Portfolio Drift: Arti, Dampak, Cara Mengukur dan Atasi

Seiring waktu, nilai setiap aset akan berubah sesuai pergerakan pasar. Perubahan inilah yang memunculkan fenomena portfolio drift atau penyimpangan portofolio, kondisi di mana proporsi alokasi aset tidak lagi sesuai dengan rencana awal.

Makanya, untuk investasi jangka panjang, menjaga keseimbangan portofolio sama pentingnya dengan memilih aset yang tepat.

Nah, dalam artikel ini akan dibahas apa itu portfolio drift, bagaimana dampaknya terhadap risiko investasi, dan cara melakukan penyesuaian agar portofolio tetap optimal.

Apa Itu Portfolio Drift

Portfolio drift adalah perubahan komposisi portofolio dari target awal akibat fluktuasi harga aset. Drift adalah penyimpangan alami akibat dinamika pasar, bukan kesalahan investor, melansir Investopedia.

Namun, jika dibiarkan terlalu lama, penyimpangan ini bisa meningkatkan risiko dan mengubah profil portofolio dari konservatif menjadi agresif tanpa disadari.

Contoh portfolio drift

Bayangkan kamu memiliki portofolio senilai Rp100 juta dengan komposisi 60% saham dan 40% obligasi. Setelah satu tahun, nilai saham naik 20% menjadi Rp72 juta, sedangkan obligasi tetap di Rp40 juta. Total nilai portofolio kini Rp112 juta.

Artinya, porsi saham sekarang menjadi 64%, sementara obligasi turun menjadi 36%. Drift sebesar 4% mungkin tampak kecil, tapi dalam jangka panjang bisa mengubah profil risiko kamu secara signifikan.

Dampak Portfolio Drift terhadap Risiko

1. Risiko meningkat tanpa disadari

Ketika saham mengalami kenaikan tajam, bobotnya dalam portofolio ikut naik. Ini membuat portofolio menjadi lebih sensitif terhadap volatilitas pasar. Jika koreksi terjadi, penurunan nilai bisa lebih tajam dari yang kamu perkirakan.

2. Profil investasi tidak lagi sesuai tujuan

Investor dengan tujuan konservatif bisa berakhir memiliki portofolio agresif karena drift. Begitu juga sebaliknya, portofolio bisa menjadi terlalu defensif saat aset berisiko melemah dan tidak pernah dikembalikan ke proporsi semula.

3. Diversifikasi jadi kurang efektif

Salah satu tujuan utama diversifikasi adalah menyeimbangkan risiko antar aset. Namun, ketika satu aset mendominasi, manfaat diversifikasi tersebut berkurang.

4. Return bisa jadi tidak optimal

Drift juga bisa menyebabkan kamu melewatkan peluang dari aset lain. Misalnya, ketika saham naik terlalu tinggi dan kamu tidak melakukan penyesuaian, kamu mungkin kehilangan momentum dari aset lain seperti obligasi atau komoditas.

Cara Mengukur Portfolio Drift

Mengukur drift sebenarnya cukup sederhana:

  1. Tentukan alokasi target awal. Misalnya, 60% saham dan 40% obligasi.
  2. Hitung nilai terkini setiap aset. Gunakan data terbaru dari portofolio kamu.
  3. Bandingkan dengan target awal. Jika porsi aset sudah bergeser lebih dari 5%, artinya portofolio kamu mulai mengalami drift yang perlu diperhatikan.

Beberapa platform investasi modern bahkan menyediakan fitur automatic rebalancing yang membantu mendeteksi dan menyesuaikan komposisi portofolio secara otomatis.

Cara Mengatasi Portfolio Drift

1. Melakukan rebalancing berkala

Rebalancing adalah proses mengembalikan alokasi aset ke proporsi target awal. Ada dua cara umum yang bisa dilakukan:

  • Berdasarkan waktu: Misalnya setiap 6 atau 12 bulan sekali.
  • Berdasarkan toleransi drift: Misalnya, setiap kali porsi aset berubah lebih dari 5% dari target.

2. Menambah atau menjual sebagian aset

Jika saham sudah naik terlalu tinggi, kamu bisa menjual sebagian dan memindahkannya ke aset lain seperti obligasi atau uang tunai. Sebaliknya, jika saham turun terlalu banyak, kamu bisa menambah posisi untuk menjaga proporsi seimbang.

3. Gunakan alokasi dinamis

Investor berpengalaman kadang menyesuaikan proporsi aset berdasarkan siklus ekonomi. Misalnya, menambah saham saat awal ekspansi ekonomi dan meningkatkan obligasi saat tanda-tanda resesi muncul.

4. Pertimbangkan biaya transaksi dan pajak

Rebalancing terlalu sering bisa menimbulkan biaya tinggi. Karena itu, lakukan penyesuaian secara efisien dengan mempertimbangkan biaya jual-beli dan implikasi pajaknya.

Style Drift: Penyimpangan Gaya Investasi

Selain portfolio drift, ada juga istilah style drift, yaitu perubahan gaya investasi dari manajer investasi atau reksa dana tanpa pemberitahuan kepada investor.

Contohnya, sebuah reksa dana yang awalnya fokus pada saham berkapitalisasi besar (large cap) bisa saja mulai membeli saham-saham kecil (small cap) demi mengejar return lebih tinggi.

Meskipun terdengar sepele, style drift bisa membuat profil risiko reksa dana berbeda dari yang kamu bayangkan. Karena itu, penting untuk selalu membaca laporan bulanan dan meninjau ulang strategi manajer investasi secara berkala.

Kapan Harus Rebalancing?

Tidak ada aturan pasti, tetapi beberapa indikator yang bisa menjadi sinyal waktu yang tepat untuk rebalancing antara lain:

  • Ketika perbedaan alokasi melebihi 5–10% dari target awal.
  • Saat terjadi perubahan besar pada kondisi ekonomi atau pasar.
  • Ketika kamu memiliki tujuan keuangan baru (misalnya dana pendidikan atau pensiun).

Banyak investor profesional menyarankan rebalancing setidaknya sekali dalam setahun agar komposisi aset tetap seimbang dan sesuai profil risiko.

Kesimpulan

Portfolio drift adalah penyimpangan komposisi investasi dari rencana awal akibat perubahan nilai aset di pasar. Meskipun alami, jika dibiarkan terlalu lama, drift bisa meningkatkan risiko dan membuat portofolio tidak lagi sesuai dengan tujuan awal.

Melalui rebalancing berkala, investor bisa menjaga keseimbangan portofolio dan memastikan strategi investasinya tetap efisien. Untuk mempraktikkan strategi ini secara nyata, lakukan diversifikasi dengan trading saham, options, dan ETF di aplikasi Gotrade, mulai dari 1 dolar AS.

FAQ

Apakah portfolio drift selalu berbahaya?
Tidak selalu, tetapi perlu dipantau. Sedikit drift bisa memberi fleksibilitas, namun terlalu besar dapat mengubah profil risiko portofolio.

Seberapa sering rebalancing sebaiknya dilakukan?
Idealnya setiap 6–12 bulan atau ketika alokasi aset bergeser lebih dari 5–10% dari target awal.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade