Kalau kamu sering membaca berita pasar global, pasti sering mendengar nama The Fed disebut. Setiap kali bank sentral Amerika Serikat ini mengumumkan keputusan suku bunga, pasar saham di seluruh dunia termasuk Indonesia langsung bereaksi.
Tapi sebenarnya, siapa The Fed itu? Dan kenapa keputusannya bisa membuat harga saham naik atau turun dalam semalam?
Lewat artikel ini, Gotrade akan menjelaskan peran The Fed dalam ekonomi global, bagaimana kebijakan suku bunga memengaruhi valuasi saham, dan apa dampaknya bagi investor seperti kamu.
Siapa Itu The Fed?
The Fed, atau Federal Reserve System, adalah bank sentral Amerika Serikat. Melansir Investopedia, lembaga ini berdiri sejak 1913 dan memiliki tiga tujuan utama: menjaga stabilitas harga (price stability), memastikan lapangan kerja penuh (maximum employment), dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
The Fed memiliki dua alat utama dalam mencapai tujuannya:
Kebijakan moneter
Yaitu mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga.
Pengawasan perbankan
Memastikan bank di AS tetap sehat dan likuid.
Ketika ekonomi tumbuh terlalu cepat dan inflasi naik, The Fed biasanya menaikkan suku bunga untuk mendinginkan aktivitas ekonomi.
Sebaliknya, jika ekonomi melemah, mereka akan menurunkan suku bunga untuk mendorong pinjaman dan konsumsi.
Bagaimana Kebijakan The Fed Mempengaruhi Pasar Saham
Pergerakan suku bunga oleh The Fed memiliki efek langsung pada valuasi saham dan sentimen pasar global.
Suku bunga naik → valuasi turun
Saat suku bunga naik, biaya pinjaman perusahaan meningkat. Investor juga lebih memilih obligasi karena imbal hasilnya jadi menarik. Akibatnya, valuasi saham cenderung turun, terutama saham growth seperti teknologi.
Contoh: pada 2022, The Fed menaikkan suku bunga secara agresif untuk menekan inflasi, dan indeks Nasdaq turun lebih dari 30% karena saham-saham teknologi tertekan.
Suku bunga turun → valuasi naik
Ketika The Fed menurunkan suku bunga, biaya modal menurun dan likuiditas meningkat. Investor pun mencari aset berisiko seperti saham untuk mendapatkan potensi imbal hasil lebih tinggi.
Misalnya, setelah pandemi COVID-19 pada 2020, suku bunga diturunkan mendekati 0%, dan pasar saham AS melonjak tajam — saham Apple (AAPL), Tesla (TSLA), dan Nvidia (NVDA) naik berlipat ganda.
The Fed dan Inflasi
Salah satu misi utama The Fed adalah menjaga agar inflasi tetap stabil, biasanya di sekitar 2% per tahun. Mengutip Bloomberg Markets, inflasi tinggi bisa mengikis daya beli masyarakat dan mengganggu kestabilan ekonomi, sehingga bank sentral harus bertindak cepat.
Ketika inflasi melonjak, The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan permintaan dan memperlambat ekonomi. Namun, kebijakan ini sering kali memukul pasar saham dalam jangka pendek karena likuiditas berkurang.
Sebaliknya, jika inflasi mulai turun, pasar saham biasanya merespons positif karena investor menilai The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneter. Inilah sebabnya rilis data seperti CPI (Consumer Price Index) sering menjadi sorotan utama bagi pelaku pasar di seluruh dunia.
Dampak Kebijakan The Fed untuk Investor Indonesia
Mungkin kamu bertanya: “Apa hubungannya keputusan The Fed dengan portofolio saya di Gotrade?” Jawabannya: sangat besar.
Karena dolar AS adalah mata uang global, kebijakan suku bunga The Fed memengaruhi arus modal, nilai tukar, dan harga aset di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Nilai tukar rupiah
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, dolar AS menguat karena investor global memindahkan dana ke aset berdenominasi dolar. Hal ini bisa melemahkan rupiah dan membuat investor asing menjual saham di pasar negara berkembang.
Arus modal ke pasar saham AS
Suku bunga tinggi di AS membuat investor global cenderung menempatkan dananya di saham atau obligasi AS yang dianggap lebih aman. Akibatnya, pasar saham Amerika bisa tetap kuat meskipun ekonomi dunia melambat.
Efek ke portofolio global di Gotrade
Jika kamu memiliki saham consumer seperti Starbucks (SBUX) atau Coca-Cola (KO), dampak kenaikan suku bunga mungkin tidak sebesar saham teknologi, karena bisnis mereka lebih stabil dan berbasis konsumsi harian.
Dengan kata lain, memahami arah kebijakan The Fed membantu kamu menyesuaikan strategi portofolio, bukan sekadar bereaksi terhadap fluktuasi jangka pendek.
Mengapa Investor Harus Memperhatikan Rapat FOMC
Keputusan suku bunga The Fed diumumkan dalam rapat yang disebut FOMC (Federal Open Market Committee), biasanya delapan kali setahun. Setiap hasil rapat disertai pernyataan dan konferensi pers oleh Ketua The Fed saat ini Jerome Powell.
Pasar saham global memantau dengan cermat setiap kata yang diucapkan Powell. Bahkan kalimat seperti “kami akan tetap berhati-hati” bisa memicu reaksi besar di pasar, karena investor mencoba menebak arah kebijakan berikutnya.
Untuk investor Gotrade, mengikuti jadwal FOMC dan data makro AS seperti CPI atau NFP penting agar kamu bisa memahami konteks di balik pergerakan harga saham yang kamu miliki.
Belum punya Gotrade? Download dan buat akunmu hari ini.
Kesimpulan
The Fed adalah pemain kunci dalam ekonomi global dan penggerak utama pasar saham dunia. Kebijakan suku bunga yang mereka ambil memengaruhi valuasi saham, inflasi, dan arus modal lintas negara.
Bagi investor Indonesia yang berinvestasi di saham AS, memahami peran The Fed bukan hanya soal mengikuti berita, tetapi tentang membaca arah pasar dengan lebih cerdas.
Jadi, sebelum kamu panik melihat pergerakan indeks Nasdaq atau S&P 500, coba lihat dulu: apa yang sedang dilakukan The Fed?
FAQ
Apa itu The Fed?
The Fed atau Federal Reserve adalah bank sentral Amerika Serikat yang mengatur kebijakan moneter, suku bunga, dan stabilitas keuangan.
Bagaimana The Fed memengaruhi pasar saham?
Melalui kebijakan suku bunga. Kenaikan suku bunga menekan valuasi saham, sementara penurunan suku bunga mendorong kenaikan harga saham.
Mengapa kebijakan The Fed penting bagi investor Indonesia?
Karena keputusan The Fed memengaruhi nilai dolar, arus modal global, dan harga saham perusahaan AS yang bisa kamu miliki lewat Gotrade.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











