Banyak trader pemula tergesa-gesa masuk posisi setelah harga menembus level penting seperti support atau resistance. Padahal, tidak semua breakout berarti tren baru akan terbentuk. Sering kali, harga “kembali menguji” area yang baru ditembus sebelum melanjutkan pergerakan, inilah yang disebut retest.
Memahami retest trading bisa membantu trader masuk posisi di momen ideal, dengan risiko lebih kecil dan peluang konfirmasi tren yang lebih kuat.
Artikel ini akan membahas apa itu retest, bagaimana mengenali validasi area harga, serta strategi entry yang bisa kamu terapkan setelah retest terjadi.
Apa Itu Retest?
Retest adalah proses ketika harga kembali ke area support atau resistance yang baru saja ditembus untuk menguji kekuatannya sebelum melanjutkan arah tren.
Fenomena ini terjadi karena pasar ingin memastikan apakah breakout yang terjadi benar-benar valid atau hanya false breakout. Dalam banyak kasus, trader besar menggunakan fase retest untuk menambah posisi mereka di arah tren baru.
Contoh sederhana:
- Jika harga menembus resistance ke atas, lalu kembali turun menguji area tersebut dan memantul naik lagi, maka itu disebut retest bullish.
- Sebaliknya, jika harga menembus support ke bawah, lalu kembali naik menguji area tersebut dan berbalik turun lagi, disebut retest bearish.
Retest memberi konfirmasi bahwa area harga tersebut kini “berubah peran”:
- Resistance lama menjadi support baru.
- Support lama menjadi resistance baru.
Manfaat Retest dalam Trading
Validasi breakout yang sesungguhnya
Retest membantu memastikan bahwa pergerakan harga bukan sekadar jebakan. Jika harga mampu bertahan di area yang diuji, maka tren baru lebih bisa dipercaya, dikutip dari Real Trading.
Entry dengan risiko lebih kecil
Trader bisa masuk di area yang lebih ideal, bukan di puncak breakout, sehingga stop loss lebih dekat dan potensi profit lebih besar.
Menunjukkan aktivitas smart money
Sering kali, trader institusi menunggu retest sebelum masuk posisi besar karena mereka ingin melihat konfirmasi kekuatan pasar terlebih dahulu.
Meningkatkan disiplin dan kesabaran
Strategi ini melatih trader untuk tidak terburu-buru entry dan menunggu validasi sebelum mengambil keputusan.
Cara Mengenali Retest yang Valid
- Lihat market structure
Retest valid terjadi setelah harga menembus area signifikan yang sudah diuji beberapa kali sebelumnya.- Dalam uptrend, perhatikan resistance yang di-breakout lalu diuji kembali.
- Dalam downtrend, perhatikan support yang di-breakdown lalu diuji kembali dari bawah.
- Perhatikan volume perdagangan
Breakout dengan volume tinggi menunjukkan kekuatan pasar. Saat harga kembali retest dengan volume rendah, itu pertanda koreksi sehat sebelum melanjutkan tren. - Gunakan candlestick confirmation
Pola seperti hammer, engulfing, atau pin bar di area retest bisa menjadi sinyal kuat bahwa harga siap melanjutkan arah sebelumnya. - Perhatikan timeframe yang lebih tinggi
Retest yang terjadi di time frame besar (H4, Daily) umumnya lebih valid dibandingkan di time frame kecil (M15, M5) yang lebih mudah menghasilkan sinyal palsu. - Gunakan indikator tambahan untuk konfirmasi
Kombinasikan retest dengan indikator seperti RSI atau MACD. Misalnya, RSI menunjukkan momentum naik saat harga memantul di area retest bullish.
Strategi Entry Setelah Retest
Berikut langkah-langkah yang bisa kamu terapkan untuk entry dengan strategi retest:
1. Identifikasi Area Breakout Signifikan
Tandai area support atau resistance kuat di grafik. Pastikan area ini sudah diuji minimal dua kali sebelumnya agar lebih valid.
2. Tunggu Breakout dan Kembali Retest
Jangan langsung masuk saat breakout. Tunggu harga kembali menguji area tersebut. Trader profesional menyebut fase ini sebagai “the second chance entry”.
3. Tunggu Konfirmasi Candlestick
Perhatikan sinyal pembalikan seperti bullish engulfing di area support (untuk buy) atau bearish engulfing di area resistance (untuk sell).
4. Entry di Arah Tren
- Retest bullish: Buka posisi beli (buy) setelah harga memantul naik dari support baru.
- Retest bearish: Buka posisi jual (sell) setelah harga gagal menembus resistance baru dari bawah.
5. Gunakan Stop Loss dan Target Profit
- Tempatkan stop loss di bawah (untuk buy) atau di atas (untuk sell) area retest.
- Tentukan target profit di area resistance atau support selanjutnya dengan rasio minimal 1:2.
6. Jangan Kejar Harga
Jika harga sudah bergerak jauh dari area retest tanpa entry, lebih baik tunggu setup berikutnya. Mengejar harga sering berakhir dengan posisi kurang menguntungkan.
Kesalahan Umum saat Retest
- Masuk terlalu cepat sebelumkKonfirmasi
Banyak trader langsung entry begitu harga menyentuh area lama tanpa menunggu sinyal konfirmasi. Akibatnya, harga bisa terus bergerak berlawanan arah. - Tidak memerhatikan volume
Retest yang terjadi dengan volume tinggi kadang justru sinyal pembalikan tren, bukan kelanjutan tren. - Mengabaikan timeframe besar
Struktur pasar di timeframe besar sering kali berbeda arah dengan timeframe kecil. Selalu periksa konteks pasar utama sebelum entry. - Terlalu banyak garis support dan resistance
Fokus pada level yang paling jelas dan sering diuji, bukan setiap titik high dan low. Terlalu banyak level justru membingungkan analisis.
Kesimpulan
Retest adalah salah satu konsep penting dalam analisis teknikal yang membantu trader mengonfirmasi kekuatan breakout dan mendapatkan entry dengan risiko lebih terukur.
Dengan menunggu harga kembali menguji area penting, kamu bisa meningkatkan akurasi trading sekaligus menjaga emosi tetap stabil.
Setelah memahami cara kerja retest, praktikkan strategi ini saat kamu trading di Gotrade, aplikasi investasi saham AS yang mudah digunakan dan diawasi OJK.
FAQ
Apa itu retest dalam trading?
Retest adalah proses ketika harga kembali ke area support atau resistance yang baru saja ditembus untuk menguji kekuatannya sebelum melanjutkan arah tren.
Apakah semua breakout akan mengalami retest?
Tidak selalu. Namun, sebagian besar pergerakan kuat sering diawali oleh retest yang berhasil menahan harga di area penting.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.