Chapter 2: Indeks

Januari 2023

Indeks: Indikator yang bisa bantu maksimalin investasimu!

Indeks adalah ukuran statistik yang mewakili kinerja sekelompok aset. Ini adalah cara untuk melacak kinerja pasar atau sektor tertentu, dan dapat digunakan sebagai acuan untuk membandingkan kinerja saham atau portofolio individu.

Indeks sangat penting bagi investor karena memberikan cara untuk melacak kinerja keseluruhan pasar atau sektor, dan dapat membantu investor membuat keputusan untuk menentukan alokasi investasi.

Ada banyak jenis indeks yang berbeda, termasuk indeks saham, indeks obligasi, indeks komoditas, dan indeks mata uang. Indeks saham yang paling dikenal mungkin adalah S&P 500, yang merupakan indeks bobot pasar dari 500 saham terbesar AS. Indeks saham populer lainnya termasuk Dow Jones Industrial Average (DJIA), NASDAQ Composite, dan Russell 2000.

Kenapa indeks penting bagi investor?

Indeks penting bagi investor karena memberikan cara untuk melacak kinerja keseluruhan pasar atau sektor. Misalnya, jika seorang investor tertarik untuk berinvestasi di sektor teknologi, mereka dapat menggunakan indeks teknologi untuk melacak kinerja saham teknologi dan membuat keputusan yang bijak tentang kemana mereka bisa alokasiin investasi mereka. Indeks juga dapat digunakan sebagai acuan untuk membandingkan kinerja saham atau portofolio individu. Misalnya, jika seorang investor sedang mencoba untuk memutuskan untuk berinvestasi di saham tertentu, mereka dapat membandingkan kinerja saham tersebut dengan indeks yang relevan untuk melihat bagaimana performa saham tersebut relatif terhadap pasar secara keseluruhan.

Alasan lain indeks penting bagi investor adalah mereka memberikan cara untuk mendiversifikasi investasi mereka. Dengan berinvestasi dalam sebuah indeks, investor dapat mendapatkan exposure terhadap sekelompok efek yang luas dalam pasar atau sektor tertentu, bukan hanya beberapa saham individu. Ini dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja keseluruhan portofolio.

Gimana cara investor dapat memanfaatkan indeks?

Ada beberapa cara di mana investor dapat memanfaatkan indeks untuk meningkatkan strategi investasinya:

  1. Berinvestasi dalam indeks: Salah satu cara untuk berinvestasi adalah dengan membeli indeks (index fund), yang bisa dianggap mirip dengan reksa dana atau ETF yang mengikuti kinerja indeks tertentu. Investasi di Indeks menawarkan investor cara yang murah dan terdiversifikasi untuk berinvestasi dalam pasar atau sektor tertentu.
  2. Gunakan indeks sebagai acuan: Seperti yang disebutkan sebelumnya, indeks dapat digunakan sebagai acuan untuk membandingkan kinerja saham atau portofolio individu. Dengan membandingkan kinerja investasinya dengan indeks yang relevan, investor dapat menentukan apakah investasinya memiliki performa lebih baik atau lebih buruk dari pasar keseluruhan.
  3. Gunakan indeks untuk membuat keputusan investasi: Indeks dapat memberikan informasi yang berharga tentang kinerja pasar atau sektor tertentu, yang dapat membantu investor membuat keputusan yang bijak tentang kemana mereka mengalokasikan investasinya. Misalnya, jika sebuah indeks memiliki performa baik, mungkin saat yang baik untuk berinvestasi dalam saham dalam pasar atau sektor tersebut.

Kinerja historis indeks

Untuk memberikan gambaran tentang performa indeks di masa lampau, berikut beberapa data tentang S&P 500:

  1. Dari tahun 1926 hingga 2020, rata-rata kenaikan tahunan S&P 500 sekitar 10%.
  2. Di tahun 1980-an dan 1990-an, S&P 500 mengalami kinerja yang kuat, dengan rata-rata tahunan sekitar 18%.
  3. Tahun 2000-an awal menunjukkan hasil yang moderat, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sekitar 7%.
  4. Akhir tahun 2000-an, dikarenakan krisis keuangan, S&P 500 mengalami hasil negatif pada tahun 2008 dan 2009.
  5. Di tahun 2010-an, S&P 500 menguat, dengan kenaikan rata-rata tahunan sekitar 13%.

Get ahead of the game dan manfaatkan indeks untuk membuat keputusan yang bijak tentang kapan dan di mana berinvestasi. Gotrade Indonesia memudahkan orang Indonesia untuk mendiversifikasi portofolio mereka dan mengakses saham-saham* AS seperti Apple, Amazon, dan Facebook dengan hanya Rp 15.000. Download sekarang untuk mulai berinvestasi dengan mudah.


Apa itu ETF?

ETF (Exchange-traded fund) adalah jenis investasi yang mengikuti performa aset atau kelompok aset tertentu. ETF diperdagangkan di bursa saham, dan sama seperti saham, bisa dibeli dan dijual kapan saja dalam waktu perdagangan bursa.

Salah satu fitur penting ETF adalah adanya akses ke macam-macam aset, seperti saham, obligasi, komoditas, atau campuran dari semuanya, hanya dalam satu ETF saja. Jadi, ETF merupakan cara yang mudah dan hemat biaya buat ngikutin perkembangan pasar atau sektor tertentu.

Selain itu, ETF juga dikenal memiliki lebih rendah dibanding reksa dana tradisional. Soalnya, ETF tidak perlu dikelola secara aktif, jadi biayanya lebih murah daripada reksa dana yang dikelola secara aktif.

Ada bermacam-macam jenis ETF, yang masing-masing memiliki tujuan atau fokus yang berbeda. Misalnya, ada yang mengikuti performa indeks tertentu, seperti S&P 500, ada yang fokus ke sektor atau wilayah tertentu. Investor bisa memilih ETF yang dirasa cocok dengan tujuan investasi dan toleransi risiko mereka.

Jenis-Jenis ETF

ETF atau exchange-traded funds yang diperdagangkan di bursa saham, adalah pilihan investasi yang populer karena keanekaragaman dan fleksibilitasnya. Ada satu analogi yang bagus untuk menggambarkan ETF. ETF itu seperti investor yang sedang belanja di supermarket, investor bakal dapat beraneka ragam jenis belanjaan tapi semuanya ada di satu keranjang belanjaan.

ETF berbasis indeks

Salah satu jenis ETF yang paling umum adalah ETF berbasis indeks yang luas (Broad index-based ETF). ETF ini diciptakan untuk mengikuti indeks saham populer, seperti S&P 500, yang terdiri dari 500 perusahaan publik terbesar di AS berdasarkan kapitalisasi pasar mereka. Investasi di ETF berbasis indeks memberikan investor kesempatan untuk merasakan pasar saham AS secara keseluruhan, karena sangat berkorelasi dengan pergerakan indeks saham S&P 500.

ETF Khusus

Jenis ETF lain yang umum adalah ETF sektor atau khusus. ETF ini diciptakan untuk mengikuti segmen pasar tertentu, seperti komoditas atau sektor industri tertentu, seperti perusahaan keamanan cyber. Jenis ETF ini bisa digunakan sebagai speculative ‘bet’ pada segmen pasar tertentu atau sebagai cara untuk men diversifikasi kelompok surat berharga yang sudah ada. Namun, penting untuk diingat bahwa ETF ini umumnya lebih berisiko, karena investor terpapar risiko politik, mata uang, dan pasar.

ETF secara umum memberikan cara bagi investor untuk mengakses berbagai jenis surat berharga dan segmen pasar melalui satu produk investasi. Dengan memahami jenis ETF yang tersedia, investor bisa membuat keputusan yang bijak untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka dan mencapai tujuan keuangan mereka.

Kenapa ETF itu pilihan yang bagus?

Ada beberapa alasan kenapa ETF bisa jadi pilihan investasi yang bagus buat para investor. Beberapa di antaranya:

  1. Diversifikasi: ETF bikin investor punya kesempatan buat mengikuti perkembangan berbagai macam aset, seperti saham, obligasi, komoditas, atau campuran dari semuanya, hanya dalam satu ETF saja. Ini bisa bantu diversifikasi portofolio investor sekaligus mengurangi risiko.
  2. Biaya rendah: ETF biasanya punya biaya dan pengeluaran yang lebih rendah dibanding reksa dana aktif, jadi dari segi biaya lebih hemat buat investor.
  3. Likuiditas: ETF diperdagangkan di bursa saham, jadi bisa dibeli dan dijual kapan saja. Ini artinya ETF lebih likuid daripada jenis investasi lain, kayak reksa dana yang harganya hanya ditentukan sekali sehari.
  4. Kemudahan: ETF bisa jadi cara yang mudah buat investor mengikuti perkembangan pasar atau sektor tertentu tanpa harus riset dan beli saham atau obligasi satu per satu.
  5. Efisiensi pajak: ETF umumnya lebih efisien dari segi pajak dibanding reksa dana aktif karena biasanya turnover-nya lebih rendah dan mengurangi return dari capital gain.

Namun, penting diingat bahwa ETF, sama seperti semua investasi, punya tingkat risiko dan mungkin tidak untuk semua investor. Jadi, penting banget buat mempertimbangkan tujuan investasi dan toleransi risiko sebelum memutuskan buat invest di ETF.

Kenapa ETF tidak untuk semua orang?

Kelemahan ETF:

  1. Risiko pasar: Sama seperti semua investasi, ETF juga ter-expose dengan risiko pasar dan bisa ikut turun nilainya kalau nilai dari aset dasarnya turun.
  2. Tracking errors: Beberapa ETF bisa jadi tidak mengikuti performa aset dasarnya dengan sempurna, yang memungkinkan terjadinya ‘tracking error’.
  3. Risiko counterparty: ETF yang punya derivatif, kayak kontrak berjangka, punya risiko counterparty (Counterparty risk adalah risiko yang terkait dengan kemungkinan satu pihak dalam sebuah kontrak keuangan atau transaksi gagal memenuhi kewajibannya kepada pihak lain dalam transaksi tersebut. Risiko ini terjadi ketika salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam kontrak keuangan, seperti pembayaran hutang atau pengiriman aset tertentu), yang artinya risiko counterparty dari kontrak tidak menepati kewajibannya.
  4. Kompleksitas: Beberapa ETF terkadang lebih kompleks daripada jenis investasi lain dan mungkin susah dipahami buat beberapa investor.
  5. Batasan ruang lingkup: ETF umumnya cuma bisa invest di kelas aset atau pasar tertentu, yang mungkin tidak memberikan tingkat diversifikasi yang dicari oleh beberapa investor.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, ETF (Exchange-Traded Funds) adalah jenis instrumen investasi yang mengikuti kinerja dari aset atau kelompok aset tertentu. ETF memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan diversifikasi dalam satu indeks, dan biasanya memiliki biaya yang lebih rendah daripada reksa dana yang dikelola secara aktif. ETF diperdagangkan di bursa saham, sehingga bisa dibeli dan dijual sepanjang hari, dan menjadi pilihan yang praktis dan hemat biaya bagi investor untuk mendapatkan akses terhadap berbagai jenis aset. Namun, seperti semua investasi, ETF memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi dan belum tentu cocok untuk semua investor. Sebaiknya pertimbangkan dengan baik tujuan investasi dan toleransi risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam ETF.


Reksa dana vs ETF

Exchange-traded funds (ETF) dan reksa dana; keduanya adalah jenis alat investasi yang memungkinkan investor untuk mengumpulkan  uang mereka dengan uang investor lain dan berinvestasi dalam portofolio yang terdiversifikasi dari saham, obligasi, atau sekuritas lainnya.

  1. Perdagangan: ETF terdaftar dan diperdagangkan di bursa saham, seperti saham individual. Ini berarti bahwa mereka bisa dibeli dan dijual kapan saja selama market buka dengan harga pasar. Di sisi lain, reksa dana biasanya hanya diberikan nilai satu kali per hari, setelah pasar tutup.
  2. Biaya: ETF umumnya memiliki biaya yang lebih rendah daripada reksa dana karena mereka tidak perlu membayar manajer investasi untuk secara aktif memilih dan memperdagangkan sekuritas. Reksa dana, di sisi lain, seringkali memiliki biaya yang lebih tinggi karena harus membayar manajer investasi untuk secara aktif mengelola portfolio.
  3. Diversifikasi: Baik ETF maupun reksa dana menawarkan diversifikasi dengan berinvestasi dalam berbagai sekuritas. Namun, ETF mungkin menawarkan diversifikasi yang lebih spesifik atau tertarget karena dapat dirancang untuk mengikuti indeks atau sektor tertentu, seperti teknologi atau energi terbarukan.

Singkatnya, baik ETF maupun reksa dana merupakan pilihan yang baik bagi investor yang ingin mendiversifikasi portofolio mereka dan berinvestasi dalam berbagai sekuritas. Namun, ETF mungkin menjadi pilihan yang lebih efektif dari segi biaya bagi investor karena biayanya yang lebih rendah dan struktur perdagangan yang lebih fleksibel.

Kelebihan dan kekurangan

Reksa dana dan exchange-traded funds (ETF) keduanya adalah jenis alat investasi yang menyatukan uang dari banyak investor dan menggunakan uang tersebut untuk membeli portofolio yang terdiversifikasi dari sekuritas, seperti saham, obligasi, atau aset lainnya. Kedua jenis aset ini menawarkan beberapa keuntungan dan kerugian yang harus investor pertimbangkan saat memutuskan yang mana yang tepat untuk masing-masing investor.

Kelebihan reksa dana:

  1. Diversifikasi: Reksa dana dapat menawarkan diversifikasi instan bagi investor, karena biasanya mengandung beragam sekuritas dalam satu reksa dana.
  2. Manajemen profesional: Sebagian besar reksa dana secara aktif dikelola oleh tim manajer investasi profesional, yang menggunakan keahlian dan riset mereka untuk membuat keputusan investasi atas nama reksa dana tersebut.
  3. Kemudahan penggunaan: Reksa dana mudah dibeli dan dijual, dan bisa dibeli melalui akun brokerage atau langsung dari perusahaan reksa dana.

Kekurangan reksa dana:

  1. Biaya: Reksa dana seringkali dibebankan biaya yang lebih tinggi daripada ETF, yang bisa mengurangi return investor dalam jangka panjang
  2. Kurangnya transparansi: Karena reksa dana hanya perlu mengumumkan kepemilikan aset mereka sekali per kuartal, sulit bagi investor untuk tahu pasti sekuritas apa saja yang dimiliki reksa dana pada suatu waktu tertentu.

Kelebihan ETF:

  1. Biaya rendah: ETF umumnya memiliki biaya yang lebih rendah daripada reksa dana, yang bisa membuatnya menjadi pilihan yang lebih cost-effective bagi investor.
  2. Transparansi: ETF harus mengungkapkan kepemilikan mereka setiap hari, yang memungkinkan investor untuk melihat pasti sekuritas apa saja yang dimiliki suatu ETF pada suatu waktu tertentu.
  3. Efisiensi pajak: ETF seringkali lebih efisien dari segi pajak dibanding reksa dana, karena cenderung menghasilkan capital gain yang lebih sedikit.

Kekurangan ETF:

  1. Kurangnya manajemen profesional: Sebagian besar ETF dikelola secara pasif, yang berarti dirancang untuk mengikuti kinerja indeks pasar tertentu bukan dikelola secara aktif oleh manajer investasi.
  2. Kompleksitas: ETF bisa lebih kompleks daripada reksa dana, dan mungkin tidak cocok untuk semua investor.

Apa itu Indeks S&P 500?

Indeks S&P 500 (Standard & Poor's 500) adalah indeks berdasar bobot kapitalisasi pasar (market-capitalization-weighted) 500 perusahaan publik besar AS yang tercatat di bursa. Ini adalah salah satu indeks yang paling banyak diikuti di dunia, dan sering digunakan sebagai acuan untuk kinerja keseluruhan pasar saham AS.

Indeks ini terdiri dari beragam perusahaan di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, keuangan, dan produk konsumen. Perusahaan yang termasuk dalam indeks dipilih oleh komite berdasarkan ukuran pasar, likuiditas, dan representasi sektor.

Indeks S&P 500 sering digunakan sebagai acuan untuk kinerja keseluruhan pasar saham AS, karena mewakili sampel yang luas dari perusahaan AS. Ini dianggap sebagai indikator terkemuka dari kesehatan ekonomi, karena kinerja perusahaan yang termasuk dalam indeks sering dianggap sebagai refleksi dari kesehatan keseluruhan ekonomi AS.

Siapa yang Memenuhi Syarat untuk Masuk ke Dalam S&P 500?

Perusahaan yang termasuk dalam indeks S&P 500 dipilih oleh komite di Standard & Poor's (S&P), sebuah perusahaan jasa keuangan yang menerbitkan indeks. Untuk memenuhi syarat masuk dalam indeks, sebuah perusahaan harus memenuhi kriteria berikut:

  1. Harus merupakan perusahaan publik AS yang tercatat di bursa.
  2. Harus memiliki kapitalisasi pasar setidaknya $8,2 miliar (masuk kategori mid-cap).
  3. Harus dianggap "investment grade", yang berarti memiliki credit rating BBB- (Credit rating BBB- adalah kategori rating kredit yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit kepada suatu entitas atau penerbit utang) atau lebih tinggi.
  4. Harus memiliki setidaknya 50% saham yang tersedia untuk masyarakat umum dan float-adjusted market capitalization (ukuran nilai pasar suatu perusahaan yang memperhitungkan hanya jumlah saham yang beredar dan dapat diperdagangkan di pasar, sehingga mencerminkan nilai sebenarnya dari saham yang tersedia di pasar) setidaknya $1,3 miliar.
  5. Harus memenuhi persyaratan likuiditas, yang berarti harus ada jumlah saham yang cukup yang tersedia untuk dibeli dan dijual di pasar.

Perusahaan yang termasuk dalam S&P 500 diperiksa dan diseimbangkan ulang secara teratur untuk memastikan bahwa mereka terus memenuhi kriteria ini. Indeks ini dirancang untuk mewakili kinerja pasar saham AS dan dianggap sebagai indikator terkemuka dari kesehatan ekonomi.

Kelebihan dan Batasan S&P 500

Indeks S&P 500 adalah indeks yang banyak diikuti dan sering digunakan sebagai acuan untuk kinerja keseluruhan pasar saham AS. Berikut beberapa kelebihan dan batasan dari berinvestasi di S&P 500:

Kelebihan:

  1. Diversifikasi: Indeks S&P 500 terdiri dari beragam perusahaan di berbagai sektor, yang bisa membantu diversifikasi portofolio para investor dan mengurangi risiko.
  2. Manajemen profesional: Banyak produk investasi yang mengikuti S&P 500, seperti reksa dana dan exchange-traded funds (ETF), adalah produk investasi yang dikelola secara profesional, yang bisa membantu memastikan investasi para investor berjalan dengan baik.
  3. Likuiditas: Indeks S&P 500 terdiri dari perusahaan publik besar yang sangat likuid, yang artinya saham di perusahaan - perusahaan ini mudah untuk dibeli dan dijual di pasar saham.

Kekurangan:

  1. Risiko pasar: Seperti dengan investasi apa pun, ada risiko bahwa nilai indeks S&P 500 bisa berfluktuasi karena kondisi pasar.
  2. Fleksibilitas terbatas: Karena indeks S&P 500 terdiri dari kelompok perusahaan tetap, investor memiliki fleksibilitas yang terbatas untuk menyesuaikan investasi masing-masing sesuai dengan kondisi pasar atau tujuan investasi pribadi masing-masing investor.
  3. Biaya: Beberapa produk investasi yang mengikuti S&P 500, seperti reksa dana dan ETF, biasanya mengenakan biaya yang bisa mengurangi return investor.

Investor perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan ini saat memutuskan apakah berinvestasi di S&P500 cocok untuk tujuan investasi mereka. Selalu disarankan untuk melakukan due diligence dan memahami risiko dan potensi keuntungan dari investasi apapun sebelum membuat keputusan.

Komposisi S&P 500

Indeks S&P 500 terdiri dari campuran yang beragam dari perusahaan di berbagai industri, termasuk teknologi, kesehatan, jasa keuangan, barang konsumen, dan energi.

Berikut ini 10 perusahaan teratas di S&P 500, yang diurutkan berdasarkan kapitalisasi pasar pada 3 Januari 2023:

  1. Apple Inc.
  2. Microsoft Corporation
  3. Amazon.com, Inc.
  4. Alphabet Inc. (Google)
  5. Berkshire Hathaway Inc.
  6. Facebook, Inc.
  7. Visa Inc.
  8. Procter & Gamble Co.
  9. Johnson & Johnson
  10. Exxon Mobil Corporation

Perlu dicatat bahwa komposisi Indeks S&P 500 bisa berubah seiring waktu karena perusahaan masuk atau keluar dari indeks. Perusahaan bisa ditambahkan atau dikeluarkan berdasarkan berbagai faktor seperti kapitalisasi pasar, likuiditas, dan aktivitas perdagangan. Investor sebaiknya melihat susunan/komposisi terkini dari indeks sebelum membuat keputusan investasi apapun.

Performa S&P 500 selama sepuluh tahun terakhir

Sumber data


Selama 12 tahun terakhir (sejak 2011), S&P 500 secara umum cenderung naik, dengan beberapa fluktuasi di tengah jalan.

Bisakah saya investasi di S&P 500?

Ya, siapapun bisa investasi di indeks S&P 500 melalui berbagai produk investasi, seperti exchange-traded funds (ETF) dan reksa dana indeks. Jenis produk investasi ini dibuat untuk mengikuti performa indeks S&P 500, artinya nilai akan naik dan turun sesuai dengan nilai indeks.

Investasi di S&P 500 melalui ETF atau reksa dana indeks bisa menjadi cara yang praktis untuk memperoleh exposure ke berbagai perusahaan AS tanpa harus membeli saham individual. Jenis produk investasi ini juga menawarkan manajemen profesional dan diversifikasi, yang bisa membantu mengurangi risiko.

Perlu diingat bahwa investasi di S&P 500 atau produk investasi lainnya mengandung tingkat risiko tertentu, dan penting untuk melakukan due diligence dan memahami risiko sebelum membuat keputusan investasi apa pun. Selalu disarankan untuk konsultasi dengan penasihat keuangan atau profesional sebelum membuat keputusan investasi.

Unlock potensi dari indeks S&P 500 untuk boost investasimu. Gotrade Indonesia menyediakan akses ke saham-saham* AS dan memungkinkan kamu untuk dengan mudah mengikuti dan menganalisis indeks S&P 500, semuanya di platform yang mudah digunakan mulai dari Rp 15.000. Unduh sekarang dan mulai berinvestasi dengan Gotrade Indonesia!


Apa itu Indeks NASDAQ 100?

Sumber data


Indeks NASDAQ 100 adalah indeks pasar saham yang terdiri dari 103 surat ekuitas yang diterbitkan oleh 100 perusahaan terbesar non-keuangan yang terdaftar di bursa saham NASDAQ.

Indeks ini adalah Modified capitalization-weighted index, artinya tingkat kontribusi masing-masing perusahaan terhadap indeks adalah berdasarkan market capitalization-nya, atau nilai total saham yang beredar. Namun, bobot kontribusi masing-masing perusahaan disesuaikan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti stock split dan dividen. Indeks NASDAQ 100 dirancang untuk mengikuti kinerja perusahaan non-keuangan terbesar dan paling aktif yang terdaftar di bursa saham NASDAQ. Ini adalah salah satu indeks pasar saham yang paling banyak diikuti di dunia dan sering digunakan sebagai acuan untuk kinerja keseluruhan sektor teknologi.

Komposisi dari Nasdaq 100

Indeks NASDAQ 100 terdiri dari 103 surat ekuitas yang diterbitkan oleh 100 perusahaan terbesar non-keuangan yang terdaftar di bursa saham NASDAQ. Indeks ini dirancang untuk mengikuti kinerja perusahaan non-keuangan terbesar dan paling aktif yang terdaftar di bursa saham NASDAQ.


Beberapa perusahaan yang saat ini termasuk dalam Indeks NASDAQ 100 adalah:

  1. Apple Inc.
  2. Microsoft Corporation
  3. Amazon.com, Inc.
  4. Alphabet Inc. (Google)
  5. Facebook, Inc.
  6. Tesla, Inc.
  7. Intel Corporation
  8. Cisco Systems, Inc.
  9. Oracle Corporation
  10. NVIDIA Corporation

Indeks NASDAQ 100 secara teratur diperiksa dan diseimbangkan ulang untuk memastikan bahwa ia selalu mencerminkan kinerja perusahaan non-keuangan terbesar dan paling aktif yang terdaftar di bursa saham NASDAQ. Perusahaan bisa ditambahkan atau dihapus dari indeks berdasarkan berbagai faktor seperti market capitalization, likuiditas, dan aktivitas perdagangan.

Perlu diingat bahwa komposisi dari Indeks NASDAQ 100 bisa berubah seiring waktu saat perusahaan masuk atau keluar dari indeks. Selalu disarankan untuk memeriksa komposisi terbaru dari indeks sebelum membuat keputusan investasi apapun.

Siapa yang Memenuhi Syarat untuk Nasdaq 100

Untuk bisa masuk dalam Indeks NASDAQ 100, sebuah perusahaan harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria ini bertujuan untuk memastikan bahwa indeks ngikutin kinerja perusahaan non-keuangan terbesar dan paling aktif yang terdaftar di bursa saham NASDAQ.

Beberapa kriteria untuk masuk dalam Indeks NASDAQ 100 termasuk:

  1. Perusahaan harus terdaftar di bursa saham NASDAQ
  2. Perusahaan harus diklasifikasikan sebagai perusahaan non-keuangan.
  3. Perusahaan harus memenuhi kriteria minimal market capitalization, yang merupakan nilai total saham yang beredar.
  4. Perusahaan harus memiliki likuiditas yang cukup, yang artinya harus memiliki jumlah saham yang cukup beredar dan volume perdagangan yang cukup untuk memastikan bisa mudah dibeli dan dijual.
  5. Perusahaan harus memiliki aktivitas perdagangan yang cukup, yang artinya harus memiliki jumlah saham yang cukup diperdagangkan setiap hari.

Indeks NASDAQ 100 secara teratur diperiksa dan diseimbangkan ulang untuk memastikan bahwa ia mencerminkan kinerja perusahaan non-keuangan terbesar dan paling aktif yang terdaftar di bursa saham NASDAQ. Perusahaan bisa ditambahkan atau dihapus dari indeks berdasarkan berbagai faktor seperti market capitalization, likuiditas, dan aktivitas perdagangan.

Bisa tidak kita trading indeks Nasdaq 100?

Ya, siapa pun bisa trading atau investasi di Indeks NASDAQ 100.

ETFs (Exchange-Traded Funds): Salah satu cara paling umum untuk investasi di Indeks NASDAQ 100 adalah melalui ETFs, yang merupakan kendaraan investasi yang ngikutin kinerja indeks atau keranjang aset tertentu. Ada beberapa ETFs yang ngikutin Indeks NASDAQ 100, seperti ETF Invesco QQQ dan ETF PowerShares QQQ, yang bisa dibeli dan dijual di bursa saham seperti saham lainnya.

Perlu diingat bahwa investasi di Indeks NASDAQ 100 membawa risiko, seperti investasi lainnya. Investor sebaiknya melakukan riset sendiri dan konsultasi dengan financial advisor sebelum membuat keputusan investasi apapun.

Manfaatkan wawasan dari indeks Nasdaq 100 untuk membuat keputusan investasi yang cermat. Gotrade Indonesia memudahkan warga Indonesia untuk mengakses saham-saham* AS seperti Apple, Amazon, dan Facebook dengan hanya Rp 15.000. Download sekarang untuk mulai berinvestasi dengan mudah.

Indeks NASDAQ 100 secara teratur diperiksa dan diseimbangkan ulang untuk memastikan bahwa ia mencerminkan kinerja perusahaan non-keuangan terbesar dan paling aktif yang terdaftar di bursa saham NASDAQ. Perusahaan bisa ditambahkan atau dihapus dari indeks berdasarkan berbagai faktor seperti market capitalization, likuiditas, dan aktivitas perdagangan.


Apa itu Dow Jones: Dan mengapa penting buat Investor

Dow Jones Industrial Average (DJIA), juga dikenal sebagai Dow Jones atau hanya Dow, adalah indeks pasar saham yang merepresentasikan nilai rata-rata dari perusahaan yang terpilih yang terdaftar di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) dan NASDAQ. Ini adalah salah satu indeks pasar saham yang paling tua dan paling banyak diikuti di dunia.

Dow terdiri dari 30 perusahaan besar yang terdaftar di bursa yang dianggap mewakili pasar saham secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan di Dow dipilih oleh Komite Indeks Dow Jones, yang bertanggung jawab menjaga indeks. Perusahaan-perusahaan di Dow dipilih berdasarkan market capitalization-nya, kekuatan keuangan, dan representasi industri.

Dow adalah indikator penting dari kinerja keseluruhan pasar saham, karena merefleksikan nilai rata-rata dari sekelompok saham terkemuka. Biasanya digunakan sebagai acuan untuk pasar saham secara keseluruhan dan merupakan indikator dari kesehatan ekonomi. Banyak investor dan analis keuangan menggunakan Dow sebagai cara untuk mengukur kinerja pasar saham dan untuk membuat keputusan investasi.

Cara investor bisa memanfaatkan Dow Jones Index:

  1. Sebagai patokan: Dow bisa dipakai sebagai patokan buat membandingkan performa saham individual atau portofolio investasi lain. Misalnya sebagai cara untuk tahu apakah performa portfolionya lebih baik daripada Dow.
  2. Sebagai portofolio yang terdiversifikasi: Dow ngikutin perusahaan-perusahaan yang beragam di berbagai sektor. Jadi, punya berbagai saham Dow bisa bantu investor untuk diversifikasi dan ngurangin risiko portofolio secara keseluruhan.
  3. Sebagai indikator sentimen: Perubahan Dow bisa mencerminkan sentimen investor tentang kesehatan ekonomi dan pasar saham secara umum. Misalnya, Dow yang naik bisa nandain investor yakin sama masa depan dan membuat keputusan untuk membeli saham, sementara Dow yang turun bisa nandain investor jadi harus lebih hati-hati.

Saham yang kayak gimana yang layak masuk Dow Jones Index:

Buat layak masuk Dow, perusahaan harus menyesuaikan kriteria tertentu, termasuk market capitalization minimal $10 miliar dan volume perdagangan harian rata-rata minimal 200,000 saham. Komite Dow Jones Index juga mantau kekuatan dan stabilitas finansial perusahaan, serta representasi perusahaan di industrinya.

Selain kriteria-kriteria itu, Komite Dow Jones Index nyari perusahaan yang jadi pemimpin di industrinya masing-masing dan punya track record yang bagus dari performa finansial. Komite juga mau memastikan Dow terdiversifikasi, dengan representasi dari beragam industri.


10 saham teratas di Dow Jones Industrial Average (DJIA) berdasarkan bobot adalah:

  1. Apple
  2. Microsoft
  3. Amazon
  4. Facebook
  5. Berkshire Hathaway
  6. Visa
  7. Intel
  8. Procter & Gamble
  9. Johnson & Johnson
  10. JPMorgan Chase

Penutup

Kesimpulannya, Dow Jones Industrial Average adalah indeks pasar saham yang merefleksikan nilai rata-rata dari pilihan perusahaan publik terkemuka, dan itu indikator penting dari performa pasar saham dan ekonomi secara umum.

Manfaatkan indeks Dow Jones sebagai panduan untuk membuat pilihan investasi yang cerdas. Gotrade indonesia, platform yang mudah digunakan oleh investor memungkinkan investor Indonesia untuk mengakses saham-saham* AS seperti Apple, Amazon, dan Facebook dengan hanya Rp 15.000. Download sekarang untuk mulai berinvestasi dengan mudah.


10 Saham Teratas S&P 500 berdasarkan bobot indeks

S&P 500 adalah indeks yang banyak diikuti yang terdiri dari 500 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan ini dipilih karena market size-nya, likuiditas, dan representasi industri mereka, dan indeks ini dianggap sebagai estimasi kasar keseluruhan kinerja pasar saham AS.

Dalam artikel ini, kita akan memperhatikan lebih dalam 10 saham teratas di S&P 500 berdasarkan bobot indeks-nya, menyoroti posisi mereka saat ini di pasar dan apa yang membuat mereka menjadi pemimpin di industri masing-masing.

Setelah kita mendalami 10 saham teratas di S&P 500, kita akan dapat mengetahui perusahaan-perusahaan yang membentuk kelompok elit ini, termasuk raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft, e-commerce seperti Amazon, dan nama-nama yang dikenal seperti Berkshire Hathaway, Coca-Cola, dan Johnson & Johnson. Perusahaan-perusahaan ini bukan hanya beberapa pemain terbesar di pasar, tapi juga mewakili beragam industri dan sektor.

Dengan mengamati 10 saham teratas di S&P 500, kita bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keadaan pasar saham AS saat ini  dan perusahaan-perusahaan yang mendorong pertumbuhannya.

Berikut ini adalah 10 saham teratas di S&P 500 berdasarkan bobot indeks sejak September 2021:


1. Apple

Apple Inc. (AAPL) adalah perusahaan teknologi multinasional yang merancang, mengembangkan, dan menjual perangkat elektronik, perangkat lunak komputer, dan layanan online. Perusahaan terkenal dengan produk iPhone, iPad, dan Mac, serta perangkat lunak dan layanannya seperti iTunes Store, App Store, dan iCloud.

2. Microsoft

Microsoft Corporation (MSFT) adalah perusahaan teknologi multinasional yang mengembangkan dan menjual perangkat lunak komputer, elektronik konsumen, dan komputer pribadi. Perusahaan terkenal dengan sistem operasi Windows, suite perangkat lunak produktivitas Microsoft Office, dan konsol game video Xbox.

Baru baru ini Microsoft bekerja sama dan invest di openAI untuk mengembangkan sayap mereka di dunia artificial intelligence, yang mana partnership ini sangat dilirik oleh para investor.

3. Amazon

Amazon.com, Inc. (AMZN) adalah perusahaan teknologi multinasional Amerika yang fokus pada e-commerce, cloud computing, streaming digital, dan artificial intelligence. Ini adalah salah satu toko online terbesar di dunia dan menyediakan beragam produk dan layanan melalui berbagai situs webnya.

4. Alphabet (Google)

Alphabet Inc. (GOOGL) adalah konglomerasi multinasional Amerika yang fokus pada layanan dan produk terkait Internet. Perusahaan ini adalah perusahaan induk dari Google, mesin pencari terbesar di dunia, dan mengoperasikan sejumlah bisnis lainnya, termasuk YouTube, Google Maps, dan sistem operasi mobile Android.

5. Facebook

Facebook, Inc. (META) adalah perusahaan layanan media sosial dan jaringan sosial online Amerika. Ini adalah salah satu platform media sosial terbesar di dunia dan memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan teman dan keluarga, berbagi foto dan video, dan bergabung dengan berbagai grup dan komunitas.

6. Berkshire Hathaway

Berkshire Hathaway Inc. (BRKB) adalah konglomerasi multinasional Amerika yang berkedudukan di Omaha, Nebraska. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1839 dan saat ini dipimpin oleh CEO Warren Buffett(Warren Buffett adalah salah satu investor terbaik dan terkaya di dunia yang dikenal karena filosofinya dalam investasi jangka panjang). Berkshire Hathaway memiliki beragam bisnis di berbagai industri, termasuk asuransi, utilitas, retail, dan manufaktur.

7. Visa

Visa Inc. (VISA) adalah perusahaan jasa keuangan multinasional yang mengoperasikan jaringan pembayaran global. Perusahaan ini memfasilitasi pembayaran elektronik dan terkenal dengan kartu kredit, debit, dan prabayar Visa-nya, yang diterima di jutaan pedagang di seluruh dunia.

8. Procter & Gamble

Procter & Gamble Co. (PG) adalah perusahaan barang konsumen multinasional Amerika yang menawarkan beragam produk, termasuk produk pembersih rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan obat bebas. Perusahaan terkenal dengan merek-merek terkenalnya, seperti deterjen Tide, pasta gigi Crest, dan popok Pampers.

9. Coca-Cola

The Coca-Cola Company (KO) adalah perusahaan minuman multinasional yang memproduksi dan menjual beragam minuman non-alkohol, termasuk minuman ringan bersoda, jus, minuman olahraga, dan teh. Perusahaan terkenal dengan produk andalannya, Coca-Cola, yang merupakan salah satu merek terpopuler dan terkenal di dunia.

10. Johnson & Johnson

Johnson & Johnson (JNJ) adalah perusahaan farmasi, alat medis, dan barang kemasan konsumen multinasional. Perusahaan terkenal dengan produk kesehatan konsumennya, seperti perban Band-Aid dan obat sakit Tylenol, serta produk farmasinya dan alat medisnya.


Dapatkan akses langsung ke 10 Saham* Top S&P 500 di Gotrade Indonesia. Dengan hanya Rp 15.000, mulailah men-diversifikasi portofolio kamu dan berinvestasi pada saham-saham* top AS sekarang dengan mengunduh aplikasi.

Diversifikasi portfoliomu dengan saham AS

Cek chapter yang lain