Setiap trader pernah tergoda untuk terus membuka posisi demi mengejar momentum harga. Namun tanpa disadari, perilaku ini sering berujung pada overtrading, kondisi ketika seseorang terlalu sering melakukan transaksi melebihi kapasitas modal dan rencana risikonya.
Dalam situasi pasar yang fluktuatif, memahami tips menghindari overtrading menjadi keterampilan penting agar kamu bisa tetap disiplin dan rasional.
Melansir Investopedia, overtrading biasanya disebabkan oleh dorongan emosional seperti FOMO (Fear of Missing Out) atau keinginan cepat balas dendam setelah rugi.
Berikut panduan lengkap agar kamu bisa menjaga fokus, psikologi, dan modal tetap terkendali.
Penyebab Utama Overtrading
1. Dorongan Emosional dan FOMO
Ketika volatilitas pasar tinggi, harga bisa bergerak tajam hanya dalam hitungan menit. Trader yang tidak siap mental sering merasa harus ikut masuk ke pasar agar tidak ketinggalan peluang. Akibatnya, keputusan diambil tanpa analisis matang.
Menurut CenterPoint Securities, rasa percaya diri berlebihan setelah beberapa kali profit juga bisa memicu overtrading karena trader merasa selalu benar.
2. Tidak Punya Batas Risiko yang Jelas
Tanpa batas risiko per transaksi, trader mudah membuka posisi besar atau berulang kali masuk setelah rugi. Padahal, strategi yang baik selalu disertai batasan jelas seperti risk per trade atau maximum daily loss.
3. Tidak Punya Rencana Trading Tertulis
Banyak trader mengandalkan intuisi atau feeling. Padahal, dalam situasi volatil, keputusan impulsif sering kali justru memperburuk kerugian.
Rencana trading yang terstruktur membantu menghindari keputusan emosional dan meminimalkan kesalahan.
Tanda-Tanda Awal Kamu Sudah Overtrading
- Terlalu sering buka posisi tanpa alasan teknikal yang kuat.
- Margin atau saldo cepat berkurang, tapi kamu terus membuka posisi baru.
- Emosi tidak stabil, mudah panik, euforia, atau stres setelah setiap transaksi.
- Mengabaikan trading plan, termasuk stop loss dan target profit.
- Merasa tidak bisa berhenti trading, bahkan saat kondisi pasar tidak mendukung.
Jika kamu menemukan dua atau lebih tanda di atas, artinya kamu perlu segera mengevaluasi kebiasaan tradingmu.
Strategi Efektif Menghindari Overtrading
1. Gunakan Trading Plan yang Konsisten
Buat rencana harian yang jelas: kapan masuk, kapan keluar, dan berapa risiko maksimal per posisi.
Rencana ini bukan hanya peta jalan, tapi juga rem psikologis agar kamu tidak impulsif mengikuti pergerakan harga.
2. Batasi Jumlah Transaksi per Hari
Tentukan batas maksimal jumlah trade per sesi, misalnya 2–3 posisi. Tujuannya agar kamu tidak terjebak dalam siklus buka-tutup posisi tanpa arah yang jelas.
3. Gunakan Aturan Risk per Trade
Batasi risiko per posisi maksimal 1–2% dari total modal. Dengan begitu, bahkan jika kamu mengalami beberapa kerugian berturut-turut, modalmu masih aman untuk jangka panjang.
4. Catat Semua Transaksi di Journal
Buat trading journal yang mencatat alasan entry, hasil, dan evaluasi.
Menurut Investopedia, trader yang memiliki jurnal performa cenderung 40% lebih disiplin dan konsisten dalam eksekusi strategi.
5. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Daripada membuka 10 posisi tanpa arah, lebih baik menunggu 1–2 setup dengan probabilitas tinggi. Disiplin menunggu sinyal valid akan melatih kesabaran dan meningkatkan akurasi strategi.
6. Istirahat Saat Emosi Tidak Stabil
Jika kamu merasa stres, euforia, atau tertekan setelah trading, berhenti sejenak. Pasar tidak akan ke mana-mana.
Mengutip IG Group, trader profesional tahu kapan harus pause dan kapan harus masuk kembali dengan kepala dingin.
7. Gunakan Alarm atau Notifikasi Entry
Dengan bantuan fitur alert di aplikasi trading, kamu bisa menunggu harga mencapai level ideal tanpa harus terus menatap chart. Ini membantu menghindari keputusan impulsif akibat over-monitoring.
Contoh Kasus Nyata
Seorang trader pemula dengan modal $5,000 membuka 15 posisi dalam sehari karena euforia harga saham teknologi. Hasilnya, ia kehilangan lebih dari 20% modal hanya dalam seminggu.
Setelah mengevaluasi jurnal trading, ternyata 70% posisinya dibuka tanpa sinyal teknikal yang jelas.
Setelah menerapkan aturan maksimum 3 trade per hari dan risk limit 2% per posisi, performanya membaik dan drawdown menurun signifikan.
Kesimpulan
Overtrading adalah musuh terbesar trader di pasar volatil. Emosi seperti FOMO dan balas dendam atas kerugian bisa dengan cepat menggerus modal.
Dengan menerapkan 7 tips menghindari overtrading, kamu bisa menjaga disiplin, melindungi modal, dan fokus pada kualitas sinyal, bukan kuantitas transaksi.
Lewat Gotrade, kamu bisa memantau portofolio, menetapkan target risiko, dan belajar trading saham global secara lebih terukur.
Download aplikasinya hari ini dan mulai trading dengan strategi yang disiplin, bukan impulsif.
FAQ
1. Apa penyebab utama overtrading?
Biasanya disebabkan oleh emosi seperti FOMO, euforia, atau keinginan cepat menebus kerugian.
2. Bagaimana cara tahu kalau saya sudah overtrading?
Jika kamu sering membuka posisi tanpa sinyal jelas dan modal cepat menurun, itu tanda kamu overtrading.
3. Apakah overtrading bisa dihindari sepenuhnya?
Bisa, dengan disiplin mengikuti trading plan dan membatasi jumlah transaksi harian.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











