Di pasar saham, ada sebuah istilah tidak resmi yaitu "Klub $2 Triliun". Ini adalah sebutan untuk kelompok perusahaan yang sangat elit yang nilai kapitalisasi pasarnya berhasil menembus $2 triliun.
Kalau kamu perhatikan, hanya segelintir perusahaan di dunia yang pernah mencapai valuasi fantastis ini.
Mencapai angka tersebut sering dilihat sebagai sinyal kuat dari kekuatan pasar jangka panjang dan kepercayaan investor yang solid.
Saat ini, dua perusahaan raksasa teknologi terlihat semakin mendekati pencapaian tersebut. Menurut laporan Finbold, pergerakan mereka didorong oleh dua tren struktural terbesar saat ini yaitu kecerdasan buatan (AI) dan elektrifikasi.
Broadcom (AVGO) Mengejar Berkat AI
Perusahaan pertama adalah produsen chip Broadcom (AVGO). Saat ini, Broadcom (AVGO) memiliki kapitalisasi pasar sekitar $1.745 triliun.
Kapitalisasi pasar adalah total nilai dari seluruh saham perusahaan yang beredar. Ini berarti Broadcom (AVGO) hanya membutuhkan tambahan nilai sekitar $255 miliar untuk menembus batas $2 triliun.
Lintasan Broadcom (AVGO) didukung oleh lonjakan permintaan infrastruktur AI. Seperti yang dilaporkan Finbold, perusahaan ini memiliki kesepakatan penting dengan OpenAI.
Keduanya akan bersama-sama mengembangkan custom accelerator (perangkat keras pemercepat) yang mampu menghasilkan kapasitas komputasi AI 10 gigawatt pada akhir tahun 2026.
Investor juga mengamati ekspansi portofolio Broadcom (AVGO) di segmen data center dan networking.
Laporan keuangan terbaru perusahaan memperkuat momentum ini. Finbold mencatat pendapatan kuartal terakhir mereka naik menjadi sekitar $16 miliar, ditopang oleh permintaan gear jaringan AI dan silikon kustom.
Sepanjang tahun 2025, saham Broadcom (AVGO) telah mengalami kenaikan hampir 60%.
Tesla (TSLA) Bertaruh pada Volume dan Masa Depan
Di sisi lain, Tesla (TSLA) terus membangun momentum yang didukung oleh laporan pendapatan kuartal ketiga yang kuat.
Saat ini, valuasi Tesla (TSLA) berada di angka $1.518 triliun. Angka ini menyisakan jarak sekitar $482 miliar sebelum bergabung dengan klub $2 triliun.
Meskipun persaingan di pasar kendaraan listrik (EV) semakin ketat, strategi Tesla (TSLA) kini bergeser ke arah keterjangkauan harga.
Langkah ini, termasuk merilis versi Model 3 dan Model Y yang harganya diperbarui menjadi lebih rendah, telah membantu menghidupkan kembali permintaan. Ini juga memposisikan perusahaan untuk ekspansi yang didorong oleh volume penjualan.
Finbold melaporkan bahwa Tesla (TSLA) terus menumbuhkan basis pendapatannya, dengan penjualan kuartalan baru-baru ini di atas $28 miliar.
Alasan utama investor tetap optimis pada Tesla (TSLA) adalah opsionalitas masa depannya.
Sektor seperti autonomous driving (mengemudi otonom), robotik, dan penyimpanan energi skala jaringan, semuanya mewakili potensi bisnis bernilai miliaran dolar di masa depan.
Meskipun ada tekanan margin jangka pendek dari kenaikan biaya operasional, kemampuan Tesla (TSLA) untuk meningkatkan skala produksi dan memperluas aliran pendapatan berbasis perangkat lunak memperkuat argumen bahwa mereka dapat menutup jarak valuasi lebih cepat dari perkiraan pasar.
Referensi:
- Finbold, 2 stocks to hit $ 2 trillion market cap by 2026. Diakses pada 3 November 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











