Dalam investasi modern, banyak manajer investasi menggunakan pendekatan factor investing untuk membangun portofolio yang efisien. Strategi ini tidak sekadar menebak saham mana yang akan naik, tetapi berfokus pada faktor-faktor risiko yang terbukti memberikan imbal hasil lebih tinggi dalam jangka panjang.
Factor investing adalah strategi yang mengalokasikan dana berdasarkan karakteristik tertentu atau “faktor” yang memengaruhi kinerja aset. Dengan memahami faktor-faktor ini, investor dapat mengetahui penyebab utama mengapa sebagian saham mengungguli pasar dan membangun portofolio yang lebih terukur.
Apa Itu Factor Investing?
Factor investing berakar pada penelitian akademik yang menunjukkan bahwa imbal hasil saham tidak hanya bergantung pada risiko pasar umum, tetapi juga pada faktor risiko tertentu.
Faktor-faktor ini menjelaskan mengapa beberapa kelompok saham bisa memberikan hasil lebih tinggi dibanding pasar secara keseluruhan, dilansir dari MSCI.
Sebagai contoh, saham undervalued (murah secara fundamental) atau saham dengan momentum tinggi sering kali memberikan risk premium tambahan. Pendekatan ini menjawab pertanyaan sederhana: Faktor apa yang paling memengaruhi return investasi?
Konsep Faktor Risiko
Faktor risiko adalah elemen sistematis yang memengaruhi kinerja portofolio. Berbeda dengan risiko perusahaan individu, faktor risiko tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi.
Beberapa faktor risiko utama meliputi:
- Market (Pasar): Risiko umum yang memengaruhi semua saham.
- Size: Saham perusahaan kecil (small caps) biasanya lebih volatil tapi berpotensi menghasilkan return lebih tinggi.
- Value: Saham undervalued dengan rasio P/E atau P/B rendah sering kali mengungguli saham growth.
- Momentum: Saham yang telah naik cenderung tetap naik dalam jangka pendek.
- Quality: Perusahaan dengan arus kas kuat dan utang rendah lebih tahan terhadap krisis.
- Low Volatility: Saham berfluktuasi rendah memberikan hasil lebih stabil dalam jangka panjang.
Jenis Faktor Populer
1. Value factor
Berfokus pada saham yang dianggap “murah” dibanding nilai intrinsiknya. Indikator yang digunakan meliputi P/E, P/B, dan Dividend Yield. Saham value banyak ditemukan di sektor industri dan keuangan.
2. Momentum factor
Berdasarkan teori bahwa saham yang performanya baik cenderung melanjutkan tren positif dalam waktu dekat. Faktor ini populer di kalangan trader, meskipun berisiko tinggi saat pasar berbalik arah.
3. Size factor
Saham berkapitalisasi kecil (small caps) berpotensi tumbuh lebih cepat dibanding perusahaan besar, meskipun volatilitasnya lebih tinggi.
4. Quality factor
Menekankan saham perusahaan dengan ROE tinggi, utang rendah, dan margin stabil, cocok untuk investor defensif.
5. Low volatility factor
Fokus pada saham dengan pergerakan harga stabil, ideal untuk menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu.
Bagaimana Institusi Menggunakan Factor Investing?
Manajer investasi besar membangun portofolio berbasis model kuantitatif faktor untuk menyeimbangkan risiko dan peluang.
Strategi ini memungkinkan mereka mendapatkan eksposur ke berbagai faktor secara proporsional.
Contoh alokasi:
- 30% value factor
- 25% quality factor
- 20% momentum factor
- 15% size factor
- 10% low volatility factor
Pendekatan ini menghasilkan portofolio yang lebih stabil di berbagai kondisi pasar.
Banyak ETF global kini mengadopsi strategi ini, seperti:
- iShares MSCI USA Value Factor (VLUE)
- Invesco S&P 500 Momentum (SPMO)
- iShares Minimum Volatility (USMV)
Strategi ini sering disebut Smart Beta Investing, karena menggabungkan disiplin investasi pasif dengan elemen aktif berbasis data.
Penerapan untuk Investor Ritel
Meski factor investing berasal dari institusi besar, kini banyak ETF berbasis faktor yang tersedia untuk investor individu.
Pendekatannya mudah: sesuaikan faktor dengan kondisi ekonomi dan profil risiko kamu. Contohnya:
- Saat ekonomi kuat, pilih value atau momentum ETF.
- Saat pasar bergejolak, fokus ke quality atau low volatility ETF.
- Untuk jangka panjang, gabungkan beberapa faktor agar diversifikasi tetap seimbang.
Kelebihan utama bagi investor ritel adalah transparansi dan disiplin. Dengan menggunakan pendekatan berbasis data, keputusan investasi menjadi lebih objektif dibanding sekadar mengikuti tren pasar.
Namun, perlu diingat bahwa tidak ada faktor yang selalu unggul. Setiap faktor memiliki siklus performa sendiri, tergantung kondisi ekonomi dan suku bunga. Karena itu, menjaga diversifikasi antar faktor adalah kunci.
Kelebihan dan Kekurangan Factor Investing
Kelebihan
- Berdasarkan data empiris dan penelitian akademik.
- Memberi kerangka diversifikasi yang lebih kuat dibanding strategi tradisional.
- Cocok untuk investasi jangka panjang dengan disiplin konsisten.
Kekurangan
- Performa faktor berubah tergantung kondisi ekonomi.
- Butuh pemahaman teknis untuk memilih kombinasi yang tepat.
- Bisa mengalami underperformance dalam periode tertentu.
Kesimpulan
Factor investing adalah strategi yang mengidentifikasi dan memanfaatkan faktor risiko utama seperti value, momentum, quality, size, dan low volatility untuk membangun portofolio yang efisien.
Pendekatan ini membantu investor memahami sumber imbal hasil di balik pergerakan pasar dan mengelola risiko dengan lebih terstruktur.
Meski populer di kalangan institusi besar, factor investing kini bisa diakses dengan mudah melalui ETF global. Kuncinya adalah konsistensi, diversifikasi, dan pemahaman terhadap siklus tiap faktor.
Jika kamu ingin mulai memahami bagaimana faktor risiko memengaruhi performa saham, yuk, belajar investasi via Gotrade!
Dengan Gotrade, kamu dapat berinvestasi saham dan ETF global mulai dari 1 Dolar AS, sambil mempelajari strategi yang digunakan investor profesional dunia.
FAQ
Apa itu factor investing?
Strategi investasi yang berfokus pada faktor risiko tertentu seperti value, momentum, dan quality untuk meningkatkan efisiensi portofolio.
Apakah cocok untuk investor ritel?
Ya, karena tersedia ETF berbasis faktor yang mudah diakses, transparan, dan cocok untuk strategi jangka panjang.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











