Salah satu pertanyaan paling sering muncul dari investor pemula adalah: “S&P 500 sekarang mahal atau masih wajar untuk dibeli?”. Ini pertanyaan penting karena S&P 500 adalah indeks paling populer di dunia, diisi oleh 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat, dan sering dijadikan acuan untuk investasi jangka panjang.
Menilai valuasi S&P 500 bukan hanya soal melihat apakah harganya naik atau turun, tetapi memahami apakah level harga tersebut masih masuk akal berdasarkan fundamentalnya.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan panduan sederhana untuk mengecek apakah harga S&P 500 saat ini tergolong murah, wajar, atau sudah terlalu mahal.
Apa Itu Valuasi S&P 500?
Valuasi S&P 500 adalah cara menilai apakah harga seluruh indeks (gabungan 500 saham besar AS) mencerminkan nilai wajar berdasarkan pendapatan, pertumbuhan, dan kondisi ekonomi.
Berbeda dengan saham individual, S&P 500 mengacu pada:
- total kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan di dalamnya
- earnings kolektif
- rasio valuasi keseluruhan (PE, forward PE, CAPE, dll)
Mengapa Valuasi S&P 500 Penting untuk Investor?
Melansir Julius Baer, valuasi S&P 500 memengaruhi:
- potensi return jangka panjang
- risiko membeli di puncak market
- ekspektasi volatilitas di masa depan
Jika valuasi terlalu tinggi, return berikutnya bisa lebih rendah. Jika valuasi wajar atau murah, return jangka panjang biasanya lebih menarik.
Cara Mengecek Valuasi S&P 500 Apakah Masih Wajar
Berikut indikator yang paling sering digunakan investor global untuk menilai valuasi indeks ini.
1. Lihat Rasio Price-to-Earnings (PE Ratio)
Ini indikator paling dasar.
Rumus: Harga indeks ÷ Earnings perusahaan-perusahaan di dalamnya
Jenis PE yang dipakai:
- Trailing PE: berdasarkan earnings 12 bulan terakhir
- Forward PE: berdasarkan estimasi earnings 12 bulan ke depan
Interpretasi umum:
- PE tinggi → indeks mahal
- PE rendah → indeks murah
- PE mendekati rata-rata historis → valuasi wajar
Cara cek: Chart PE S&P 500 tersedia gratis di situs resmi S&P Global.
Jika PE jauh di atas rata-rata historis (sekitar 16–18), indeks biasanya dianggap mahal.
2. Gunakan CAPE Ratio (Shiller PE)
CAPE Ratio atau Shiller PE adalah PE berbasis earnings rata-rata 10 tahun yang telah disesuaikan inflasi.
Keunggulannya:
- lebih stabil
- tidak terpengaruh earnings satu tahun yang terlalu tinggi atau rendah
Interpretasi umum:
- CAPE < 20 → relatif murah
- CAPE 20–28 → wajar
- CAPE > 30 → mahal
CAPE Ratio menjadi rujukan populer jangka panjang bagi investor institusional.
3. Bandingkan Earnings Yield dengan Yield Obligasi
Earnings yield adalah kebalikan dari PE.
Rumus: Earnings Yield = 1 ÷ PE
Contoh interpretasi:
Jika Earnings Yield S&P 500 4 persen dan Treasury 10 tahun 5 persen, artinya obligasi lebih menarik secara risiko-return dan indeks bisa dianggap mahal.
Sebaliknya, jika Earnings Yield jauh lebih tinggi dari obligasi, valuasi indeks cenderung murah.
4. Periksa Growth VS Valuation
Harga indeks bisa tinggi jika earnings growth juga tinggi.
Cara menilai:
- apakah pendapatan kolektif perusahaan di S&P 500 terus tumbuh?
- apakah EPS naik konsisten?
- apakah sektor dominan (teknologi, komunikasi, kesehatan) masih bertumbuh kuat?
Valuasi tinggi bisa wajar jika earnings tumbuh dengan cepat.
5. Cek Rasio Price-to-Sales (P/S) Market
P/S berguna karena revenue lebih stabil dibanding earnings.
Interpretasi umum:
- P/S naik terlalu cepat → risiko overvaluation
- P/S stabil meski harga naik → pertumbuhan revenue mengimbangi kenaikan harga
S&P 500 yang mahal biasanya menunjukkan P/S historis di atas 2,5–3,0.
6. Perhatikan Kondisi Makroekonomi
Valuasi tidak berdiri sendiri. Faktor makro juga memengaruhi:
- suku bunga Fed
- inflasi
- imbal hasil obligasi
- arus modal asing
Ketika suku bunga tinggi, valuasi cenderung tertekan karena investor lebih memilih obligasi.
7. Bandingkan dengan Rata-Rata Historis
Cara cepat menilai apakah S&P 500 mahal:
- PE sekarang vs rata-rata 10–20 tahun
- CAPE sekarang vs historis
- P/S sekarang vs historis
Jika semua berada jauh di atas rata-rata, kemungkinan valuasi sedang mahal.
Cara Praktis untuk Pemula: 3-Step Valuation Check
Gunakan checklist super-sederhana:
1. Cek Forward PE
Apakah > 20? Jika ya, cenderung mahal.
2. Cek CAPE Ratio
Apakah > 30? Jika ya, valuasi jangka panjang cenderung tinggi.
3. Bandingkan Dengan Treasury 10 Tahun
Jika yield obligasi jauh lebih tinggi dari earnings yield S&P 500, return jangka panjang indeks bisa lebih rendah.
Ini cara termudah mengevaluasi valuasi tanpa melihat terlalu banyak indikator.
Apakah S&P 500 Boleh Dibeli saat Valuasi Tinggi?
Jawabannya tergantung strategi:
1. Untuk DCA Jangka Panjang → Boleh
Banyak studi menunjukkan bahwa DCA ke indeks S&P 500 tetap memberikan return kuat meski masuk di valuasi tinggi.
2. Untuk Lump Sum / Entry Besar → Hati-Hati
Jika valuasi terlalu tinggi, risiko koreksi lebih besar.
3. Untuk Pemula → DCA Biasanya Lebih Aman
Daripada menunggu “harga murah” yang tidak pasti, DCA memberikan kestabilan mental.
Kesimpulan
Menilai apakah S&P 500 masih wajar tidak harus rumit. Fokus saja pada PE Ratio, CAPE Ratio, earnings yield vs Treasury, pertumbuhan earnings, dan rata-rata historis. Jika valuasi terlalu tinggi, investor bisa memilih DCA sebagai strategi paling stabil.
Kalau kamu ingin mulai investasi S&P 500 lewat ETF seperti SPY atau VOO, kamu bisa melakukannya via aplikasi Gotrade dengan deposit awal US$5, pembelian minimal US$1, dan fleksibilitas trading 24 jam selama 5 hari.
FAQ
1. Apakah S&P 500 bisa turun meski ekonomi kuat?
Bisa, terutama jika valuasi terlalu tinggi atau Fed menaikkan suku bunga.
2. Indikator valuasi mana yang paling akurat?
Tidak ada yang sempurna, tapi Forward PE dan CAPE paling sering dipakai investor profesional.
3. Lebih baik beli S&P 500 sekaligus atau DCA?
Untuk pemula, DCA lebih aman secara psikologis dan risiko timing.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











