Bagi investor yang ingin tahu seberapa efisien portofolionya menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan risiko yang diambil, Treynor Ratio menjadi salah satu metrik penting yang wajib dipahami.
Rasio ini membantu membedakan apakah performa portofolio benar-benar berasal dari kemampuan manajer investasi atau hanya karena faktor pasar yang sedang bullish.
Lalu apa itu treynor ratio dan bagaiamna cara menggunakannya untuk analisis risiko investasi? Tenang, Gotrade sudah siapkan penjelasan lengkapnya di sini!
Definisi Treynor Ratio
Treynor Ratio adalah ukuran risk-adjusted return yang membandingkan excess return portofolio terhadap risiko sistematis yang diukur menggunakan beta (β).
Berbeda dari Sharpe Ratio yang menggunakan total volatility (deviasi standar) sebagai ukuran risiko, Treynor Ratio hanya memperhitungkan risiko pasar yang tidak dapat dihilangkan lewat diversifikasi.
Melansir Investopedia, rasio ini dikembangkan oleh Jack Treynor, salah satu pelopor teori Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Treynor Ratio = (Rp - Rf) / βp
Keterangan:
- Rp = return portofolio
- Rf = risk-free rate (biasanya menggunakan yield obligasi pemerintah)
- βp = beta portofolio, yaitu sensitivitas terhadap pergerakan pasar
Semakin tinggi nilai Treynor Ratio, semakin baik performa portofolio dalam menghasilkan imbal hasil tambahan untuk setiap unit risiko pasar yang diambil.
Cara Menghitung Treynor Ratio
Misalnya:
- Return portofolio (Rp): 10%
- Risk-free rate (Rf): 3%
- Beta (βp): 1.2
Maka:
Treynor Ratio = (10% - 3%) / 1.2 = 5.83%
Artinya, investor memperoleh 5.83% imbal hasil tambahan untuk setiap satu unit risiko pasar yang diambil.
Masih melansir Investopedia, rasio di atas 4–5% umumnya dianggap efisien, sementara nilai negatif menandakan performa yang lebih buruk dari aset bebas risiko.
Perbedaan Treynor Ratio, Sharpe Ratio, dan Sortino Ratio
Ketiga rasio ini sama-sama digunakan untuk mengukur risk-adjusted return, tetapi berbeda dalam pendekatan risikonya.
Rasio | Jenis Risiko yang Diukur | Fokus Utama | Cocok Untuk |
---|---|---|---|
Treynor Ratio | Risiko sistematis (beta) | Pengaruh pasar terhadap portofolio | Portofolio terdiversifikasi |
Sharpe Ratio | Total volatilitas (σ) | Performa total portofolio | Semua jenis portofolio |
Sortino Ratio | Volatilitas negatif (downside deviation) | Risiko kerugian saja | Portofolio dengan volatilitas tinggi |
Perbedaan ini membuat Treynor Ratio lebih cocok digunakan untuk membandingkan manajer investasi atau strategi yang sudah terdiversifikasi secara optimal.
Sementara Sharpe dan Sortino lebih berguna untuk menilai performa portofolio individu yang masih memiliki risiko spesifik.
Kelebihan Treynor Ratio
- Fokus pada risiko pasar: Cocok untuk mengevaluasi performa di konteks ekonomi makro atau saat volatilitas tinggi akibat kebijakan suku bunga.
- Mudah diinterpretasikan: Hasil perhitungan langsung menunjukkan berapa besar excess return per unit risiko yang diambil.
- Berguna untuk membandingkan portofolio aktif vs pasif: Misalnya, apakah manajer investasi benar-benar memberikan alpha atau hanya mengikuti pergerakan indeks.
Keterbatasan Treynor Ratio
- Tidak memperhitungkan risiko spesifik: Rasio ini mengasumsikan portofolio sudah cukup terdiversifikasi. Jika tidak, hasilnya bisa menyesatkan.
- Bergantung pada stabilitas beta: Nilai beta bisa berubah tergantung periode analisis dan volatilitas pasar.
- Tidak cocok untuk aset non-pasar saham: Karena berbasis CAPM, Treynor Ratio lebih relevan untuk portofolio saham atau reksa dana yang terhubung dengan indeks pasar.
Cara Menggunakan Treynor Ratio dalam Analisis
- Bandingkan beberapa portofolio atau manajer investasi: Portofolio dengan Treynor Ratio tertinggi memiliki efisiensi risiko terbaik.
- Evaluasi performa relatif terhadap benchmark: Jika rasio lebih tinggi dari indeks acuan, artinya manajer investasi berhasil menciptakan nilai tambah (alpha).
- Kombinasikan dengan Sharpe atau Sortino Ratio: Menggunakan beberapa metrik sekaligus memberi gambaran yang lebih menyeluruh antara risiko total dan risiko pasar.
Sebagai contoh, portofolio dengan Sharpe Ratio tinggi tetapi Treynor Ratio rendah bisa jadi memiliki diversifiable risk yang belum dikelola dengan baik.
Kesimpulan
Treynor Ratio membantu investor memahami seberapa efisien portofolio menghasilkan keuntungan dibanding risiko pasar yang diambil. Rasio ini sangat relevan dalam era volatilitas tinggi, di mana diferensiasi antara return akibat faktor pasar dan kemampuan manajer menjadi krusial.
Pahami rasio ini sebelum mulai trading saham, ETF, atau options lewat Gotrade, aplikasi investasi global yang memudahkan kamu belajar dan bertransaksi secara transparan langsung dari ponselmu.
FAQ
Apa keunggulan utama Treynor Ratio dibanding Sharpe Ratio?
Treynor Ratio hanya menggunakan risiko sistematis (beta), sedangkan Sharpe Ratio mempertimbangkan total volatilitas portofolio.
Apakah Treynor Ratio bisa negatif?
Ya. Jika return portofolio lebih rendah dari risk-free rate atau jika beta-nya tinggi, hasil rasio bisa negatif, menandakan performa buruk terhadap risiko pasar.
Bagaimana cara meningkatkan Treynor Ratio?
Dengan menekan risiko pasar (beta) atau meningkatkan excess return tanpa mengambil volatilitas tambahan, misalnya lewat diversifikasi lintas sektor dan ETF global.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.