Ketika pasar bergerak cepat dan sering berubah arah, banyak investor bingung harus mulai dari mana. Di tahun 2025, volatilitas masih menjadi tema besar akibat perubahan suku bunga, tren AI, geopolitik, hingga rotasi sektor.
Dalam kondisi seperti ini, strategi DCA saham menjadi salah satu metode paling aman dan stabil untuk membangun portofolio jangka panjang tanpa stres.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan panduan lengkap tentang bagaimana menerapkan dollar-cost averaging pada pasar volatil, termasuk contoh ETF dan saham AS yang cocok untuk strategi ini.
Apa Itu Dollar-Cost Averaging (DCA)?
Dollar-cost averaging adalah strategi membeli saham atau ETF dalam nominal tetap secara rutin, terlepas dari kondisi harga.
Cara ini membantu menstabilkan harga rata-rata pembelian karena kamu membeli lebih banyak unit saat harga turun dan lebih sedikit saat harga naik.
Dalam market volatile, strategi ini membantu investor tetap disiplin tanpa harus menebak-nebak arah pasar, seperti kata Corporate Finance Institute.
Kelebihan DCA di Market Volatile
1. Mengurangi risiko timing the market
Tidak ada yang bisa memprediksi kapan harga sedang paling murah. DCA membantu kamu tetap masuk pasar secara teratur tanpa harus menunggu momen yang sempurna.
2. Membantu menjaga emosi
Pasar volatile sering memicu panik, FOMO, dan keputusan impulsif. DCA membuat investor tetap tenang karena jadwal dan nominal investasinya sudah ditentukan.
3. Cocok untuk horizon panjang
Volatilitas jangka pendek tidak terlalu berpengaruh jika investasi dijalankan selama bertahun-tahun. DCA membantu memuluskan pergerakan harga rata-rata beli kamu.
4. Menghasilkan akumulasi lebih besar saat harga turun
Market volatile sering memberikan “diskon” yang tidak bisa diprediksi. Dengan DCA, kamu otomatis membeli lebih banyak unit pada fase turun tersebut.
Cara Menerapkan Strategi DCA Saham AS di 2025
1. Tentukan nominal tetap yang realistis
Mulai dari nominal kecil seperti Rp50.000 atau Rp100.000 saja. Yang penting konsisten setiap minggu atau bulan.
2. Gunakan ETF sebagai pondasi
Di market volatile, ETF jauh lebih stabil dibanding saham individual. ETF menyebarkan risiko sehingga harga tidak berfluktuasi setajam saham tunggal.
3. Fokus pada tema besar yang bertahan lama
Tahun 2025 memiliki tema kuat seperti:
- AI dan semikonduktor
- Teknologi cloud dan data center
- Konsumer global
- S&P 500 sebagai pondasi pasar
- Healthcare dan biotek
- Energi terbarukan
Memilih tema besar membuat strategi DCA lebih efektif.
4. Kombinasikan saham besar dan ETF
ETF memberi stabilitas, sementara saham besar memberi potensi pertumbuhan. Kombinasi ini membuat DCA lebih seimbang.
5. Tetapkan jadwal rutin
Konsistensi lebih penting daripada besar kecilnya nominal, baik itu mingguan, dua mingguan, atau bulanan.
6. Hindari pemantauan berlebihan
Market volatile bisa berubah cepat. Terlalu sering cek harga hanya meningkatkan stres. Fokus pada strategi jangka panjang.
Contoh ETF dan Saham AS yang Cocok untuk DCA di 2025
Berikut kategori dan contoh yang relevan untuk kondisi volatil:
ETF Stabil untuk Pondasi DCA
1. S&P 500 ETF (VOO atau SPY)
Cakupan 500 perusahaan besar AS membuat ETF ini tetap kuat dalam kondisi volatile.
2. Nasdaq 100 ETF (QQQ)
Cocok untuk investor yang ingin fokus di sektor teknologi besar seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia.
3. Total Market ETF (VTI)
Diversifikasi maksimal karena berisi ribuan perusahaan publik di AS.
4. Dividend ETF (VYM atau SCHD)
Cenderung lebih stabil karena berisi perusahaan dengan arus kas kuat dan dividen rutin.
Saham Besar yang Cocok untuk DCA
1. Apple (AAPL)
Fundamental kuat, brand global, dan konsisten menghasilkan arus kas.
Pemimpin cloud, AI, dan enterprise software, cocok untuk DCA jangka panjang.
Masih menjadi tulang punggung AI. Volatil, tetapi pertumbuhannya besar dalam jangka panjang.
Bisnis stabil dari iklan, cloud, dan AI.
Memimpin e-commerce dan cloud computing di dunia.
Tips Menjalankan DCA Secara Konsisten
1. Otomatiskan agar tidak lupa
Gunakan fitur auto-invest jika tersedia. Jika belum ada, set reminder bulanan.
2. Jangan hentikan DCA saat market jatuh
Justru di momen inilah harga sedang diskon. Tetap konsisten membuat harga rata-rata beli kamu turun.
3. Evaluasi setiap 6 bulan
DCA tidak butuh evaluasi harian, tetapi perlu ditinjau secara berkala untuk memastikan alokasi tetap sesuai tujuan.
4. Fokus pada tujuan jangka panjang
Tujuan DCA bukan menang cepat, tetapi membentuk aset secara bertahap.
Kesimpulan
Strategi DCA saham adalah pendekatan cerdas untuk menghadapi market volatile di tahun 2025. Dengan membeli rutin dalam nominal tetap, kamu bisa mengurangi risiko timing, mengelola emosi, dan memaksimalkan peluang saat harga turun. Memilih ETF besar dan saham berkualitas akan membantu portofoliomu tumbuh lebih stabil dalam jangka panjang.
Kalau kamu ingin mulai membangun portofolio saham dan ETF AS secara bertahap, kamu bisa mulai berinvestasi lewat Gotrade Indonesia apps mulai dari Rp15.000 dan menerapkan strategi DCA dengan lebih mudah.
FAQ
- Apakah DCA cocok saat market volatile?
Ya. DCA adalah salah satu strategi paling efektif untuk menghadapi fluktuasi harga. - Berapa nominal minimal untuk DCA?
Bisa mulai dari kecil. Yang penting konsisten. - Apakah lebih baik DCA ETF atau saham?
Untuk pemula, ETF lebih stabil. Untuk pertumbuhan ekstra, bisa campur dengan saham besar.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











