Bagi trader aktif, memahami volume bukan sekadar melihat angka transaksi harian. Ada metrik yang lebih dalam untuk membaca dinamika pasar secara real-time, yaitu volume delta saham.
Indikator ini membantu melihat keseimbangan antara tekanan beli (buying pressure) dan tekanan jual (selling pressure) di balik setiap candlestick.
Artikel ini akan membahas definisi volume delta, cara membedakannya dari volume biasa, serta bagaimana menggunakannya untuk membaca arah pergerakan harga.
Apa Itu Volume Delta?
Volume delta adalah selisih antara total volume transaksi beli (market buy) dan volume transaksi jual (market sell) pada periode tertentu.
Dengan kata lain, indikator ini mengukur seberapa kuat tekanan beli dibanding tekanan jual di setiap candle.
Positive delta menunjukkan bahwa volume beli lebih besar, menandakan tekanan beli yang kuat. Sebaliknya, negative delta menunjukkan bahwa volume jual lebih besar, menandakan tekanan jual yang mendominasi.
Mengutip Bookmap, analisis order flow seperti volume delta digunakan oleh trader profesional untuk memahami aktivitas institusi besar yang tidak terlihat di grafik harga biasa.
Perbedaan Volume Delta dan Volume Biasa
Banyak trader pemula menganggap volume tinggi selalu berarti minat beli meningkat. Padahal, volume tinggi tidak selalu bullish.
Volume biasa hanya menunjukkan jumlah transaksi, tanpa menjelaskan siapa yang dominan, pembeli atau penjual.
| Aspek | Volume Biasa | Volume Delta |
|---|---|---|
| Mengukur | Total transaksi | Selisih transaksi beli dan jual |
| Interpretasi | Tidak menunjukkan arah | Menunjukkan tekanan dominan |
| Kegunaan | Mengukur aktivitas pasar | Membaca kekuatan buyer/seller |
| Visualisasi | Histogram satu arah | Histogram positif & negatif |
Contoh sederhana: Jika volume harian 1 juta saham, tetapi 600 ribu di antaranya adalah market sell, maka delta bernilai negatif. Ini sinyal bahwa tekanan jual lebih besar meskipun volume terlihat tinggi.
Cara Membaca Volume Delta
1. Positive Delta (Tekanan Beli Kuat)
Ketika delta positif tinggi, artinya lebih banyak transaksi dilakukan di sisi ask price (pembeli agresif).
Biasanya ini mengindikasikan potensi breakout harga ke atas, buyer institusional mulai akumulasi, dan konfirmasi momentum bullish pada candle hijau besar.
2. Negative Delta (Tekanan Jual Kuat)
Delta negatif menandakan lebih banyak transaksi di sisi bid price (penjual agresif). Biasanya muncul saat terjadi distribusi saham sebelum penurunan harga, tren naik melemah dan mulai terjadi profit-taking, atau aksi jual besar pada candle merah panjang.
3. Divergensi antara Harga dan Volume Delta
Perhatikan ketika harga naik, tetapi volume delta melemah (atau negatif). Itu bisa menandakan tren mulai kehilangan kekuatan.
Sebaliknya, jika harga turun tetapi volume delta positif, ini menunjukkan bahwa buyer masih bertahan, sinyal potensi reversal atau short covering.
Cara Menggunakan Volume Delta dalam Analisis
1. Kombinasikan dengan Market Depth dan Order Flow
Volume delta menjadi lebih efektif jika dipasangkan dengan market depth dan tape reading.
Lihat ketidakseimbangan besar di bid/ask volume untuk mengonfirmasi arah tekanan. Misal, delta positif tinggi dan order book berat di sisi bid menunjukkan sinyal bullish yang kuat.
2. Gunakan Bersama Indikator Tren
Volume delta bisa menjadi alat konfirmasi untuk indikator seperti Moving Average (MA) atau VWAP. Contoh: Harga menembus VWAP ke atas dengan delta positif menunjukkan entry buy yang valid. Sebaliknya, harga di bawah MA dengan delta negatif menunjukkan sinyal bearish yang kuat.
3. Analisis di Timeframe Intraday (5–15 menit)
Volume delta paling efektif di timeframe intraday karena menggambarkan aktivitas real-time trader institusional.
Untuk swing trader, gunakan pada timeframe 1 jam hingga 4 jam sebagai konfirmasi arah momentum.
Contoh Aplikasi Praktis
Misalkan saham ABC menunjukkan tren naik ringan dengan volume biasa meningkat. Namun, setelah dilihat melalui indikator volume delta, terlihat:
- Hari 1: Delta +50.000 (buyer dominan)
- Hari 2: Delta +10.000 (kekuatan buyer mulai melemah)
- Hari 3: Delta -30.000 (penjual mulai agresif)
Interpretasinya: tren naik mulai kehilangan tenaga. Trader bisa bersiap melakukan take profit atau menghindari entry baru.
Kesalahan Umum Saat Menggunakan Volume Delta
1. Hanya Melihat Nilai Delta Tanpa Konteks Harga
Delta positif belum tentu bullish jika harga tidak bergerak naik secara signifikan. Selalu lihat kombinasi antara harga, candle, dan posisi volume delta.
2. Mengabaikan Likuiditas Saham
Saham dengan volume rendah bisa menghasilkan delta yang menyesatkan. Gunakan hanya pada saham dengan aktivitas volume tinggi dan spread tipis.
3. Tidak Menyesuaikan Timeframe
Delta di timeframe kecil (1 menit) sering terlalu sensitif terhadap noise. Gunakan timeframe menengah (5–15 menit) untuk hasil yang lebih akurat.
Kesimpulan
Volume delta saham membantu trader memahami kekuatan sebenarnya di balik pergerakan harga, bukan sekadar melihat volume total. Dengan memadukannya bersama market depth dan indikator tren, trader bisa membaca tekanan beli dan jual lebih presisi serta menghindari sinyal palsu.
Gunakan data volume delta sebagai panduan tambahan untuk entry dan exit yang lebih akurat. Jika kamu ingin mempraktikkan analisis volume saham global secara real-time, kamu bisa mulai berinvestasi dan trading lewat Gotrade, aplikasi investasi terbaik yang memberi akses langsung ke pasar saham dunia.
FAQ
1. Apakah volume delta bisa digunakan untuk semua saham?
Idealnya digunakan pada saham dengan volume tinggi dan likuiditas besar, agar datanya tidak bias.
2. Apa bedanya volume delta dan market depth?
Volume delta mengukur hasil transaksi yang sudah terjadi, sedangkan market depth menampilkan antrian order yang belum dieksekusi.
3. Apakah volume delta bisa membantu prediksi reversal?
Ya, terutama jika muncul divergensi antara arah harga dan arah delta. Ini sering menjadi tanda awal pembalikan tren.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.
