Saham Sektor Kesehatan: Definisi, Contoh, dan Prospeknya

Pandemi COVID-19 membuka mata banyak investor bahwa saham sektor kesehatan memiliki daya tahan luar biasa dibandingkan sektor lain. Saat pasar saham global bergejolak, perusahaan farmasi, rumah sakit, dan penyedia layanan medis justru tetap berjalan stabil.

Tidak heran, banyak analis menganggap saham farmasi Amerika sebagai bagian dari portofolio defensif yang bisa menjaga nilai investasi di tengah ketidakpastian ekonomi.

Tertarik untuk pelajari saham sektor kesehatan? Yuk, baca informasi lengkapnya dalam artikel ini!

Kenapa Sektor Kesehatan Dianggap Defensif?

Sektor kesehatan sering disebut defensif karena permintaan produk dan jasanya tidak banyak berubah, bahkan saat krisis ekonomi. Orang tetap membutuhkan obat, vaksin, layanan rumah sakit, dan perawatan medis apa pun kondisi pasar.

Beberapa alasan utama sektor kesehatan dianggap defensif:

  • Kebutuhan mendasar: obat-obatan dan layanan medis adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda.
  • Permintaan stabil: meski resesi terjadi, belanja kesehatan relatif konstan.
  • Diversifikasi produk: banyak perusahaan farmasi besar memiliki portofolio obat, vaksin, dan alat kesehatan yang luas sehingga lebih tahan banting.
  • Pendapatan berulang: perusahaan kesehatan sering memiliki kontrak jangka panjang dengan rumah sakit, pemerintah, atau asuransi.

Menurut laporan media Morningstar, saham sektor kesehatan cenderung mengungguli indeks pasar umum selama periode krisis, meski pertumbuhannya tidak selalu secepat sektor teknologi.

Contoh Saham Sektor Kesehatan Global

Beberapa saham farmasi Amerika yang paling populer di kalangan investor global adalah:

  • Pfizer (PFE): terkenal dengan produksi vaksin COVID-19, tetapi juga memiliki portofolio obat kanker, imunologi, dan penyakit langka.
  • Johnson & Johnson (JNJ): konglomerat kesehatan dengan lini produk farmasi, peralatan medis, dan barang konsumen.
  • Moderna (MRNA): pionir teknologi mRNA yang potensinya masih besar untuk penyakit selain COVID-19.
  • Merck & Co. (MRK): produsen obat kanker terkemuka, termasuk terapi imunoterapi.
  • AbbVie (ABBV): perusahaan bioteknologi dengan portofolio obat autoimun dan onkologi.

Selain itu, ada juga UnitedHealth Group (UNH), salah satu perusahaan asuransi kesehatan terbesar di dunia yang masuk dalam indeks S&P 500.

Dari sisi bisnis layanan, perusahaan ini menunjukkan bagaimana sektor kesehatan tidak hanya terbatas pada farmasi, tetapi juga mencakup ekosistem pendukung seperti asuransi dan distribusi medis.

Di Indonesia, sektor kesehatan juga diwakili oleh perusahaan seperti Kalbe Farma (KLBF) dan Kimia Farma (KAEF), meski skala dan kapabilitas risetnya berbeda dibanding perusahaan global.

Prospek Jangka Panjang Sektor Kesehatan

Investasi di sektor kesehatan tidak hanya defensif, tetapi juga memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang. Beberapa faktor pendukungnya antara lain:

  • Populasi menua: World Health Organization (WHO) mencatat jumlah penduduk berusia lanjut meningkat pesat. Ini berarti permintaan layanan kesehatan akan terus naik.
  • Inovasi bioteknologi: teknologi mRNA, terapi gen, dan imunoterapi membuka peluang baru dalam pengobatan penyakit kronis.
  • Digital health & AI: adopsi teknologi digital dalam diagnosa dan perawatan medis meningkatkan efisiensi sekaligus menciptakan peluang pasar baru.
  • Belanja kesehatan meningkat: data dari Statista menunjukkan pengeluaran global untuk kesehatan terus naik setiap tahun, terutama di negara berkembang.
  • Pencegahan dan wellness: tren gaya hidup sehat, olahraga, dan suplemen kesehatan juga mendorong pertumbuhan industri di luar rumah sakit tradisional.

Dengan tren ini, banyak analis menilai sektor kesehatan tetap relevan sebagai pilihan investasi jangka panjang, meski tidak selalu memberikan pertumbuhan eksplosif seperti sektor teknologi.

Risiko Investasi Saham Sektor Kesehatan

Meski defensif, saham sektor kesehatan tetap memiliki risiko yang perlu diperhatikan:

  1. Regulasi ketat: perusahaan farmasi harus mematuhi aturan pemerintah yang bisa memengaruhi harga dan distribusi produk.
  2. Riset yang mahal dan berisiko: tidak semua penelitian obat berhasil. Kegagalan uji klinis bisa membuat saham jatuh drastis.
  3. Persaingan tinggi: sektor farmasi dipenuhi pemain besar yang saling bersaing dengan inovasi produk.
  4. Isu etika: perusahaan sering mendapat sorotan publik terkait harga obat yang tinggi atau praktik bisnis tertentu.
  5. Ketergantungan pada paten: setelah masa paten habis, obat generik bisa menekan margin keuntungan.
  6. Ketergantungan pada tren global: misalnya, saham vaksin melonjak di masa pandemi, tetapi bisa menurun drastis ketika permintaan melambat.

Investor yang tertarik masuk ke sektor kesehatan perlu memahami dinamika ini agar bisa menilai potensi jangka panjang dengan lebih seimbang.

Kesimpulan

Saham sektor kesehatan adalah pilihan menarik bagi investor yang mencari kombinasi stabilitas dan pertumbuhan. Dengan contoh saham farmasi Amerika seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan Merck, sektor ini terbukti tahan banting saat krisis sekaligus punya prospek jangka panjang berkat inovasi bioteknologi dan tren demografi global.

Meski memiliki risiko seperti regulasi ketat dan biaya riset yang tinggi, sektor kesehatan tetap relevan untuk diversifikasi portofolio. Bagi investor Indonesia, menambahkan saham kesehatan global bisa menjadi strategi cerdas dalam membangun portofolio yang tahan banting sekaligus berorientasi pada masa depan.

Siap memulai investasi di pasar global? Aplikasi Gotrade memungkinkan kamu untuk menjelajahi sektor lain seperti saham teknologi Amerika untuk melengkapi portofolio investasimu.

Tertarik? Pelajari cara investasi saham AS di Gotrade dan bangun portofolio globalmu hari ini!

FAQ

1. Apakah saham sektor kesehatan selalu naik saat krisis?
Tidak selalu. Meski cenderung lebih stabil, saham kesehatan tetap bisa turun saat pasar global melemah, tetapi biasanya penurunannya lebih kecil dibanding sektor lain.

2. Apakah saya bisa membeli saham farmasi Amerika dengan modal kecil?
Bisa. Dengan fractional shares di Gotrade, kamu bisa membeli saham farmasi seperti Pfizer atau Johnson & Johnson mulai dari 1 Dolar AS.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade