Chapter 3: Kenapa Pilih Saham AS?

Januari 2023

Saham AS vs Saham Indonesia

Pasar saham di seluruh dunia memberikan akses untuk kita para investor membeli dan menjual saham perusahaan yang terdaftar secara publik. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat perbedaan dua pasar saham ini: pasar saham AS dan pasar saham Indonesia.

Kita akan membandingkan dan membedakan kedua pasar ini, mulai dari skalanya, jumlah perusahaan terdaftar, volume perdagangan, dan indeks pasar. Dengan memahami perbedaan antara kedua pasar ini dapat membantu kamu sebagai investor untuk membuat keputusan yang bijak tentang kemana kamu harus mengalokasikan uangmu.

Memahami Saham AS dan Saham Indonesia

Pasar saham AS adalah pasar tempat saham perusahaan yang terdaftar di bursa AS dibeli dan dijual, dan terdiri dari bursa seperti New York Stock Exchange (NYSE) dan NASDAQ, serta pasar lain seperti American Stock Exchange (AMEX).

Pasar saham Indonesia, juga dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia (IDX), adalah pasar tempat saham perusahaan yang terdaftar di Indonesia dibeli dan dijual.

Baik itu pasar saham AS maupun pasar saham Indonesia, keduanya dapat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, sentimen investor, dan peristiwa global.

Pertarungan pasar AS v pasar Indonesia dalam bentuk angka

  1. Ukuran dan skala: Pasar saham AS jauh lebih besar dan lebih maju dibandingkan pasar saham Indonesia. Pasar AS memiliki total kapitalisasi pasar lebih dari $ 30 triliun, sementara pasar Indonesia memiliki total kapitalisasi pasar sekitar $ 500 miliar. (per 2021)

    Fun fact: Di bulan September 2021, total market capital saham AAPL itu sekitar $2,5 trilliun USD, sedangkan untuk market capital seluruh dari seluruh saham yang ada di Indonesia ada di sekitar $528 milliar USD. Itu artinya total modal yang ada di AAPL itu sekitar 5x lebih besar dibanding seluruh modal yang ada di pasar saham Indonesia. Wow!

  2. Jumlah perusahaan yang terdaftar: Pasar saham AS memiliki lebih dari 7.000 perusahaan yang terdaftar, sementara pasar saham Indonesia memiliki sekitar 500 perusahaan yang terdaftar.

  3. Volume perdagangan: Pasar saham AS memiliki volume perdagangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pasar saham Indonesia. NYSE saja memiliki volume perdagangan harian rata-rata sekitar $ 200 miliar, sementara IDX memiliki volume perdagangan harian rata-rata sekitar $ 1 miliar. Ini penting untuk dipahami karena semakin tinggi volume perdagangan di sebuah pasar, semakin likuid asetnya karena lebih banyak yang mengantri untuk membeli atau menjual aset tersebut.

  4. Indeks pasar: Pasar saham AS diwakili oleh indeks seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average, sementara pasar saham Indonesia diwakili oleh Indeks IDX Composite.

Meskipun pasar saham Indonesia terus berkembang dan menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik, mendiversifikasi ke pasar saham AS dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi kamu yang berinvestasi hanya di pasar saham Indonesia. Seperti yang kita ketahui dari poin-poin diatas ini, Pasar saham AS bisa menjadi tempat yang baik untuk kamu mempertimbangkan diversifikasi investasimu.

Cara diversifikasi ke saham AS untuk investor Indonesia

Diversifikasi adalah prinsip penting dari berinvestasi yang melibatkan penyebaran portofolio investasi kamu di berbagai jenis aset untuk meminimalkan risiko. Salah satu cara diversifikasi adalah dengan berinvestasi di pasar saham di seluruh dunia, termasuk pasar saham AS dan pasar saham Indonesia.


Ada beberapa alasan kenapa diversifikasi ke pasar saham AS adalah ide yang bagus buat investor Indonesia, terutama buat yang investasinya mayoritas di pasar saham Indonesia. Berikut beberapa contoh:

  1. Ukuran dan likuiditas yang lebih besar: Pasar saham AS jauh lebih besar dan lebih likuid dibandingkan pasar saham Indonesia, yang berarti lebih mudah untuk membeli dan menjual saham dan surat berharga lainnya. Ini akan sangat penting buat saham teknologi atau perusahaan yang sedang bertumbuh lainnya, yang biasanya lebih volatile dan cenderung mengalami perubahan harga.
  2. Kesempatan investasi yang lebih beragam: Pasar saham AS memiliki jumlah perusahaan tercatat yang jauh lebih banyak, termasuk banyak perusahaan teknologi besar yang terkenal seperti saham FAANG (Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan Google), yang mana perusahaan teknologi sendiri masih belum tersedia atau diperdagangkan di pasar saham Indonesia. Ini artinya kamu sebagai investor diberikan opsi yang lebih luas untuk memilih, yang dapat membantu kamu membangun portofolio yang lebih beragam.
  3. Lingkungan regulasi yang lebih kuat: Pasar saham AS dikenal memiliki standar regulasi yang ketat, yang artinya kamu sebagai investor diberikan perlindungan dan kepercayaan yang lebih besar dalam investasi di pasar mereka.

Secara keseluruhan, diversifikasi ke pasar saham AS dapat memberikan kamu berbagai macam manfaat, termasuk ukuran pasar yang lebih besar, likuiditas yang lebih baik, peluang investasi yang lebih beragam, dan lingkungan regulasi yang kuat.

Tahukah kamu?

Saham FAANG telah menampilkan hasil yang sangat baik selama 10 tahun terakhir, dengan kenaikan harga saham yang kuat dan kinerja keuangan yang solid.

  1. Facebook: harga saham Facebook naik lebih dari 1.500% sejak IPO pada tahun 2012.
  2. Apple: harga saham Apple naik lebih dari 1.000% sejak awal tahun 2010.
  3. Amazon: harga saham Amazon naik lebih dari 3.500% sejak awal tahun 2010.
  4. Netflix: harga saham Netflix naik lebih dari 7.000% sejak awal tahun 2010.
  5. Google: harga saham Google naik lebih dari 300% sejak awal tahun 2010.

Kesimpulan

Kesimpulannya, berinvestasi di pasar saham AS dan pasar saham Indonesia bisa menjadi strategi yang baik untuk diversifikasi portofolio dan mengelola risiko kita. Pasar saham AS sudah teruji dan menawarkan banyak pilihan investasi, sementara pasar saham Indonesia sedang berkembang dan memiliki peluang tersendiri. Selain itu, menambahkan saham teknologi seperti saham FAANG ke dalam portofolio kamu bisa membawakan hasil yang baik kalau kita melihat performa beberapa tahun terakhir ini. Penting juga untuk mempertimbangkan tujuan investasi pribadi dan toleransi risiko kamu sebelum memutuskan bagaimana kamu mau mengalokasikan dana kamu, dan mengalokasikan sebagian dari dana kamu ke pasar saham AS bisa jadi pilihan yang perlu kamu pertimbangkan.

Tumbuhkan portfolio kamu dengan diversifikasi di saham* teknologi besar AS. Gotrade Indonesia memungkinkan kamu untuk berinvestasi di saham* AS di platform yang mudah digunakan dengan hanya Rp 15.000. Download sekarang untuk diversifikasi saham* AS ke portofolio Kamu!


Apa itu Diversifikasi dalam Berinvestasi?

Diversifikasi adalah strategi manajemen risiko yang melibatkan berinvestasi dalam beragam aset yang berbeda untuk menyebar risiko dan berpotensi mengurangi dampak volatilitas pasar ke sebuah portofolio.

Dengan memegang berbagai aset yang beragam, kamu dapat mengurangi risiko keseluruhan portofolio kamu karena performa dari suatu aset nggak terhubung dengan performa aset lain yang ada di portofolio. Hal ini dapat membantu mengurangi fluktuasi hasil investasi.

Ada beberapa cara untuk mendiversifikasi portofolio, termasuk berinvestasi dalam campuran kelas aset seperti saham, obligasi, dan uang tunai; berinvestasi dalam sektor dan industri yang berbeda; dan berinvestasi di  wilayah geografis yang berbeda. Penting untuk diingat bahwa diversifikasi Nggak menjamin keuntungan atau melindungi dari kerugian, tapi bisa berpotensi membantu mengurangi risiko secara keseluruhan portofolio.

Memahami Diversifikasi

Bayangkan kalau kamu punya Rp 10.000.000 untuk berinvestasi dan mau diversifikasi portofolio-mu. Kamu bisa investasikan uangmu dalam campuran saham yang berbeda, seperti:

  1. Rp 2.000.000 di perusahaan teknologi besar Amerika
  2. Rp 2.000.000 di perusahaan barang konsumen kecil Amerika
  3. Rp 2.000.000 di perusahaan kesehatan menengah Amerika
  4. Rp 2.000.000 di perusahaan pertambangan besar Indonesia
  5. Rp 2.000.000 di perusahaan retail kecil Indonesia

Dengan berinvestasi di campuran saham yang beragam, kamu menyebar risiko-mu di sektor dan wilayah geografis yang berbeda. Kalau sektor teknologi Amerika performanya sedang buruk, sektor lain di portofolio-mu mungkin masih bisa menutupi loss yang ada dengan performa mereka yang lebih baik, yang mana berpotensi mengurangi sebagian dari kerugian dari sektor teknologinya. Dengan cara ini, diversifikasi berpotensi mengembalikan return dan mengurangi risiko overall portofolio-mu.

Jenis-jenis diversifikasi

Diversifikasi di sektor dan industri yang berbeda

Diversifikasi di sektor yang berbeda itu maksudnya berinvestasi dalam berbagai macam industri atau sektor di pasar saham. Sektor yang berbeda mewakili jenis-jenis bisnis yang berbeda, seperti teknologi, kesehatan, keuangan, dan energi. Dengan berinvestasi dalam sektor yang beragam, kamu berpotensi mengurangi risiko secara keseluruhan karena performa suatu sektor belum tentu berhubungan dengan performa sektor lain. Semisal, jika sektor teknologi performanya sedang menurun, sektor kesehatan mungkin masih performanya stabil atau bahkan lebih bagus,  dengan begitu ini berpotensi mengurangi sebagian dari kerugian.

Berinvestasi di berbagai sektor juga dapat memberikan exposure terhadap kondisi ekonomi dan tren pasar yang berbeda. Misalnya, jika perekonomian sedang tumbuh dengan baik, beberapa sektor seperti barang konsumen atau keuangan biasanya akan mengalami pertumbuhan. Namun, jika perekonomian sedang lesu, sektor-sektor seperti perawatan kesehatan atau utilitas biasanya akan mengalami pertumbuhan karena cenderung memiliki karakteristik yang lebih defensif.

Diversifikasi di perusahaan yang berbeda

Diversifikasi di perusahaan yang berbeda dicapai dengan berinvestasi di beberapa perusahaan yang berbeda, tapi masih dalam satu sektor. Dengan berinvestasi dalam beragam perusahaan yang berbeda, kamu berpotensi mengurangi risiko secara keseluruhan portofoliomu karena performa suatu perusahaan nggak sepenuhnya berhubungan dengan performa perusahaan lain di portofolio.

Semisal, kalau kamu berinvestasi di satu perusahaan dan perusahaan itu performanya menurun, ini dampaknya akan terasa signifikan ke portofolio-mu. Tapi, kalau kamu berinvestasi ke beberapa perusahaan, performa suatu perusahaan biasanya nggak akan begitu berpengaruh pada portofolio secara keseluruhan karena kamu punya saham lain selain perusahaan itu. Dengan begitu ini bisa membantu menetralisir kerugian yang ada dan berpotensi menunjukan performa yang lebih konsisten.

Diversifikasi di berbagai negara

Diversifikasi di berbagai negara dicapai dengan berinvestasi nggakl cuma di satu negara atau wilayah geografis saja, tapi juga berinvestasi di aset negara lain, dan ini bisa mengurangi risiko karena masing-masing negara punya kondisi ekonomi yang berbeda

Semisal, kalau kamu berinvestasi hanya di aset di Indonesia dan tiba-tiba ekonomi atau pasar saham Indonesia sedang mengalami penurunan, dampak dari kejadian ini akan terasa signifikan di portofolio-mu. Tapi, kalau kamu invest di beberapa negara selain Indonesia, performanya nggak akan begitu berpengaruh pada portofolio-mu secara keseluruhan.

Keuntungan Diversifikasi:

  1. Mengurangi risiko portofoliomu dan berpotensi menetralisir potensi loss yang ada.
  2. Memberikan exposure terhadap kondisi ekonomi yang berbeda. Dengan begitu kita akan lebih terbuka dengan opsi opsi lain yang ada di pasar.

Kekurangan Diversifikasi:

  1. Bisa jadi returnnya nggak akan maksimal.
  2. Butuh riset yang lebih banyak dan nggak menjamin akan selalu profit atau melindungi dari kerugian.

Mau diversifikasiin investasimu di negara yang berbeda? Download Gotrade Indonesia! Cukup dengan Rp 15.000, kamu bisa mendapatkan akses ke saham-saham* AS seperti Apple, Amazon, dan Facebook dan perluas portofolio kamu sekarang dengan download aplikasinya.


Perbedaan Pasar di Pasar Saham AS vs Indonesia

Sebagai investor, kamu pastinya akan mencari peluang untuk mendiversifikasikan portofolio-mu. Sebaiknya kamu harus tau juga perbedaan yang ditawarkan berbagai macam pasar saham yang berbeda. Di artikel ini, kita bakal ngebahas perbedaan utama antara pasar saham AS dan Indonesia, tentunya akan membahas skalanya, performanya, dan industri apa yang berpengaruh di negara masing-masing.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, kamu sebagai investor bisa membuat keputusan yang lebih bijak tentang pasar yang mau diinvestasikan dan kemana kamu mengalokasikan aset-asetnya.

Ukuran/Skala Pasar

Pasar saham AS bisa dibilang pasar terbesar dan terlengkap di dunia, dengan total market capital lebih dari $ 40 triliun. Ini adalah rumah bagi banyak perusahaan multinasional terkenal, seperti Apple, Microsoft, dan Tesla. Pasar ini diawasi oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dan mereka dikenal memiliki transparansi dan perlindungan yang baik buat para investor.

Di sisi lain, Pasar saham Indonesia terlihat lebih kecil dibandingkan dengan pasar saham AS, dengan total modal pasar sekitar $500 miliar (Hanya sekitar 1,25% pasar saham Amerika!). Ini terdiri dari berbagai macam perusahaan domestik dan internasional, dan mereka dikenal karena industri sumber daya alam, seperti minyak dan pertambangan. Exchange yang berperan di pasar Indonesia adalah Indonesia Stock Exchange (IDX), dan seluruh transaksinya diawasi oleh OJK.

Bagaimana Performa keduanya di Beberapa Tahun Kebelakang

Dari segi performa, pasar saham AS secara historis memiliki tingkat stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar saham Indonesia. Selama 10 tahun terakhir ini, S&P 500, indeks yang menjadi patokan pasar saham AS, memiliki rata-rata return tahunan sekitar 10%, sementara pasar Indonesia memiliki rata-rata return tahunan yang berkisar di -20% hingga 50%.

Pasar saham AS dan Indonesia juga memiliki lingkungan ekonomi dan politik yang berbeda yang dapat mempengaruhi performanya. Semisal, pasar saham AS dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebijakan moneter, hubungan perdagangan, dan kuatnya perekonomian AS secara keseluruhan. Pasar saham Indonesia biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti harga komoditas, pertumbuhan ekonomi domestik, dan stabilitas politik.

Industri di kedua market

Industri di pasar Amerika Serikat sangat beragam, contohnya:

  1. Teknologi: Amerika Serikat merupakan rumah bagi banyak perusahaan teknologi terbesar dan paling inovatif di dunia, seperti Apple, Microsoft, dan Amazon. Perusahaan-perusahaan ini merupakan pemimpin dalam berbagai industri, termasuk software, hardware, dan e-commerce.
  2. Kesehatan: Industri kesehatan Amerika Serikat merupakan kontributor utama bagi perekonomian mereka, dengan berbagai perusahaan yang terlibat di bidang farmasi, peralatan medis, dan layanan kesehatan.
  3. Jasa keuangan: Sektor jasa keuangan yang ada di Amerika serikat contohnya ada bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan manajemen aset. Perusahaan-perusahaan ini memainkan peran penting dalam fungsi perekonomian dan diawasi oleh the Federal Reserve dan lembaga lainnya.
  4. Energi: Industri energi Amerika Serikat termasuk perusahaan yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan penjualan minyak, gas alam, dan bentuk energi lainnya. Amerika Serikat merupakan salah satu produsen dan eksportir gas terbesar di dunia.
  5. Barang konsumen: Industri barang konsumen di AS termasuk perusahaan yang memproduksi dan menjual berbagai macam produk, termasuk barang rumah tangga, pakaian, dan makanan.

Pasar saham Indonesia memiliki industri dominan yang berbeda dari pasar saham AS, contohnya:

  1. Sumber daya alam: Ekonomi Indonesia sangat bergantung sama ekstraksi dan ekspor sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan pertambangan mereka. Banyak perusahaan besar yang terdaftar di bursa saham Indonesia yang terlibat dalam industri ini.
  2. Manufaktur: Indonesia juga merupakan rumah bagi sektor manufaktur yang besar, termasuk perusahaan yang memproduksi tekstil, elektronik, dan barang lainnya untuk pasar domestik dan internasional.
  3. Perbankan dan jasa keuangan: Sektor perbankan dan jasa keuangan merupakan bagian penting dari ekonomi Indonesia, dengan beberapa bank besar dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di bursa saham.
  4. Telekomunikasi: Industri telekomunikasi merupakan kontributor utama bagi ekonomi Indonesia, dengan sejumlah perusahaan besar yang beroperasi di sektor ini.
  5. Barang konsumen: Industri barang konsumen di Indonesia termasuk perusahaan yang memproduksi dan menjual berbagai macam produk, termasuk barang rumah tangga, pakaian, dan makanan.

Diversifikasi di Kedua Pasar

Seperti yang kita tau, diversifikasi itu penting untuk menyebar risiko kita. Dengan berinvestasi dalam berbagai aset, kamu berpotensi untuk mengurangi risiko keseluruhan portofolio kamu. Ini karena aset yang berbeda biasanya memiliki tingkat risiko yang berbeda dan mungkin terpengaruh oleh faktor yang berbeda, sehingga jika satu aset performanya sedang buruk,  aset yang lain dalam portofolio kamu bisa jadi nggak terdampak.

Dalam hal pasar saham AS dan Indonesia, keduanya memiliki risiko dan potensi return masing-masing. Pasar AS secara umum dianggap lebih stabil dan matang dibandingkan dengan beberapa pasar lain, tetapi juga nggak menutup kemungkinan untuk memiliki potensi pertumbuhan yang lebih lambat. Pasar Indonesia, di sisi lain, mungkin menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, tetapi juga biasanya dianggap lebih nggak pasti dan nggak mudah untuk diprediksi.

Dengan mendiversifikasikan portofolio kamu di pasar AS dan Indonesia, kamu bisa memanfaatkan potensi keuntungan dari setiap pasar dan sekaligus mengurangi risiko yang berhubungan dengan suatu pasar.

Mulai diversifikasi investasi kamu dan maksimalkan potensi keuntungan dengan Gotrade Indonesia. Dengan hanya Rp 15.000, dapatkan akses ke saham-saham* AS seperti Apple, Amazon, dan Facebook dan perluas portofolio kamu sekarang dengan download aplikasinya.


Kenapa Investasi di Saham AS? The Strong Dollar Factor

Saat berinvestasi, salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah kekuatan mata uang yang digunakan untuk menilai investasi tersebut.

Misalnya, jika kamu seorang investor asal Indonesia yang ingin berinvestasi di saham, kamu mungkin penasaran antara mending investasi di saham Indonesia atau di saham yang terdaftar di bursa asing, seperti New York Stock Exchange (NYSE) di Amerika Serikat. Meskipun ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan saat membuat keputusan ini, salah satu keuntungan utama dari berinvestasi di saham AS adalah kekuatan mata uangnya (USD).

Kenapa Dolar AS?

Dolar AS adalah mata uang yang paling banyak digunakan di dunia dan juga banyak yang menganggap Dolar AS sebagai ‘safe haven’ menurut para investor, yang artinya investor menganggap dolar AS adalah mata uang yang bisa diandalkan dan selalu stabil nilainya. Hal ini karena ekonomi AS yang kuat dan stabil, pasar keuangan berskala besar dan likuid, dan juga sistem hukum yang terpercaya yang melindungi hak-hak para investor. Sebagai hasilnya, investor di seluruh dunia sering menganggap dolar AS sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang mereka saat masa ketidakpastian yang menimpa ekonomi atau krisis keuangan.

Kenapa punya Dolar AS itu bagus

Manfaat dari berinvestasi di mata uang yang kuat seperti dolar AS cukup banyak. Salah satunya bisa jadi perlindungan terhadap inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga yang terjadi ke barang-barang umum dan jasa di suatu ekonomi dalam jangka waktu tertentu. Saat nilai uang turun, kamu butuh uang dengan nominal yang lebih banyak dari sebelumnya buat beli barang-barang dan jasa yang sama. Dengan berinvestasi di mata uang yang diharapkan bisa mengimbangi nilainya seiring berjalannya waktu, seperti dolar AS, kamu sebagai investor bisa melindungi daya beli dari uangnya.

Selain manfaat-manfaat ini, berinvestasi di saham AS juga bisa bikin kamu punya akses ke lebih banyak peluang investasi. NYSE (New York Stock Exchange) adalah rumah bagi banyak perusahaan terbesar dan terkuat di dunia, termasuk Apple, Amazon, dan Microsoft. Dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan ini, kamu bisa mengikuti pertumbuhan dan perkembangan mereka. Selain itu, pasar saham AS terkenal karena likuiditasnya, yang artinya gampang buat beli dan jual saham. Ini bisa jadi penting banget buat investor yang harus jual investasinya cepet-cepet karena suatu hal yang urgent atau ada peluang baru di investasi lain.

Tentu saja, berinvestasi di saham AS bukan berarti nggak ada risiko. Nilai investasi apapun, termasuk saham, bisa naik turun, dan kamu berpotensi untuk rugi juga. Jadi penting banget buat dipertimbangkan secara teliti tentang tujuan investasimu, toleransi risikomu, dan faktor keuangan pribadi lainnya sebelum nentuin investasi apa yang mau kamu jalankan. Ada baiknya juga buat kamu konsultasi dengan profesional keuangan atau lakukan risetmu sendiri buat bantu kamu dalam mengambil keputusan investasi.

Penutup

Jadi, berinvestasi di saham AS bisa memberikan kamu banyak manfaat, termasuk peluang buat investasi di mata uang yang kuat dan stabil, pelindung terhadap inflasi, sama akses ke lebih banyak peluang investasi. Walaupun ada risiko yang terlibat dalam investasi apapun, manfaat berinvestasi di saham AS, terutama karena Strong Dollar Factor-nya, bisa jadi pilihan yang bisa kamu pertimbangin, terutama buat investor asal Indonesia. Selain manfaat yang disebut di atas, berinvestasi di saham AS juga bisa bikin portofolio kamu lebih beragam. 

Perlu diingat juga kalau berinvestasi di saham AS, atau investasi asing lainnya, bisa dikenakan biaya dan biaya yang lain-lain, seperti biaya pertukaran mata uang sama pajak. Biaya-biaya ini harus dipertimbangkan dengan teliti sebagai bagian dari strategi investasimu.

Mulailah diversifikasi portofolio investasi kamu di saham-saham* AS dengan Gotrade Indonesia. Dapatkan akses ke saham-saham* seperti Apple, Amazon, dan Facebook hanya dengan Rp 15.000. Download aplikasinya sekarang.


Kenapa saham Big Tech AS bisa jadi Andalan Portfoliomu?

Ketika berinvestasi, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, termasuk stabilitas dan potensi pertumbuhan pasar saham, kekuatan perekonomian, dan potensi return dari sebuah investasi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa kamu mungkin tertarik untuk berinvestasi di saham AS untuk diversifikasimu.

Melihat History Performa S&P 500

Salah satu alasan utama untuk berinvestasi di saham AS adalah kekuatan dan stabilitas pasar saham AS. Pasar saham AS, khususnya S&P 500, dianggap sebagai salah satu pasar saham yang paling stabil dan terkenal di dunia. Ini terdiri dari 500 perusahaan publik terbesar di AS, yang mewakili beragam sektor industri, dari teknologi dan keuangan hingga kesehatan dan energi. Diversity yang terjadi di pasar ini membantu untuk mengurangi risiko dan membuat pasar lebih stabil terhadap resesi ekonomi.

Alasan lain untuk berinvestasi di saham AS adalah potensi return yang tinggi terhadap investasimu. Meskipun performa masa lalu nggak merefleksikan performa masa depan, pasar saham AS secara historis terbukti telah memberikan return yang tinggi bagi investor. Dalam 1 dekade terakhir, S&P 500 telah memberikan return rata-rata sekitar 10% per tahun, yang jauh lebih tinggi dibandingkan return dari kelas aset lainnya.

Dampak dari perusahaan Big Tech di pasar AS

Sumber data


Salah satu penggerak utama dari return yang tinggi di pasar saham AS adalah adanya banyak perusahaan besar dan inovatif, terutama di sektor teknologi. AS adalah rumah bagi beberapa perusahaan teknologi terbesar dan paling berpengaruh di dunia, termasuk Apple, Amazon, Facebook (META), dan Google (Alphabet).

Perusahaan-perusahaan ini mendorong perkembangan teknologi baru dan selalu melakukan inovasi, yang artinya sedang mengalami pertumbuhan dan mendapatkan keuntungan yang tinggi. Dengan berinvestasi di saham teknologi AS, kamu berkesempatan untuk tumbuh bareng dengan perusahaan-perusahaan ini dan menikmati kesuksesannya bersama.

Diversifikasi dengan saham Big Tech

Berinvestasi di saham teknologi AS bisa digunakan juga sebagai bahan diversifikasimu. Saham teknologi cenderung memiliki korelasi yang rendah dengan kelas aset lain, yang berarti pergerakan mereka biasanya nggak bergerak dalam arah yang sama seperti investasi lain dalam portofolio kamu. Ini dapat membantu untuk mengurangi risiko dan berpotensi meningkatkan performa dari keseluruhan portofolio kamu.

Tentu saja, selalu ada risiko yang terlibat dalam berinvestasi, dan penting untuk melakukan riset mu dan mempertimbangkan risiko yang ada sebelum membuat keputusan investasi apapun. Namun, kombinasi dari stabilitas dan potensi return di pasar saham AS, terutama di sektor teknologi, membuat pasar saham AS menjadi tujuan yang menarik untuk kita berinvestasi.

Kesimpulan

Kesimpulannya, berinvestasi di saham AS dapat menawarkan beberapa manfaat seperti stabilitas dan potensi pertumbuhan pasar saham AS, kesempatan untuk tumbuh bersama dengan perusahaan-perusahaan inovatif, dan berpotensi melakukan diversifikasi. Meskipun ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam berinvestasi, saham AS layak untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio yang terdiversifikasi dengan baik.

Diversifikasikan portofolio kamu dengan saham Big Tech AS seperti Apple, Amazon, dan Facebook dengan mendownload Gotrade Indonesia. Dengan Rp 15.000 kamu sudah bisa membeli saham Big Tech pertamamu!

Diversifikasi portfoliomu dengan saham AS

Cek chapter yang lain