Slippage adalah salah satu tantangan terbesar bagi trader yang mengeksekusi order dalam volume besar. Ketika pasar bergerak cepat atau likuiditas tidak cukup, harga eksekusi sering berbeda dari harga yang diinginkan. Perbedaan kecil ini bisa berdampak signifikan bagi trader volume besar karena nilai transaksinya tinggi.
Memahami apa itu slippage, kenapa terjadi, serta cara mengurangi slippage sangat penting untuk menjaga efisiensi strategi trading. Simak pemaparan selengkapnya dalam artikel ini.
Pengertian Slippage Trading
Slippage trading terjadi ketika order dieksekusi pada harga berbeda dari harga yang trader harapkan. Biasanya terjadi karena:
- Perubahan harga yang cepat
- Volume order terlalu besar dibanding likuiditas pasar
- Spread melebar
- Eksekusi lambat
Menurut Investopedia yang dikutip secara editorial, slippage sering muncul di pasar volatil atau saat rilis berita ekonomi.
Trader institusi pun sering memperhatikan slippage karena biaya tidak terlihat ini bisa mengurangi profit secara signifikan.
Sayangnya, slippage tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tetapi bisa dikurangi dengan teknik yang tepat.
Penyebab Utama Slippage
Ada tiga penyebab besar slippage yang wajib dipahami.
1. Likuiditas pasar tidak mencukupi
Jika order beli atau jual terlalu besar, order buku tidak mampu mengisi jumlah tersebut pada satu harga.
Contoh:
- Ingin beli 10.000 unit saham, tetapi available seller pada harga itu hanya 2.000 unit. Sisa order diisi di harga lebih tinggi, menyebabkan slippage.
2. Pergerakan harga terlalu cepat
Harga bergerak cepat pada:
- Pembukaan market
- Rilis data ekonomi
- Earnings laporan perusahaan
Pada momen ini, harga berubah sebelum order diproses.
3. Spread melebar
Spread yang lebar meningkatkan risiko slippage karena jarak antara bid dan ask terlalu besar.
Spread biasanya melebar pada jam sepi atau saham dengan likuiditas rendah.
Cara Mengurangi Slippage untuk Trader Volume Besar
Berikut strategi praktis yang bisa dilakukan.
1. Trading pada jam dengan volume tertinggi
Likuiditas tertinggi pada saham AS biasanya terjadi:
- 30 menit pertama setelah market buka
- 30 menit terakhir sebelum market tutup
- Saat overlap sesi Eropa dan AS
Jam dengan likuiditas tinggi mengurangi risiko slippage karena order lebih mudah terserap. Namun pemula perlu hati-hati pada menit pertama pembukaan karena volatilitas ekstrem.
2. Hindari entry saat news besar dirilis
Rilis berita ekonomi seperti:
- Non Farm Payroll
- CPI inflasi
- Keputusan suku bunga FOMC
Sering menyebabkan lonjakan harga. Menjelang dan sesaat setelah berita, spread melebar dan order book bergerak acak.
Abaikan sinyal entry 5 sampai 15 menit sebelum rilis berita jika tujuanmu mengurangi slippage.
3. Pecah order besar menjadi beberapa bagian
Alih-alih masuk satu kali dengan volume besar, trader bisa melakukan:
- Scaling in (masuk bertahap)
- Pecah order menjadi 2 sampai 5 bagian
- Gunakan volume lebih kecil tiap entry
Teknik ini mengurangi tekanan pada order book sehingga eksekusi lebih dekat ke harga ideal.
4. Gunakan limit order pada kondisi stabil
Limit order memberi kontrol harga lebih baik dibanding market order. Gunakan limit order ketika:
- Spread sedang stabil
- Volume cukup
- Pergerakan harga tidak terlalu cepat
Market order cocok hanya jika momentum sangat kuat dan kamu ingin eksekusi cepat, tetapi risiko slippage tetap lebih tinggi.
5. Gunakan indikator likuiditas dan volume sebagai filter
Periksa beberapa hal sebelum entry:
- Volume real time
- Depth of market (jika platform mendukung)
- Average true range
- Spread bid ask
Jika spread melebar beberapa tick lebih dari biasa, entry dengan volume besar bisa berisiko.
6. Entry pada pullback, bukan pada candle breakout pertama
Breakout candle sering menyebabkan slippage besar karena:
- Banyak order masuk bersamaan
- Harga bergerak cepat
- Spread melebar
Entry pada pullback setelah breakout memberi:
- Harga yang lebih stabil
- Likuiditas lebih merata
- Risiko slippage lebih kecil
7. Pilih saham dengan volume tinggi
Untuk trader volume besar, hindari saham:
- Volume rendah
- Spread lebar
- Pergerakan harga loncat-loncat
Pilih saham atau ETF seperti:
yang memiliki likuiditas dalam dan slippage lebih kecil.
8. Latih eksekusi cepat di platform yang andal
Platform trading lambat memperbesar slippage. Gunakan platform yang:
- Eksekusi order cepat
- Stabil saat volatilitas meningkat
- Memiliki akses extended hours
Gotrade memberi akses trading 24 jam/5 hari, sehingga trader bisa memilih jam likuiditas optimal untuk mengurangi slippage.
Contoh Praktis Mengurangi Slippage
Misalnya kamu ingin membeli 15.000 unit saham tertentu:
Buruk:
- Masuk sekali dengan market order
- Spread sedang melebar
- Order besar langsung menyapu harga lebih tinggi
Lebih baik:
- Masuk 3 tahap masing-masing 5.000 unit
- Gunakan limit order dekat harga bid
- Masuk saat volume meningkat
Slippage berkurang karena order tidak mendorong harga terlalu jauh.
Kesimpulan
Slippage adalah risiko teknis yang muncul akibat perbedaan harga eksekusi dan harga yang diinginkan. Untuk trader volume besar, slippage dapat memengaruhi profitabilitas secara signifikan.
Dengan memilih jam trading likuid, menghindari news, menggunakan limit order, memecah order besar, dan memilih saham berlikuiditas tinggi, slippage bisa dikurangi secara drastis.
Menggabungkan teknik entry presisi dengan platform eksekusi cepat membuat trading lebih efisien dan terkontrol.
Ingin eksekusi lebih presisi saat trading saham global? Gunakan Gotrade Indonesia dan manfaatkan akses trading 24 jamnya, sekarang juga!
FAQ
1. Apa itu slippage dalam trading?
Slippage adalah perbedaan antara harga order yang diinginkan dan harga eksekusinya.
2. Kenapa slippage sering terjadi?
Karena likuiditas rendah, pergerakan harga cepat, atau spread melebar.
3. Bagaimana cara mengurangi slippage?
Gunakan limit order, pecah volume besar, pilih jam likuid, dan hindari entry saat news besar.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











