Jakarta, Gotrade News - Data inflasi Amerika Serikat untuk November secara mengejutkan turun drastis ke level 2,7% secara tahunan. Penurunan ini memberikan angin segar bagi masyarakat yang tertekan oleh tingginya biaya hidup. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa angka ini mungkin terdistorsi akibat penutupan pemerintah baru-baru ini.
Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) ini dirilis setelah adanya jeda pendanaan federal selama 43 hari. Biro Statistik Tenaga Kerja tidak dapat menghitung data Oktober karena keterbatasan operasional saat itu.
Menurut Heather Long dari Navy Federal Credit Union, penutupan pemerintah jelas memiliki dampak besar pada proses pengumpulan data.
Key Takeaways
- Inflasi AS November turun ke 2,7%, jauh di bawah ekspektasi ekonom sebesar 3,1%.
- Validitas data diragukan karena hilangnya data Oktober akibat shutdown pemerintah AS.
- Pasar saham bereaksi positif dengan harapan The Fed akan melunakkan kebijakan moneternya.
Keraguan Ekonom di Balik Angka Manis
Angka inflasi inti yang mengecualikan sektor pangan dan energi juga melambat ke posisi 2,6%. Realisasi ini tercatat lebih rendah dibandingkan prediksi pasar yang berada di angka 3%.
Data dari CNBC menunjukkan kenaikan bulanan hanya mencapai 0,2%, di bawah estimasi konsensus sebesar 0,3%.

Ketidaklengkapan data historis membuat banyak ahli keuangan meragukan akurasi tren penurunan harga yang drastis ini. Joe Brusuelas dari RSM US menyebut laporan ini cacat karena data sewa rumah terlihat tidak wajar.
Ekonom dari Wells Fargo & Company bahkan secara tegas menyarankan untuk menyikapi data ini dengan sangat skeptis.
Respon Pasar dan Prospek Kebijakan
Terlepas dari keraguan data, pasar saham merespons positif dengan kenaikan pada kontrak berjangka SPDR S&P 500 ETF Trust. Investor menafsirkan inflasi yang jinak ini sebagai sinyal The Fed mungkin akan memangkas suku bunga.
Alat pantau CME Group FedWatch kini menunjukkan peluang pemangkasan bunga di bulan Maret meningkat menjadi 58,3%.
Gedung Putih merayakan laporan ini sebagai bukti keberhasilan ekonomi, namun analis memprediksi adanya potensi kenaikan harga kembali.
Tim ekonom Wells Fargo memperingatkan bahwa data inflasi kemungkinan akan tetap fluktuatif setidaknya untuk dua bulan ke depan.
Referensi:
- CNBC, November consumer prices rose at a 2.7% annual rate, lower than expected, delayed data shows. Diakses pada 19 Desember 2025
- CNN, Inflation cooled in November to 2.7%, but economists say to take it with ‘the entire salt shaker’. Diakses pada 19 Desember 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











