Akhir tahun adalah momen ideal bagi investor untuk meninjau kembali portofolionya. Perubahan suku bunga, rotasi sektor, dan volatilitas pasar sepanjang 2025 membuat banyak portofolio tidak lagi seimbang seperti awal tahun.
Untuk memastikan portofolio tetap selaras dengan tujuan investasi, melakukan rebalancing portofolio menjadi langkah penting sebelum memasuki 2026.
Melalui proses evaluasi risiko, menghapus posisi yang tidak efektif, dan mengoptimalkan kembali alokasi aset, kamu bisa membangun portofolio yang lebih sehat dan siap menghadapi tantangan pasar tahun depan.
Mengapa Rebalancing Penting di Akhir Tahun?
Menurut Morningstar, rebalancing membantu menjaga risiko tetap sesuai profil awal investor karena komposisi aset bisa berubah akibat performa yang tidak merata.
Sementara dikutip dari Business Standard, banyak institusi melakukan rebalancing tahunan pada Q4 (Oktober hingga Desember) untuk mengamankan profit, mengurangi risiko, dan menyesuaikan strategi tahun berikutnya.
Dengan kata lain, akhir tahun bukan hanya waktu evaluasi, tetapi momen strategis untuk merapikan portofolio agar lebih siap untuk 2026.
Evaluasi Profil Risiko sebelum Rebalancing
Sebelum mengganti atau memindahkan aset, kamu harus memastikan bahwa profil risiko masih sama seperti tahun sebelumnya.
1. Kenali kemampuan dan toleransi risiko terbaru
Tanyakan pada diri sendiri:
- apakah kondisi finansial kamu berubah pada 2025?
- apakah pemasukan meningkat atau justru lebih fluktuatif?
- apakah tujuan investasi berubah?
Jika kamu menjadi lebih berhati-hati, portofolio 2026 harus lebih defensif. Jika kapasitas risiko meningkat, alokasi aset bisa dibuat lebih agresif.
2. Identifikasi apakah portofolio terlalu agresif atau terlalu konservatif
Cek proporsi kamu saat ini:
- apakah saham bertumbuh terlalu besar porsinya?
- apakah ETF defensif terlalu sedikit?
- apakah volatilitas portofolio terlalu tinggi?
Semua jawaban ini menentukan strategi rebalancing.
Menilai Kinerja Portofolio Akhir Tahun
Sebelum memutuskan apa yang harus dipertahankan atau dilepas, lakukan evaluasi performa.
1. Lihat kontribusi setiap aset terhadap portofolio
Kategorikan aset menjadi:
- aset yang performanya kuat
- aset stagnan
- aset yang justru menahan pertumbuhan
Aset yang gagal memberikan hasil masuk kategori “tidak efektif”.
2. Evaluasi sektor dan tren pasar 2025
Rotasi sektor sangat berpengaruh. Contoh:
- AI dan semikonduktor mungkin mendominasi
- energi bersih bisa kembali pulih
- healthcare tetap defensif
Memahami tren ini membantu menentukan arah alokasi 2026.
3. Review biaya investasi dan risiko tersembunyi
Beberapa aset mungkin:
- terlalu mahal biaya transaksinya
- terlalu volatil
- tidak sesuai tujuan jangka panjang
Aset seperti ini sebaiknya dipertimbangkan untuk dilepas saat rebalancing.
Cara Melakukan Rebalancing Portofolio Akhir Tahun
Ada beberapa langkah penting agar proses rebalancing lebih objektif.
1. Tentukan target alokasi ideal untuk 2026
Contoh target alokasi umum:
- 60 persen saham
- 30 persen ETF indeks luas
- 10 persen cash atau aset likuid
Namun angka ini harus menyesuaikan profil risiko masing-masing.
2. Kurangi porsi aset yang tumbuh terlalu besar
Jika saham teknologi awalnya 30 persen tetapi kini menjadi 45 persen, kamu bisa menjual sebagian untuk kembali ke alokasi ideal. Ini membantu mengurangi risiko overexposure.
3. Tambahkan aset yang tertinggal namun penting untuk diversifikasi
Misalnya:
- tambah ETF broad market
- tambah sektor defensif
- tambah aset low volatility
Diversifikasi mengurangi risiko guncangan di 2026.
4. Hapus posisi yang tidak lagi efektif
Aset yang sebaiknya dihapus biasanya:
- stagnan sepanjang tahun
- tidak sejalan dengan tujuan keuangan baru
- memiliki volatilitas besar tanpa arah tren jelas
Menghapus aset tidak efektif memperkuat portofolio.
5. Optimalkan kembali alokasi untuk tujuan jangka panjang
Setelah perampingan portofolio, pastikan alokasi baru selaras dengan:
- target return
- horizon waktu
- risiko yang bisa diterima
Tujuannya adalah stabilitas, bukan sekadar return tinggi.
Strategi Pendukung Rebalancing untuk 2026
Selain penyesuaian alokasi, ada strategi tambahan yang membantu memaksimalkan hasil investasi.
1. Terapkan DCA di awal tahun
Dollar cost averaging membantu membangun portofolio secara konsisten dan disiplin.
2. Siapkan watchlist berdasarkan peluang 2026
Beberapa tema potensial:
- AI & machine learningcloud computing
- healthcare & biotek
- energi terbarukan
Watchlist membantu eksekusi cepat ketika momentum muncul.
3. Simpan sebagian cash untuk volatilitas awal tahun
Q1 (bulan Januari-Maret) biasanya lebih fluktuatif, sehingga cash berguna untuk masuk di harga menarik.
4. Gunakan fitur trading modern untuk fleksibilitas
Melalui Gotrade, kamu bisa:
- beli saham mulai US$1
- trading 24 jam/5 hari
- memantau dan rebalancing portofolio secara dinamis
Ini mendukung eksekusi strategi rebalancing dengan lebih mudah.
Kesimpulan
Melakukan rebalancing portofolio di akhir tahun adalah langkah penting untuk memastikan portofolio tetap sehat memasuki 2026.
Dengan mengevaluasi profil risiko, menghapus posisi yang tidak efektif, dan menata ulang alokasi berdasarkan tren dan tujuan investasi, kamu dapat membangun portofolio yang lebih stabil dan siap menghadapi dinamika pasar tahun depan.
Reset portofolio akhir tahun adalah fondasi yang akan menentukan performa investasi 2026 kamu.
Mulai bersihkan dan susun ulang portofolio akhir tahun kamu.
Beli saham dan ETF AS mulai dari US$1 di Gotrade dan siapkan diri untuk peluang 2026.
FAQ
1. Apa itu rebalancing portofolio?
Proses menyesuaikan kembali alokasi investasi agar sesuai profil risiko dan tujuan.
2. Kapan waktu terbaik untuk rebalancing?
Akhir tahun adalah waktu ideal karena performa aset sudah terlihat jelas.
3. Mengapa harus menghapus aset tidak efektif?
Agar portofolio lebih efisien dan fokus pada aset yang mendukung tujuan jangka panjang.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











