Bagi banyak investor, istilah earnings season sering terdengar di berita pasar saham. Namun, tidak semua orang memahami betul apa artinya. Earnings season adalah periode ketika perusahaan-perusahaan publik melaporkan kinerja keuangan kuartalannya.
Laporan ini menjadi acuan penting untuk menilai apakah bisnis perusahaan berjalan sesuai harapan, melebihi ekspektasi, atau justru mengecewakan pasar.
Bagi pemula, memahami earnings season adalah langkah penting karena periode ini sering kali menjadi penentu arah harga saham. Makanya, simak selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Earnings Season
Earnings season adalah "musim" biasanya terjadi empat kali setahun, mengikuti jadwal laporan kuartalan perusahaan. Umumnya berlangsung beberapa minggu setelah akhir kuartal, misalnya bulan Januari untuk laporan kuartal IV, April untuk kuartal I, Juli untuk kuartal II, dan Oktober untuk kuartal III.
Pada periode ini, mengutip Investopedia, perusahaan akan merilis laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. Investor dan analis kemudian membandingkan hasil tersebut dengan proyeksi pasar atau konsensus analis. Jika hasilnya lebih baik dari perkiraan, harga saham bisa melonjak. Sebaliknya, jika mengecewakan, saham bisa terkoreksi tajam.
Kenapa Investor Harus Peduli
Earnings season adalah momen di mana transparansi perusahaan benar-benar diuji. Angka-angka keuangan yang dirilis memberikan gambaran nyata tentang kesehatan bisnis, bukan sekadar opini atau rumor.
Investor harus peduli karena:
- Memberi sinyal apakah manajemen perusahaan mampu mencapai target.
- Menunjukkan arah pertumbuhan bisnis, seperti peningkatan pendapatan atau laba bersih.
- Menjadi dasar untuk menentukan valuasi saham, apakah tergolong mahal atau murah.
Dengan kata lain, earnings season bisa memengaruhi keputusan beli, jual, atau tahan saham.
Dampak Earnings Season ke Harga Saham
Laporan keuangan bisa menggerakkan harga saham hanya dalam hitungan menit.
Contoh nyata adalah Tesla: ketika perusahaan melaporkan laba per saham (EPS) lebih tinggi dari ekspektasi, harga sahamnya sempat melonjak lebih dari 10% dalam satu hari.
Sebaliknya, ketika Apple melaporkan penjualan iPhone turun pada satu kuartal, harga saham langsung tertekan.
Earnings season tidak hanya memengaruhi saham individu, tetapi juga bisa menggerakkan indeks secara keseluruhan.
Misalnya, ketika mayoritas perusahaan teknologi di Nasdaq melaporkan hasil di bawah ekspektasi, indeks Nasdaq bisa terkoreksi tajam meskipun ada beberapa saham yang performanya baik.
Hal serupa juga terjadi di S&P 500: laporan keuangan dari 5–10 perusahaan besar bisa menyumbang lebih dari 20% pergerakan indeks.
Selain itu, earnings season juga berpengaruh pada sentimen pasar global. Jika perusahaan-perusahaan Amerika melaporkan penurunan laba, investor di seluruh dunia cenderung lebih berhati-hati.
Hal ini bisa menekan likuiditas, memengaruhi kurs mata uang, bahkan berdampak ke pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia.
Contoh Kasus
- Meta (Facebook): Saat Meta melaporkan peningkatan jumlah pengguna aktif harian melebihi perkiraan analis, harga sahamnya melonjak. Namun, ketika biaya operasional untuk proyek metaverse dianggap terlalu besar, sahamnya sempat terkoreksi.
- Netflix: Harga saham Netflix pernah anjlok lebih dari 20% hanya karena jumlah subscriber turun pada laporan kuartalan.
- Microsoft: Laporan pendapatan dari segmen cloud Azure yang lebih tinggi dari estimasi analis mendorong harga saham naik signifikan.
Contoh-contoh ini membuktikan bahwa earnings season dapat menciptakan volatilitas tinggi dalam waktu singkat.
Tips Pemula Menghadapi Earnings Season
Melansir IG Group, ikuti tips praktikal berikut ini saat menghadapi earning season:
1. Fokus pada perusahaan populer
Mulailah dengan saham-saham besar seperti Apple, Tesla, atau Microsoft. Data dan analisanya lebih mudah ditemukan dan biasanya lebih stabil.
2. Jangan panik dengan volatilitas
Harga saham bisa naik-turun drastis pada periode ini. Bagi pemula, penting untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru menjual hanya karena harga tiba-tiba turun.
3. Pahami indikator utama
Tidak perlu menganalisis semua detail. Fokuslah pada tiga hal penting: Revenue (pendapatan), Net Income (laba bersih), dan EPS (Earnings Per Share).
4. Gunakan strategi jangka panjang
Jika tujuanmu investasi jangka panjang, earnings season sebaiknya hanya menjadi bahan evaluasi, bukan alasan untuk keluar-masuk pasar terlalu sering.
5. Diversifikasi portofolio
Jangan hanya menaruh semua modal di satu saham. Jika satu perusahaan melaporkan hasil buruk, portofolio lain bisa membantu menyeimbangkan kerugian.
6. Siapkan strategi sebelum laporan keluar
Jika kamu sudah punya saham, tentukan batas toleransi (stop loss) atau target profit sebelum earnings dirilis.
7. Gunakan fitur notifikasi
Manfaatkan aplikasi investasi yang memberikan update earnings otomatis, sehingga kamu tidak ketinggalan informasi.
8. Gunakan sumber informasi terpercaya
Pantau berita dari portal resmi atau platform yang kredibel seperti Bloomberg, atau langsung dari situs investor relations perusahaan. Hindari rumor media sosial yang sering kali tidak akurat.
9. Catat pergerakan harga saham
Membuat jurnal sederhana tentang bagaimana harga saham bereaksi setelah laporan keluar bisa menjadi pembelajaran berharga.
10. Atur ekspektasi sejak awal
Tidak semua laporan keuangan akan sesuai ekspektasi. Bagi pemula, penting untuk menyadari bahwa volatilitas adalah bagian alami dari pasar. Dengan mengatur ekspektasi sejak awal, kamu tidak akan kaget ketika harga bergerak drastis.
Kesimpulan
Earnings season adalah periode penting bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan bisa memicu kenaikan atau penurunan harga saham secara cepat, bahkan memengaruhi indeks global.
Dengan memahami apa itu earnings season, indikator utama yang harus diperhatikan, serta strategi menghadapinya, investor pemula bisa lebih siap menghadapi volatilitas pasar.
Setelah memahami cara menghadapi earnings season, saatnya kamu mulai investasi saham Amerika dengan mudah melalui Gotrade.
Akses saham-saham top dunia hanya dari 1 Dolar AS langsung dari smartphone-mu, dan nikmati pengalaman investasi global yang aman serta transparan.
FAQ
1. Apa itu earnings season dalam saham?
Earnings season adalah periode kuartalan ketika perusahaan publik merilis laporan keuangannya. Periode ini biasanya menciptakan volatilitas tinggi di pasar saham.
2. Bagaimana cara pemula memanfaatkan earnings season?
Pemula bisa fokus pada indikator utama (revenue, net income, EPS), memantau guidance perusahaan, dan tetap konsisten dengan strategi jangka panjang seperti DCA.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.