Jika nilai TR selama 14 hari terakhir memiliki rata-rata 4, maka ATR = 4, artinya rata-rata saham tersebut bergerak sekitar $4 per hari.
Interpretasi Nilai ATR
ATR bukan angka absolut, maknanya bergantung pada konteks harga saham itu sendiri.
- ATR tinggi → volatilitas tinggi
Harga bergerak lebih lebar, biasanya terjadi pada periode ketidakpastian pasar, rilis berita besar, atau setelah earnings. Contoh: ATR $10 pada saham seharga $100 berarti volatilitas 10%, cukup tinggi bagi kebanyakan trader harian. - ATR rendah → volatilitas rendah
Pasar sedang tenang atau konsolidatif. Ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar menunggu katalis baru seperti laporan ekonomi atau keputusan suku bunga.
Menurut TabTrader, trader sebaiknya membandingkan ATR terhadap harga aset (ATR ÷ Price) untuk mendapatkan rasio volatilitas relatif, bukan sekadar melihat nilainya secara mentah.
Strategi Menggunakan ATR
Menentukan Stop Loss Dinamis
ATR membantu menetapkan stop loss yang fleksibel berdasarkan volatilitas aktual, bukan angka acak.
Misalnya, jika ATR saham sebesar 3 poin, kamu bisa menempatkan stop loss sebesar 1,5–2 kali ATR di bawah harga entry (4,5–6 poin). Dengan begitu, kamu tidak mudah keluar dari posisi hanya karena fluktuasi kecil yang masih wajar.
Position Sizing Berdasarkan ATR
Trader profesional menggunakan ATR untuk menentukan ukuran posisi agar risiko tetap terkendali.
Contoh: jika kamu ingin membatasi risiko maksimum 2% dari modal dan ATR naik dua kali lipat, maka ukuran posisi harus dikurangi agar eksposur risiko tetap sama.
Pendekatan ini disebut volatility-adjusted position sizing, yang menjaga stabilitas portofolio di berbagai kondisi pasar.
Mengukur Momentum dan Breakout Valid
Lonjakan mendadak pada ATR bisa menandakan pasar sedang memasuki fase breakout. Jika harga menembus resistance dan ATR meningkat signifikan, kemungkinan besar momentum tersebut kuat dan berkelanjutan.
Sebaliknya, breakout tanpa peningkatan ATR sering kali berujung false signal.
Menentukan Kapan Tidak Trading
Jika ATR terlalu tinggi setelah rilis berita besar atau data ekonomi, pasar bisa terlalu liar untuk dihadapi. Dalam situasi ini, risk/reward ratio tidak menarik karena potensi volatilitas terlalu ekstrem.
Menunggu hingga ATR kembali normal adalah bentuk disiplin dalam manajemen risiko.
Kelebihan dan Keterbatasan ATR
Kelebihan:
- Memberikan ukuran objektif volatilitas tanpa terpengaruh arah tren.
- Bisa diterapkan di semua jenis aset: saham, ETF, hingga forex.
- Membantu penentuan stop loss dan ukuran posisi berbasis data.
Keterbatasan:
- Tidak memberi tahu arah pergerakan harga (bullish atau bearish).
- Rentan terhadap lonjakan jangka pendek akibat berita ekstrem.
- Butuh konfirmasi indikator lain seperti Moving Average atau RSI untuk sinyal yang lebih solid.
Kesimpulan
Average True Range (ATR) adalah alat penting bagi trader yang ingin memahami dinamika volatilitas dan menjaga manajemen risiko tetap konsisten. Dengan ATR, kamu bisa menentukan ukuran posisi dan stop loss secara rasional, bukan emosional.
Gunakan indikator ini sebagai kompas volatilitas, bukan pemandu arah. Kombinasikan dengan analisis teknikal lain agar keputusan trading lebih kuat.
Mulailah memantau saham global lewat aplikasi Gotrade, dan kembangkan disiplin investasi berbasis data yang membantu kamu bertahan di berbagai kondisi pasar.
FAQ
1. Apakah ATR hanya digunakan oleh trader profesional?
Tidak. ATR bisa digunakan oleh siapa pun, termasuk pemula, untuk mengukur seberapa “aktif” pasar sebelum mengambil keputusan entry.
2. Berapa periode terbaik untuk ATR?
Umumnya 14 hari adalah standar, tetapi trader jangka pendek bisa menggunakan 7, sedangkan investor jangka panjang bisa memakai 20–30 periode untuk sinyal lebih stabil.
3. Bagaimana cara mengombinasikan ATR dengan indikator lain?
Gabungkan dengan Moving Average untuk arah tren, dan RSI untuk konfirmasi momentum. Kombinasi ini memberi sinyal yang lebih komprehensif sebelum entry atau exit posisi.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











