Dalam dunia investasi saham, ada satu perdebatan klasik yang tidak pernah usai, yaitu antara time in the market vs timing the market. Banyak investor bertanya-tanya, apakah lebih baik masuk pasar pada saat yang tepat atau bertahan di pasar dalam jangka panjang?
Konsep time in the market menjadi prinsip penting yang diyakini oleh investor legendaris seperti Warren Buffett. Ia percaya bahwa waktu yang dihabiskan dalam pasar jauh lebih berharga daripada mencoba menebak kapan harus membeli atau menjual saham.
Berikut ini, Gotrade akan membahas apa itu time in the market, bagaimana cara kerjanya, perbandingan dengan timing market, serta data historis tentang efektivitas kedua pendekatan ini.
Apa Itu Time in the Market?
Time in the market adalah strategi investasi yang berfokus pada lamanya seorang investor berada di pasar saham, bukan pada usaha menebak pergerakan jangka pendek.
Melansir Investec, prinsipnya adalah semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar peluang portofoliomu untuk tumbuh karena efek compound return (bunga berbunga).
Investor yang menerapkan strategi ini tidak terlalu peduli apakah harga saham sedang naik atau turun dalam jangka pendek. Fokus utamanya adalah konsistensi, disiplin, dan kesabaran dalam berinvestasi jangka panjang.
Sebagai contoh, jika kamu membeli indeks S&P 500 dan menahannya selama 10 atau 20 tahun, peluang untuk mendapatkan return positif jauh lebih besar dibanding mereka yang sering keluar-masuk pasar karena takut volatilitas.
Cara Kerja Strategi Time in the Market
Strategi ini memanfaatkan kekuatan waktu dan pertumbuhan eksponensial. Semakin lama dana kamu berada di pasar, semakin besar efek bunga majemuk yang akan mempercepat pertumbuhan nilai investasi.
Misalnya, jika kamu menanam $1.000 dengan rata-rata return 8% per tahun, dalam 30 tahun nilainya akan menjadi sekitar $10.000 tanpa tambahan modal apa pun.
Tetapi jika kamu sering keluar dari pasar, kamu bisa kehilangan hari-hari terbaik yang berkontribusi besar terhadap hasil akhir.
Prinsip utamanya adalah konsistensi lebih penting daripada prediksi.
Tidak ada investor yang bisa menebak pasar dengan tepat sepanjang waktu, tapi kamu bisa memastikan keuntungan jangka panjang dengan tetap berada di dalamnya.
Time in the Market vs Timing the Market
Time in the Market
- Fokus pada jangka panjang.
- Tidak peduli fluktuasi harian.
- Memanfaatkan kekuatan compound return.
- Lebih sedikit stres dan biaya transaksi.
- Cocok untuk investor jangka panjang atau pemula.
Timing the Market
- Berusaha membeli di harga terendah dan menjual di harga tertinggi, dikutip dari Investopedia.
- Sangat bergantung pada analisis teknikal dan sentimen pasar.
- Potensi keuntungan tinggi jika berhasil, tapi risikonya besar jika salah waktu.
- Membutuhkan pemantauan pasar yang intensif.
Mengapa Time in the Market Lebih Unggul
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehilangan beberapa hari terbaik dalam pasar bisa berdampak besar terhadap hasil investasi jangka panjang.
- Berdasarkan data dari J.P. Morgan Asset Management, jika investor melewatkan 10 hari terbaik di pasar saham AS antara 2003–2023, hasil total investasinya turun lebih dari 50% dibanding yang tetap berinvestasi penuh selama periode tersebut.
- Jika kamu tetap berada di pasar selama 20 tahun, peluang untuk mendapatkan hasil positif mencapai lebih dari 90% menurut data historis S&P 500.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu di pasar jauh lebih berharga daripada mencoba memprediksi waktu pasar.
Bahkan pada periode krisis besar seperti 2008 atau pandemi 2020, investor yang tetap bertahan cenderung memulihkan kerugiannya lebih cepat dan menikmati pertumbuhan baru saat ekonomi pulih.
Kapan Timing Market Bisa Bekerja?
Meski sulit dilakukan, timing market bisa memberikan hasil jika didukung analisis yang kuat dan strategi disiplin. Misalnya:
- Saat tren makroekonomi sangat jelas, seperti suku bunga yang akan turun signifikan atau stimulus besar dari pemerintah.
- Menggunakan pendekatan dollar-cost averaging (DCA), yaitu membeli saham secara berkala tanpa menebak waktu terbaik, untuk mengurangi risiko entry di harga tinggi.
- Memakai indikator teknikal, seperti moving average atau relative strength index (RSI), untuk mengonfirmasi tren besar tanpa spekulasi ekstrem.
Namun tetap, sebagian besar investor ritel akan lebih diuntungkan dengan fokus pada time in the market daripada mencoba menebak arah pasar.
Cara Menerapkan Strategi Time in the Market
Tetapkan tujuan investasi jangka panjang
Apakah kamu ingin dana pensiun, pendidikan anak, atau kebebasan finansial? Tujuan ini akan menentukan horizon waktu investasimu.
Gunakan strategi rutin seperti DCA
Dengan dollar-cost averaging, kamu berinvestasi jumlah tetap setiap bulan, terlepas dari naik-turunnya harga saham. Strategi ini membantu mengurangi dampak volatilitas.
Pilih instrumen berkualitas
Fokus pada saham atau ETF dengan fundamental kuat, seperti indeks S&P 500, saham blue-chip, atau ETF sektor defensif.
Jangan panik saat pasar turun
Koreksi pasar adalah hal normal. Justru di situlah peluang untuk membeli aset berkualitas di harga lebih murah.
Rebalancing portofolio secara berkala
Lakukan penyesuaian komposisi investasi agar tetap sesuai dengan profil risikomu, tanpa harus keluar dari pasar sepenuhnya.
Kesimpulan
Time in the market adalah strategi yang menekankan pentingnya bertahan di pasar jangka panjang agar bisa memanfaatkan efek bunga majemuk dan pertumbuhan ekonomi global.
Dibandingkan dengan timing the market, strategi ini terbukti lebih konsisten, lebih aman, dan lebih cocok untuk investor jangka panjang.
Data historis menunjukkan bahwa kehilangan beberapa hari terbaik di pasar bisa menghancurkan potensi keuntungan secara signifikan.
Bagi kamu yang ingin berinvestasi tanpa stres dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang, manfaatkan strategi time in the market saat investasi via Gotrade.
Saatnya trading saham AS dengan aman dan praktis, mulai dari hanya 1 Dolar AS, dan membangun portofolio global yang tumbuh seiring waktu.
FAQ
Apa perbedaan antara time in the market dan timing the market?
Time in the market fokus pada lamanya kamu berinvestasi, sedangkan timing the market berusaha menebak kapan pasar naik atau turun.
Apakah timing market tidak bisa menghasilkan keuntungan?
Bisa, tapi sulit dilakukan secara konsisten. Bahkan investor profesional pun jarang berhasil menebak waktu pasar dengan tepat.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.