6 Strategi Trend Following yang Dipakai Trader Profesional

Banyak trader ritel mencoba mengikuti tren, tetapi tidak semua berhasil melakukannya dengan konsisten. Sebaliknya, institutional trader seperti hedge funds, bank besar, dan CTA (Commodity Trading Advisors) menggunakan pendekatan trend following yang sangat terstruktur.

Mereka tidak hanya mengandalkan indikator dasar, tetapi memadukan price action, volatilitas, dan manajemen risiko tingkat lanjut.

Artikel ini membahas strategi inti termasuk moving trend system dan risk pyramiding yang menjadi fondasi pendekatan institusi dalam menangkap tren besar.

Mengapa Trader Institusi Menggunakan Trend Following?

Trend following adalah strategi yang fokus mengikuti arah tren harga yang sedang berkembang, bukan mencoba menebak pembalikannya.

Trader hanya masuk ketika harga sudah menunjukkan karakter pergerakan yang jelas dan momentum mulai terbentuk.

Ada beberapa alasan mengapa strategi ini populer di kalangan trader profesional:

  • Tidak perlu memprediksi pasar, hanya merespons data.
  • Bekerja di berbagai instrumen (saham, komoditas, forex, indeks).
  • Cocok untuk portofolio besar dan diversifikasi lintas pasar.
  • Memberikan edge jangka panjang jika dieksekusi secara konsisten.

Strategi trend following juga cocok untuk trader ritel jika menggunakan struktur yang benar.

6 Strategi Trend Following Institutional Traders

Berikut adalah strategi inti yang paling umum digunakan institusi dalam membaca dan mengeksekusi tren, melansir CMC Markets.

1. Moving trend system

Moving trend adalah pendekatan berbasis moving average yang membantu menangkap tren kuat dan menyaring noise harga.

a. Trend filtering menggunakan EMA dan SMA

Institusi sering menggunakan kombinasi:

  • EMA20 atau EMA21
  • EMA50
  • SMA200

EMA20 mengukur momentum jangka pendek, EMA50 mengukur tren menengah, dan SMA200 mengukur arah jangka panjang.

Contoh pemfilteran:

  • Harga di atas SMA200 = bias bullish.
  • EMA20 di atas EMA50 = momentum naik.
  • Semua moving average selaras = strong trend alignment.

b. Pullback entry pada moving average

Dalam tren kuat, institusi tidak mengejar harga. Mereka menunggu harga:

  • Turun ke EMA20 atau EMA50.
  • Membentuk rejection candle.
  • Volume meningkat.

Entry dilakukan pada konfirmasi pullback, bukan pada candle impuls.

c. Breakout continuation

Jika tren sangat kuat, moving trend system digunakan untuk menangkap breakout lanjutan setelah konsolidasi di sekitar EMA20 atau EMA50.

Moving trend bekerja karena sederhana, objektif, dan mudah diotomatisasi.

2. Volatility breakout model

Model ini memanfaatkan volatilitas untuk menangkap momen ketika tren baru mulai terbentuk.

Cara kerja:

  • Mengukur volatilitas dengan ATR.
  • Menentukan breakout ketika harga bergerak di luar ATR multilevel.
  • Entry dilakukan ketika volatilitas menembus level normal.
  • Stop loss mengikuti ATR sebagai trailing.

Institusi menyukai model ini karena lebih adaptif dibanding moving average biasa.

3. Multi timeframe trend alignment

Institusi selalu memulai analisis dari timeframe besar sebelum turun ke timeframe kecil.

Struktur umum:

  • Tren D1 menentukan arah.
  • Tren H4 memastikan konsistensi.
  • Entry di H1 atau M30.

Jika semua timeframe selaras, tren dianggap kuat dan layak diikuti.

4. Trend channel dan dynamic ranges

Institusi sering menggunakan kanal tren untuk:

  • Menentukan zona buy di lower channel.
  • Menentukan zona sell di upper channel.
  • Mengunci profit dengan trailing di dalam channel.

Trend channel membantu institusi memetakan dinamika tren tanpa indikator rumit.

5. Risk pyramiding (menambah posisi saat tren menguat)

Risk pyramiding adalah teknik profesional di mana trader menambah posisi ketika tren bergerak sesuai prediksi.

Prinsip pyramiding:

  • Entry pertama kecil.
  • Entry kedua dilakukan setelah break of structure lanjutan.
  • Entry ketiga dilakukan ketika tren memperlihatkan strength alignment (SEMUA indicator tren selaras).

Aturan penting:

  • Tidak menambah posisi ketika floating loss.
  • Posisi baru harus memiliki SL yang terstruktur.
  • Ukuran posisi semakin kecil di setiap penambahan.

Pyramiding membantu institusi mengoptimalkan keuntungan ketika tren panjang muncul.

6. Trend following berbasis indeks kekuatan pasar

Beberapa institusi menggunakan indikator internal seperti:

  • Relative Strength Ranking antar sektor.
  • Breadth indicators.
  • Volume weighted trend strength.

Model kekuatan pasar membantu menentukan saham mana yang memiliki tren paling sehat.

Cara Trader Ritel Mengadaptasi Strategi Trend Following Institusi

Berikut langkah sederhana untuk meniru kerangka kerja institusi.

1. Gunakan kombinasi EMA20, EMA50, dan SMA200 untuk membaca tren

Jika ketiganya selaras, tren dianggap kuat.

2. Fokus entry pada pullback, bukan pada candle impuls

Entry saat harga kembali ke area moving average menghasilkan risiko lebih kecil.

3. Gunakan ATR untuk trailing stop dan filter volatilitas

ATR membantu menentukan jarak SL yang realistis.

4. Terapkan risk pyramiding secara konservatif

Ideal untuk swing trading dan tren multi minggu.

5. Selalu cek trend alignment di beberapa timeframe

Ini mencegah entry melawan tren besar.

Kesimpulan

Strategi trend following yang digunakan institutional traders didasarkan pada struktur yang objektif dan manajemen risiko yang ketat. Dengan memadukan moving trend system, model volatilitas, multi timeframe alignment, dan risk pyramiding, trader dapat mengikuti tren dengan lebih disiplin dan efektif.

Trader ritel dapat mengadaptasi versi sederhana pendekatan ini untuk meningkatkan konsistensi dalam jangka panjang.

Ingin menerapkan strategi trend following pada saham global?

Gunakan Gotrade untuk membeli saham AS mulai US$1, deposit mulai US$5, dan nikmati akses grafik 24 jam untuk memantau tren secara real time.

FAQ

1. Apakah strategi trend following cocok untuk pemula?
Ya, karena objektif dan mudah diterapkan dengan disiplin.

2. Apa moving average terbaik untuk trend following?
EMA20, EMA50, dan SMA200 adalah kombinasi paling umum digunakan.

3. Apa itu risk pyramiding?
Teknik menambah posisi saat tren menguat untuk memaksimalkan profit.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade