Setiap trader tahu pepatah ‘the trend is your friend’. Namun, ada kalanya harga bergerak terlalu jauh dari keseimbangan hingga berpotensi berbalik arah. Di sinilah counter trend trading digunakan, strategi yang berani melawan arah tren utama untuk menangkap momentum pembalikan harga (reversal).
Pendekatan ini bukan untuk semua orang. Dibutuhkan pemahaman teknikal mendalam, manajemen risiko ketat, dan kemampuan membaca sinyal reversal dengan akurat.
Dalam artikel ini, Gotrade akan membantumu memahami cara kerja strategi counter-trend, risikonya, dan bagaimana mengenali sinyal konfirmasi sebelum mengeksekusi posisi.
Apa Itu Counter-Trend Trading?
Counter-trend trading adalah strategi yang berfokus mencari keuntungan dari pergerakan berlawanan arah dengan tren utama. Trader mencoba masuk ketika tren mulai melemah dan potensi reversal mulai terlihat.
Melansir Investopedia, strategi ini populer di kalangan trader berpengalaman karena menawarkan peluang profit cepat dari fase koreksi harga jangka pendek. Namun, karena arah trading berlawanan dengan kekuatan utama pasar, risiko yang dihadapi juga jauh lebih tinggi.
Risiko di Balik Strategi Counter-Trend
Melawan tren utama berarti kamu sedang ‘melawan arus besar’. Jika analisis atau timing salah, posisi bisa terkena stop loss dengan cepat.
Berikut beberapa risiko utama:
- Tren Utama Masih Terlalu Kuat
Harga yang terlihat jenuh naik (overbought) belum tentu langsung turun. Tren bisa terus berlanjut karena tekanan beli institusional masih besar. - False Reversal Signal
Banyak sinyal reversal ternyata hanya pullback kecil sebelum tren utama berlanjut. Tanpa konfirmasi yang kuat, trader bisa masuk terlalu cepat. - Volatilitas Tinggi
Fase pembalikan tren biasanya disertai lonjakan volume dan volatilitas besar, yang bisa membuat eksekusi order tidak akurat atau mengalami slippage. - Risiko Stop Loss Ketat
Trader counter-trend harus menggunakan stop loss dekat area entry agar kerugian terkendali. Namun, ini juga membuat posisi rentan tersapu noise market sebelum harga benar-benar berbalik.
Oleh karena itu, manajemen risiko menjadi aspek paling krusial. Sebaiknya risiko per posisi tidak melebihi 1–2% dari total modal.
Indikator Penting untuk Konfirmasi Reversal
RSI (Relative Strength Index)
RSI membantu mendeteksi kondisi overbought (>70) dan oversold (<30). Ketika tren naik mulai menunjukkan RSI menurun meski harga terus naik (bearish divergence), itu bisa menjadi sinyal awal potensi pembalikan.
Contoh: Jika saham NVIDIA (NVDA) terus naik tapi RSI turun dari 75 ke 60, ini pertanda momentum mulai melemah dan potensi koreksi meningkat.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Perpotongan antara garis MACD dan sinyal bisa menunjukkan momentum mulai bergeser. Ketika garis MACD memotong ke bawah garis sinyal dari area tinggi, itu menandakan potensi trend exhaustion.
Gunakan juga perpotongan MACD dengan level nol sebagai konfirmasi tambahan bahwa momentum tren utama sudah melemah.
Candlestick Reversal Pattern
Beberapa pola candlestick klasik yang sering muncul di akhir tren antara lain:
- Hammer / Inverted Hammer – muncul di akhir tren turun, menandakan potensi pantulan.
- Shooting Star / Evening Star – muncul di akhir tren naik, menandakan potensi koreksi.
- Bullish / Bearish Engulfing – memberi sinyal kuat bahwa arah pasar mulai berbalik.
Divergence pada Volume
Volume yang menurun di akhir tren sering menunjukkan melemahnya tekanan beli atau jual. Jika diikuti dengan volume tinggi saat arah berbalik, itu menandakan smart money mulai masuk ke arah baru.
Support dan Resistance Kunci
Sinyal reversal lebih valid jika muncul di sekitar level harga penting yang sering diuji sebelumnya. Misalnya, harga menolak turun di area support mingguan dengan bullish engulfing, itu konfirmasi kuat untuk entry buy counter-trend.
Strategi Eksekusi Counter-Trend yang Efektif
- Tunggu Konfirmasi, Jangan Terlalu Cepat Masuk
Kesalahan terbesar trader adalah mencoba menebak titik puncak atau dasar. Tunggu minimal satu candle konfirmasi setelah sinyal reversal muncul. - Entry Bertahap (Scaling In)
Daripada masuk penuh di satu titik, masuk secara bertahap untuk mengurangi risiko jika reversal gagal terjadi. - Gunakan Timeframe Lebih Besar
Pastikan reversal di timeframe kecil (1 jam atau 4 jam) didukung oleh tanda pelemahan tren di timeframe besar (daily). - Pasang Stop Loss di Luar Level Kunci
Selalu letakkan stop loss di luar area support/resistance penting agar tidak tersapu oleh false breakout. - Targetkan Risk-Reward Minimal 1:3
Karena probabilitas strategi counter-trend lebih rendah, pastikan potensi keuntungan jauh lebih besar daripada risikonya. - Keluar Sebelum Tren Utama Kembali
Strategi ini ideal untuk menangkap pergerakan pendek (short-term bounce), bukan untuk menahan posisi jangka panjang melawan tren.
Contoh Counter-Trend Trading
Jika saham Apple (AAPL) sedang dalam tren naik panjang dan mulai membentuk candle shooting star di area resistance kuat, trader counter-trend akan membuka posisi jual (short) untuk memanfaatkan potensi koreksi jangka pendek.
Sebaliknya, ketika saham Tesla (TSLA) turun terus-menerus lalu muncul candle hammer dengan volume besar di area support mingguan, trader bisa masuk posisi beli dengan ekspektasi pantulan (reversal) sementara.
Kesimpulan
Counter trend trading adalah strategi berisiko tinggi namun potensial, khususnya untuk trader berpengalaman yang mampu membaca sinyal reversal dengan cermat.
Kunci utamanya adalah kesabaran menunggu konfirmasi, mengatur risiko secara ketat, dan tidak terbawa emosi saat pasar bergerak cepat.
Mau mempraktikkan strategi ini dengan beli saham global seperti Apple, Tesla, atau NVIDIA? Yuk, unduh dan mulai trading di Gotrade, kamu bisa menguji strategi reversal langsung dari satu platform yang mudah digunakan.
FAQ
1. Apakah counter-trend cocok untuk pemula?
Tidak disarankan. Strategi ini lebih cocok untuk trader berpengalaman dengan pemahaman teknikal dan psikologi pasar yang matang.
2. Berapa target ideal untuk strategi counter-trend?
Biasanya antara 1:2 hingga 1:3 dari risiko, tergantung kekuatan sinyal pembalikan.
3. Apakah counter-trend hanya berlaku di saham?
Tidak. Prinsip ini juga bisa diterapkan di forex, indeks, dan kripto karena berbasis pada struktur tren dan psikologi pasar.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











