Chapter 1: Saham

Januari 2023

Mengenal Lebih Dekat Tentang Saham: Apa Sih Saham itu?

Saham adalah jenis investasi. Ketika kamu membeli saham, kamu membeli sebagian kecil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Misalnya, kalau kamu membeli satu saham suatu perusahaan, itu artinya kamu memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut.

Perusahaan menjual saham untuk ngumpulin dana untuk mengembangkan bisnis mereka. Misalnya, suatu perusahaan mungkin menjual saham untuk ngebangun pabrik baru, atau untuk ngembangin produk baru. Ketika kamu membeli saham, kamu membeli hak untuk dapetin keuntungan perusahaan tersebut. Kalau perusahaan berhasil dan menghasilkan banyak uang, nilai saham kamu mungkin naik, dan kamu bisa jual saham kamu dengan harga lebih tinggi dari yang kamu beli. Ini disebut memperoleh keuntungan (profit taking). Di sisi lain, kalau perusahaan nggak berhasil dan nggak menghasilkan banyak uang, nilai saham kamu mungkin turun, dan kamu bisa jual saham kamu dengan harga lebih rendah dari yang kamu beli, di mana artinya kamu merugi.

Ada banyak jenis saham yang berbeda, dan seorang investor bisa beli dan jual di tempat yang disebut pasar saham. Pasar saham mirip seperti toko besar di mana orang bisa membeli dan menjual saham. Beberapa pasar saham terkenal di dunia adalah Bursa Efek New York (NYSE), Shanghai Stock Exchange (SSE), Japan Exchange Group (JPX), Bursa Efek Indonesia (IDX) dan NASDAQ.

Bagaimana kamu dapetin keuntungan dari saham?

Ada beberapa cara yang berbeda untuk dapetin keuntungan dari saham:

  1. Dividen: Beberapa perusahaan memberikan sebagian keuntungan mereka ke para pemegang saham dalam bentuk dividen. Jika kamu punya saham di suatu perusahaan yang membayar dividen, kamu akan terima pembayaran untuk setiap saham yang kamu punya secara berkala, seperti setiap kuartal atau setiap tahun.
  2. Keuntungan modal/Capital Gain: Ketika harga saham naik, kamu bisa menjualnya dengan keuntungan. Ini disebut keuntungan modal atau capital gain. Misalnya, kamu membeli saham seharga $10 dan dikemudian hari harganya naik menjadi $15, kamu bisa menjual saham kamu dengan keuntungan $5.

Penting buat dicatat bahwa berinvestasi dalam saham mengandung beberapa risiko. Selalu ada kemungkinan bahwa nilai saham bisa turun, dan kamu bisa kehilangan uang. Itulah mengapa penting untuk mengikuti perkembangan perusahaan secara detail dan hanya berinvestasi di perusahaan yang kamu yakin akan sukses di jangka panjang.

Apa itu Saham Fractional?

Saham Fractional adalah cara investasi saham dengan menggunakan sejumlah uang yang lebih kecil daripada yang biasanya dibutuhkan untuk membeli satu saham penuh. Misalnya, daripada membeli satu saham penuh yang berharga $100, kamu bisa membeli saham secara fractional, sejumlah 0,1 atau 0,01 saham. Ini memungkinkan investor berinvestasi dengan jumlah uang yang lebih kecil dan tetap memiliki kepemilikan di perusahaan.

Saham fractional sering ditawarkan oleh broker online dan robo-advisor sebagai cara bagi investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka dan berinvestasi dalam beragam saham tanpa harus mengeluarkan jumlah uang yang besar untuk setiap saham individu. Ini bisa jadi pilihan bagus untuk investor pemula atau bagi yang belum punya banyak uang buat berinvestasi dari awal.

Ingat: berinvestasi dalam saham fractional mengandung risiko yang sama dengan berinvestasi dalam jenis saham lainnya. Nilai investasimu bisa naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan dan faktor lain, seperti kondisi pasar dan permintaan investor.

Kenapa Kamu Harus Consider Investasi Jangka Panjang

Strategi investasi jangka panjang itu sebuah strategi investasi yang durasinya bisa 5 -10 tahun atau lebih, dengan tujuan untuk membangun kekayaan dan juga mengejar financial goals dalam jangka panjang.

Ada beberapa elemen yang dipertimbangkan saat lagi merencanakan strategi investasi jangka panjang:

  1. Tujuan Investasi: apa sih yang pengen dikejar/dicapai dari investasimu? Buat tabungan pensiun, beli rumah, atau nyiapin dana edukasi anak? Dengan nentuin tujuan yang jelas bisa bantu kamu buat nentuin strategi yang pas buat kamu.
  2. Toleransi Risiko: Seberapa besar risiko yang bisa kamu toleransi? Investasi yang punya risiko lebih tinggi, seperti saham punya potensi return yang tinggi, tapi diwaktu yang sama juga membawa risiko loss yang sama tingginya. Investasi yang risikonya rendah, seperti deposito, punya risiko rugi yang rendah tapi juga diimbangi dengan potensial return yang rendah.
  3. Alokasi asset: seberapa banyak kamu mendiversifikasi investasimu ke beberapa kelas aset yang beda seperti, saham, obligasi, dan uang tunai? Portfolio yang terdiversifikasi dengan baik bisa ngebantu kamu buat membagi risiko dan berpotensi untuk dapetin return yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
  4. Jangka waktu Investasi: Seberapa lama rencanamu buat memegang investasimu? Investasi jangka panjang biasanya punya jangka waktu 5 - 10 tahun atau lebih.
  5. Biaya investasi: biaya-biaya apa aja yang siap kamu tanggung untuk berinvestasi? Seperti komisi, biaya manajemen, dan expense ratios. Biaya yang lebih tinggi bisa mengurangi potensi returnmu, jadi penting juga untuk pertimbangin biaya dari investasimu.

Penting buat kamu evaluasi dan update strategi investasi jangka panjangmu secara berkala karena keadaan atau financial goals bisa berubah sewaktu-waktu.

Apa aja Keuntungan dari Hold Saham Dalam Jangka Panjang?

Selama beberapa dekade terakhir ini, saham secara umum memiliki performa lebih baik dari kelas aset lainnya, dengan return rata-rata S&P 500 sebesar 11,82% per tahunnya. Market yang berkembang punya potensi return yang tinggi, tapi di waktu yang sama juga punya risiko yang sama tingginya. Perusahaan Small caps dan Large caps juga terbukti mempunyai performa yang bagus, dengan Indeks the Russell 2000 dan Russell 1000 (indeks pasar saham yang digunakan untuk mengukur performa saham perusahaan kecil dan besar di Amerika Serikat) menampilkan return-nya 10,15% dan 13,57% dalam 10 tahun terakhir ini.


Ada beberapa keuntungan dari memiliki saham dalam jangka panjang:

  1. Potensi pertumbuhan: salah satu keuntungan yang paling besar dari memiliki saham dalam jangka panjang adalah potensi pertumbuhannya. Dalam durasi yang panjang, nilai dari saham sebuah perusahaan bisa naik sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dan juga laba yang didapatkan perusahaan. Hasilnya adalah return yang lebih tinggi buat investasimu.
  2. Diversifikasi: Mempunyai beberapa jenis saham dalam waktu yang lama bisa bantu kamu untuk mendiversifikasi portfolio dan juga membagi risiko. Ini bisa bantu banget buat mengurangi dampak dari fluktuasi jangka pendek di keseluruhan investasimu.
  3. Potensi untuk dapet dividen: Beberapa perusahaan membayarkan dividen ke pemegang saham secara berkala, biasanya per kuartal atau per tahun. Memegang saham dalam jangka panjang artinya kamu berkesempatan buat bisa ngumpulin dividen yang lebih banyak seiring berjalannya waktu, yang mana bisa jadi sumber pendapatan yang stabil.
  4. Kemudahan: Memegang saham dalam jangka waktu yang lama memberikan kenyamanan buat investor karena investor nggak harus memantau kondisi pasar setiap saat dan memutuskan kapan beli dan jual. Dengan investasi jangka panjang, investor bisa survive naik turunnya market dan berpotensi untuk merasakan return yang lebih tinggi seiring berjalannya waktu. Namun jarang banget buat sebuah saham nilainya langsung drop 10-20% dalam sehari. Penurunan yang drastis biasanya dikenal sebagai market crash dan kejadian ini jarang terjadi.

Dengan nge-maintain perspektif jangka panjang dan mempunyai perencanaan investasi yang matang, investor berpotensi bisa survive fluktuasi pasar jangka pendek dan bisa mencapai financial goal-nya. Mendiversifikasikan portofolio juga bisa bantu kamu untuk mengatur risiko dan ningkatin kestabilan investasimu.

Investasi Jangka panjang = lebih murah

Memiliki saham dengan periode yang lebih panjang bisa lebih cost-effective dibanding kegiatan jual beli secara rutin karena dengan memegang saham dengan periode yang lebih panjang, kamu bisa mengurangi biaya transaksi dan juga biaya pajak. Return dari investasi jangka pendek artinya lebih banyak biaya pajak yang dikenakan dan juga biaya tradingnya, seperti komisi dan juga markups, yang mana bisa mengurangi nilai di portofoliomu setiap terjadinya transaksi. Penting juga buat dipertimbangin biaya yang diasosiasikan saat jual beli saham, dan juga faktor lain seperti potensi risiko dan juga return saat memutuskan investasi. Mendiversifikasi portofoliomu dan mereview secara berkala bisa bantu kamu mengatur risiko dan juga meluruskan target dari investasimu.

Perlu diingat juga kalo investasi itu bukan berarti bebas dari risiko, dan nilai dari investasimu bisa naik atau turun. Penting buat melakukan riset dan usahakan kamu hanya invest di perusahaan yang kamu percaya bisa bertahan di jangka panjang.

Gimana caranya kamu bisa jadi salah satu investor jangka panjang

Investor jangka panjang pada umumnya punya perspektif long-term dan biasanya lebih fokus ke fundamental dari sebuah perusahaan dan juga potensi pertumbuhan perusahaan di jangka panjang dibanding fluktuasi pasar jangka pendek. Mereka biasanya memegang investasinya untuk 5 - 10 tahun atau bahkan lebih, dengan harapan membangun kekayaan dan mencapai financial goals dalam perjalanan investasi long term mereka.


Karakteristik dari investor jangka panjang adalah:

  1. Memiliki kesabaran yang tinggi: investor jangka panjang pada umumnya punya kesabaran yang tinggi dan bakal nungguin investasi mereka untuk bertumbuh seiring berjalannya waktu. Mereka biasanya nggak khawatir dengan adanya fluktuasi pasar yang ada saat short-term dan bakal tetap memegang kepemilikan investasi mereka bahkan disaat market sedang fluktuatif.
  2. Fokus ke fundamental: Investor jangka panjang biasanya fokus ke kesehatan dari sebuah perusahaan, seperti kesehatan finansial, manajemen, dan juga keunggulan kompetitif sebuah perusahaan. Mereka biasanya mengincar perusahaan dengan fundamental yang kuat yang cenderung berkinerja baik dalam jangka panjang.
  3. Diversifikasi: investor jangka panjang biasanya mendiversifikasi portfolionya dengan memegang beberapa variasi saham, obligasi, dan kelas aset yang lain. Hal ini membantu mereka dalam membagi risiko dan berpotensi untuk mendapatkan return yang tinggi dalam jangka panjang.
  4. Perspektif Long-term: investor jangka panjang cenderung punya perspektif long-term dan nggak gampang tergoda dengan trend pasar yang terjadi saat short term. Mereka biasanya fokus ke prospek jangka panjang dari sebuah perusahaan dan biasanya bakal memegang investasinya selama 10 tahun atau lebih.

Penutup

Investasi jangka panjang biasanya dihubungkan dengan memegang saham atau kelas aset lainnya untuk bertahun-tahun dengan tujuan membangun kekayaan dan mengejar financial goals dalam waktu yang lama. Investasi jangka panjang memungkinkan buat potensi pertumbuhan, diversifikasi, dan juga sumber pendapatan yang stabil melalui dividen. Investasi jangka panjang juga menawarkan kenyamanan dan biasanya membantu investor melewati naik turunnya fluktuasi pasar. Tapi, bukan artinya nggak ada risiko untuk rugi dan bisa juga memakan biaya yang tinggi karena memegang kepemilikan dengan periode yang lebih lama. Penting juga buat mempertimbangkan tujuan investasimu dan toleransimu terhadap risiko saat nentuin apakah investasi jangka panjang itu cocok buat kamu.

Mulai perjalanan investasi jangka panjangmu sekarang juga dengan Gotrade Indonesia. Gotrade Indonesia bisa bantu kamu buat invest di saham* AS lewat platform yang mudah digunakan mulai dari Rp 15.000. Download Gotrade Indonesia dan ambil langkah pertamamu menuju tujuan finansialmu mulai dari Rp 15.000!

Mengenal Growth Stock: Jenis Saham yang Bisa Berpotensi Bertumbuh Pesat

Growth Stock adalah saham dari perusahaan yang diperkirakan akan punya pertumbuhan diatas rata rata dari segi pendapatan dan juga revenue mereka. Perusahaan-perusahaan ini biasanya ada di industri yang perkembangannya pesat banget atau mereka punya sebuah produk yang sangat inovatif yang mana permintaan untuk produknya sangat tinggi. Investor yang invest di growth stock biasanya mengincar kenaikan dari modalnya (capital gain), atau kenaikan dari nilai investasi mereka seiring berjalannya waktu.

Growth stock bisa dibilang lebih berisiko dibanding jenis saham lainnya, seperti Value stock atau saham blue-chip, karena mereka lebih sensitif terhadap perubahan kondisi pasar dan juga pertumbuhan ekonomi. Mereka juga biasanya punya price-to-earning ratio yang tinggi, artinya investor yang ada di pasar bersedia buat bayar harga yang lebih tinggi buat pendapatan perusahaan dibanding jenis saham yang lain.

Growth Stock bisa jadi salah satu pilihan buat investor yang punya toleransi risiko lebih tinggi dan bersedia untuk memegang sahamnya lebih lama supaya berpotensi untuk merasakan benefit dari perkembangan dari perusahaannya. Tapi, perlu dicatet juga untuk melakukan riset tentang perusahaan secara teliti dan dipertimbangin juga kondisi finansial dan prospek pertumbuhannya sebelum invest di saham Growth Stock.

Karakteristik dari Growth Stock

Berikut beberapa karakteristik dari Growth Stock:
  1. Pertumbuhan pendapatan yang tinggi: Growth Stocks biasanya perusahaan yang track record pendapatannya mengalami pertumbuhan yang kuat dan diperkirakan akan terus bertumbuh lebih cepat dibanding perusahaan lain yang ada di pasar pada umumnya.
  2. Produk atau jasa yang inovatif: Growth Stocks biasanya datang dari perusahaan yang menawarkan produk atau jasa inovatif yang demandnya tinggi di pasar .
  3. Posisi market yang kuat: Growth stocks bisa jadi perusahaan yang punya posisi market yang kuat di industrinya, contohnya perusahaan itu adalah market leader atau perusahaan yang punya brand recognition.
  4. Price-to-earnings ratio (PER) yang tinggi: Growth stock biasanya punya PER yang lebih tinggi, yang artinya pasar bersedia untuk membeli saham tersebut di harga yang lebih tinggi untuk pendapatan perusahaannya dibanding jenis saham yang lainnya.
  5. Potensi kenaikan nilai capital: Investor yang membeli growth stock biasanya mengincar kenaikan dari capitalnya (capital gain), atau kenaikan dari nilai investasi mereka seiring berjalannya waktu.
Penting juga untuk dicatat kalau karakteristik diatas adalah karakteristik pada umumnya dan ga semua growth stock harus punya semua karakteristik diatas untuk bisa disebut Growth stock. Lakukanlah riset tentang perusahaan dan pertimbangin kondisi finansial dan prospek pertumbuhannya sebelum invest di saham Growth Stock.

Contoh Growth Stock

Sebuah growth stock adalah tipe saham yang diperkirakan valuenya akan ngalamin pertumbuhan dengan rate yang lebih cepat dibanding pasar pada umumnya, ini dikarenakan potensi pertumbuhan yang kuat yang dimiliki perusahaan. Growth stock biasanya lebih fluktuatif dibanding value stock, yang mana sahamnya biasa dianggap undervalued oleh pasar dan diperkirakan performanya biasa aja.

Salah satu contoh dari Growth stock adalah perusahaan Amazon.com, Inc. (AMZN). Amazon adalah perusahaan teknologi dan e-commerce global yang mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun kebelakang. Berikut beberapa statistic dari Amazon per December 2021:
  1. Kapitalisasi market: $1.65 triliun
  2. Price-to-earning ratio (PER): 73.37
  3. Earnings per share (EPS): $27.20
  4. Revenue: $386.05 miliar
  5. Net revenue: $21.33 miliar

Kapitalisasi market (market cap) dari perusahaan adalah total value dari saham yang beredar. Perusahaan dengan market cap yang tinggi artinya punya level kepercayaan yang tinggi oleh investor.

Perlu diingat kalo contoh diatas hanyalah beberapa dari contoh yang ada, dan ada banyak perusahaan lain yang berpotensi untuk disebut sebagai Growth stock. Penting juga untuk melakukan riset tentang perusahaan dan dipertimbangin kondisi finansial dan prospek pertumbuhannya sebelum invest di saham Growth Stock.

Apakah Growth Stock itu berisiko?

Growth Stock adalah saham dari perusahaan yang diperkirakan punya pertumbuhan diatas rata rata dari segi pendapatan dan juga revenue mereka. Saham saham ini juga lebih berisiko dibanding jenis saham lainnya, seperti value stock atau saham blue-chip, karena mereka lebih sensitif terhadap perubahan kondisi pasar dan juga perkembangan ekonomi. Mereka juga biasanya punya price-to-earning ratio yang tinggi, yang artinya investor yang ada di pasar bersedia buat bayar harga yang lebih tinggi buat pendapatan perusahaan dibanding jenis saham yang lain. Ini artinya mereka lebih rentan saat terjadi penurunan pasar. But, Growth stock juga berpotensi untuk menghasilkan kenaikan modal (capital gain) seiring berjalannya waktu. Investor yang mempertimbangkan untuk membeli growth stock harus lebih teliti untuk mempertimbangkan toleransi risiko dan juga financial goals, dan harus aware sama risiko yang bersangkutan.

Penutup

Kesimpulannya, Growth Stock adalah saham dari perusahaan yang diperkirakan punya pertumbuhan diatas rata rata dari segi pendapatan dan juga revenue mereka. Perusahaan ini bisa jadi ada di industri yang pertumbuhannya sangat pesat atau mereka punya produk atau jasa inovatif yang permintaanya tinggi. Investor yang membeli growth stock biasanya mengincar kenaikan dari nilai capitalnya (capital gain). Growth stock bisa dibilang lebih berisiko dibanding jenis saham lainnya, seperti Value stock atau saham blue-chip, karena mereka lebih sensitif terhadap perubahan kondisi pasar dan juga pertumbuhan ekonomi. Growth stock biasanya punya PER (Price-to-earning Ratio) yang lebih tinggi, yang artinya pasar bersedia buat beli di harga yang lebih tinggi untuk pendapatan perusahaan dibanding jenis saham yang lainnya. Penting banget buat kamu pertimbangkan gol dari investasi, toleransi risiko, dan kondisi finansialmu sebelum memutuskan untuk invest di growth stock.

Explore Growth Stock* lebih lanjut di aplikasi Gotrade Indonesia! Gotrade Indonesia memungkinkan kamu untuk invest di saham AS* dengan platform yang gampang digunakan dan bisa mulai dari Rp 15.000. Download sekarang buat diversifikasi investasimu!

Apa itu Value Stock?

Value stocks adalah saham dari perusahaan yang dianggap undervalued oleh pasar. Saham-saham ini biasanya punya finansial yang kuat, seperti laba yang bagus, balance sheet yang sehat, dan histori dividen yang stabil. Tapi harga sahamnya lebih rendah dibandingkan dengan laba atau metric finansial lainnya. Value investors percaya kalau saham-saham ini punya potensi buat naik nilainya di masa depan karena pasar akan menyadari nilai sebenarnya.

Value stocks biasanya lebih stabil dan biasanya nawarin tingkat risiko yang lebih rendah dibanding growth stocks, saham dari perusahaan yang diharapkan bakal mengalami pertumbuhan di atas rata-rata dalam laba dan revenue mereka. Tapi, value stocks mungkin juga lebih sensitif terhadap turunnya ekonomi atau perubahan kondisi industri, karena kinerja financial mereka biasanya berhubungan erat dengan performa ekonomi secara keseluruhan atau industri mereka.

Value stocks bisa jadi pilihan bagus buat investor yang cari pertumbuhan jangka panjang dan yang bersedia buat memegang sahamnya selama periode yang lebih lama untuk berpotensi mendapatkan ‘benefit’ dari pertumbuhan perusahaan. Biasanya sangat dianjurin buat mendiversifikasi portfolio investasi kamu dengan menggunakan berbagai jenis aset, kayak saham, obligasi, dan uang tunai, buat mengurangi risiko dan potensi mengurangi dampak secara keseluruhan dari fluktuasi pasar terhadap investasi kamu.

Gimana cara cari Value Stock?

Ada beberapa faktor utama yang bisa bantu kamu ngeliat value stock:
  1. Price-to-earning ratio (PER) yang rendah: Price-to-earning ratio, atau rasio harga terhadap laba, adalah ukuran seberapa banyak pasar mau bayar buat laba perusahaan. PER yang lebih rendah mungkin menandakan kalau saham itu undervalued menurut pasar.
  2. Dividend yield tinggi: Value stocks biasanya adalah perusahaan yang udah lama ngeluarin dividen dan mungkin punya dividend yield yang lebih tinggi dibanding growth stocks.
  3. Keuangan yang solid: Value stocks biasanya punya keuangan yang solid, seperti laba yang bagus, balance sheet yang sehat, dan histori dividen yang stabil.
  4. Undervalued menurut pasar: Value stocks biasanya dinilai undervalued sama pasar, artinya harga sahamnya lebih rendah dibanding laba perusahaan atau metric keuangan lainnya.
  5. Potensi pertumbuhan jangka panjang: Value investors percaya kalau value stocks punya potensi buat naik nilainya di masa depan karena pasar akan menyadari nilai yang sebenarnya.

Perlu diingat kalau ini ciri-ciri umum dan nggak semua value stocks pasti punya semua ciri-ciri ini. Penting banget buat riset perusahaan secara cermat dan ngeliat kesehatan finansial dan prospek pertumbuhannya sebelum invest di value stock.

Benefit dari punya Value Stock

Value stocks bisa nawarin banyak benefit buat investor:
  1. Potensi kenaikan nilai modal (capital gain): Value stocks biasanya punya potensi buat naik nilainya di masa depan karena pasar akan menyadari value sebenarnya.
  2. Pendapatan dividen: Value stocks biasanya perusahaan yang udah lama ngeluarin dividen, yang mana bisa jadi sumber pendapatan buat investor.
  3. Risiko yang lebih rendah: Value stocks biasanya lebih stabil dan biasanya nawarin tingkat risiko yang lebih rendah dibanding growth stocks, saham dari perusahaan yang diharapkan bakal mengalami pertumbuhan di atas rata-rata di laba dan revenue mereka.
  4. Diversifikasi: Value stocks bisa membantu diversifikasi portfolio investasi, karena biasanya value stocks punya korelasi yang rendah dengan aset-aset lain, yang artinya jika jenis saham lain sedang turun, value stock belum tentu terkena dampak yang sama.

Perlu diingat kalau nggak ada jaminan di pasar saham. Value stocks bisa naik turun nilainya sama seperti saham pada umumnya. Penting banget buat ngeliat tujuan investasi sama tingkat risiko yang siap kamu tanggung sebelum beli saham apapun. Biasanya dianjurin buat diversifikasi portfolio investasi kamu dengan menggunakan berbagai jenis aset, kayak saham, obligasi, dan uang tunai, buat mengurangi risiko dan potensi mengurangi dampak secara keseluruhan dari fluktuasi pasar terhadap investasi kamu.

Contoh value stocks

Di Juni 2019, beberapa bank pusat seperti Bank of America, JPMorgan Chase, Wells Fargo, dan Citigroup dianggap value stocks karena diperdagangkan dengan harga yang diskon dibanding perusahaan rata-rata di S&P 500 berdasarkan laba mereka. Investor yang tertarik sama portfolio value stocks bisa ngelirik ETF kayak Vanguard Value Index Fund ETF, iShares Russell 1000 Value ETF, atau iShares S&P 500 Value ETF, yang mengikuti performa dari large-cap value stocks di Amerika Serikat.

Risiko dan Return dari Value Stocks

Value stocks biasanya lebih stabil dan biasanya nawarin tingkat risiko yang lebih rendah. Hal ini karena value stocks biasanya punya kondisi finansial yang solid, kayak laba yang bagus, balance sheet yang sehat, dan histori dividen yang stabil.

Tapi, value stocks bisa juga lebih sensitif terhadap turunnya ekonomi atau perubahan kondisi industri, karena kinerja finansial mereka biasanya berhubungan erat dengan performa ekonomi secara keseluruhan atau industri mereka. Selain itu, nggak ada jaminan kalau value stocks bakal naik nilainya di masa depan, dan pasar saham bisa dipengaruhi oleh fluktuasi yang bisa berdampak kepada nilai semua jenis saham.

Potensi return dari value stocks bisa tergantung sama banyak faktor, kayak performa finansial perusahaan, kondisi pasar secara keseluruhan, dan holding period (periode waktu di mana seorang investor memegang investasi tertentu sebelum menjualnya). Value stocks biasanya nawarin potensi buat naikin nilai modal jangka panjang, sama income dari dividen kalau perusahaan membagikan dividen.

Eksplor puluhan Value Stock* yang tersedia di aplikasi Gotrade Indonesia! Gotrade Indonesia memungkinkan kamu buat invest di saham AS* lewat platform yang mudah digunakan mulai dari Rp 15.000. Download sekarang dan mulai invest di value stock* mulai dari Rp 15.000!

Apa itu Dividend Stock?

Dividend stock adalah saham yang ngebagiin dividen untuk pemegang sahamnya. Dividen adalah pembayaran yang dibuat oleh perusahaan buat pemegang sahamnya dari laba atau reserve mereka. Perusahaan biasanya memilih buat bagiin dividen ke pemegang saham supaya bisa kasih bagian laba ke investor dan ngasih value kembali ke shareholder.

Dividend stocks bisa jadi pilihan yang bagus buat investor yang cari sumber pendapatan dari investasi mereka. Beberapa investor biasanya juga tertarik sama dividend stocks karena biasanya nawarin potensi buat capital appreciation, atau naiknya nilai investasi di masa depan.

Ada beberapa jenis dividend stocks, kayak growth dividend stocks, saham dari perusahaan yang diharapkan bakal mengalami pertumbuhan di atas rata-rata untuk laba dan revenue mereka serta ngeluarin dividen. Ada juga value dividend stocks, saham dari perusahaan yang dianggap undervalued oleh pasar serta ngeluarin dividen. Penting banget buat riset kesehatan finansial sama prospek pertumbuhan perusahaan sebelum invest di dividend stock. Dividen ga selalu dijamin dan perusahaan bisa milih buat mengurangi atau menghapus dividennya kapan aja.

Jenis-jenis Dividend

Ada beberapa jenis dividen yang bisa dibayarkan di pasar saham dan dibawah ini adalah jenis-jenis dividen yang paling umum kamu temuin di pasar saham:
  1. Cash dividends: Cash dividends adalah pembayaran untuk pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Jumlah dari cash dividend biasanya dinyatakan dalam bentuk persenan dari harga saham perusahaan, dan biasanya dibayarkan secara berkala, kayak tiap kuartal atau tahunan.
  2. Stock dividends: Stock dividends adalah pembayaran untuk pemegang saham dalam bentuk saham tambahan. Waktu perusahaan ngumumin stock dividend, mereka mengeluarkan saham tambahan buat pemegang saham mereka sesuai dengan jumlah saham yang udah mereka miliki.

Gimana caranya kamu tau kalau kamu berhak dapat dividend?

Buat bisa dapet dividen, investor biasanya harus punya saham sebelum atau di tanggal "record date", tanggal di mana perusahaan memutuskan pemegang saham mana yang berhak dapet dividen. Dividen kemudian dibayarin ke pemegang saham di tanggal "pay date", tanggal di mana dividen dibagikan.

Buat ngeliat kalau kamu berhak dapet dividen atau nggak, kamu harus cek kebijakan dividen perusahaan sama “record date” dan “pay date” buat dividen. Kamu mungkin perlu konsultasi sama broker atau penasihat finansial kamu untuk mengkonfirmasi apakah kamu berhak menerima dividen.

Tanggal-tanggal Penting Buat Dividend

Ada beberapa tanggal penting yang perlu dipertimbangin kalau ngomongin dividen:
  1. Tanggal deklarasi: Ini adalah tanggal di mana perusahaan ngumumin kalau mereka bakal ngasih dividen. Tanggal deklarasi biasanya diikuti bareng press release atau pengumuman publik lainnya.
  2. ‘Record date’: Ini adalah tanggal di mana perusahaan menentukan pemegang saham yang berhak dapet dividen. Buat berhak dapet dividen, investor biasanya harus memegang sahamnya di tanggal record date.
  3. ‘Pay date’: Ini adalah tanggal di mana dividen dibayarkan ke pemegang saham. Pay date biasanya terjadi beberapa hari setelah record date.
  4. ‘Ex-dividend date’: Ini adalah tanggal yang dipake buat menentukan pemegang saham yang berhak dapet dividen. Kalau investor beli saham di ex-dividend date atau setelahnya, mereka nggak berhak mendapatkan dividen. Ex-dividend date biasanya dua hari kerja sebelum record date.

Penting buat dimengerti kalau tanggal-tanggal ini bisa beda - beda tergantung dengan kebijakan masing - masing perusahaan dan bisa berubah. Penting banget buat riset kebijakan dividen perusahaan dan untuk memantau tanggal-tanggal ini untuk mastiin kamu berhak dapet dividen.

Saham FAANG: Memahami Saham FAANG dan Bagaimana Perusahaan-Perusahaan ini Merubah Kondisi Industri

FAANG adalah singkatan dari lima perusahaan teknologi sukses di pasar saham AS, yaitu: Facebook (sekarang dikenal sebagai Meta), Amazon, Apple, Netflix, dan Google (sekarang dikenal sebagai Alphabet).

Perusahaan-perusahaan ini dikenal karena produk-produknya yang inovatif, kinerja keuangan yang kuat, dan pengaruh yang signifikan pada industri teknologi. Mereka sering dianggap sebagai investasi yang paling menarik di sektor teknologi karena prospek pertumbuhan yang kuat dan posisi pasar yang dominan.

Sejarah di Balik FAANG

Istilah "FAANG" dicetuskan pada pertengahan tahun 2010-an sebagai cara untuk menyebut kelompok lima perusahaan teknologi yang sangat sukses: Facebook (META), Amazon, Apple, Netflix, dan Google (sekarang dikenal sebagai Alphabet). Perusahaan-perusahaan ini semua memainkan peran penting dalam membentuk industri teknologi dan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir.

Facebook didirikan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan sekelompok temannya dari Harvard. Sejak itu, Facebook menjadi platform media sosial terbesar di dunia, dengan lebih dari 2,7 miliar pengguna aktif bulanan.

Amazon didirikan pada tahun 1994 oleh Jeff Bezos sebagai toko buku online. Sejak itu, tumbuh menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia, dengan berbagai produk dan layanan.

Apple didirikan pada tahun 1976 oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne. Kini menjadi salah satu perusahaan teknologi paling berharga dan berpengaruh di dunia, dikenal dengan produk-produk inovatifnya seperti iPhone, iPad, dan Macbook.

Netflix didirikan pada tahun 1997 sebagai layanan rental DVD. Sejak itu, berkembang menjadi platform streaming dengan jutaan pelanggan di seluruh dunia.

Google didirikan pada tahun 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin. Sekarang dikenal sebagai Alphabet dan menjadi salah satu perusahaan teknologi paling sukses dan berpengaruh di dunia, dikenal dengan mesin pencari dan produk lain seperti Android dan Chrome.

Apakah Saham BABA dan MSFT termasuk FAANG?

Saham FAANG - Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan Google - sering dianggap sebagai perusahaan teknologi paling sukses dan berpengaruh di pasar. Namun, meskipun Alibaba (BABA) dan Microsoft (MSFT) juga merupakan pemain besar di industri teknologi, mereka nggak termasuk dalam kelompok FAANG. Meskipun demikian, masih penting untuk kita pelajari tentang BABA dan MSFT.

Alibaba Group Holding Limited, atau Alibaba untuk singkat, didirikan pada tahun 1999 oleh Jack Ma, seorang guru bahasa Inggris dari China. Perusahaan ini dimulai sebagai pasar online untuk usaha kecil untuk menjual produk mereka, dan sejak itu tumbuh menjadi konglomerasi teknologi multinasional dengan berbagai bisnis, termasuk e-commerce, ritel, internet, dan artificial intelligence. Pada tahun 2021, Alibaba memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan dan merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia.

Microsoft Corporation, atau Microsoft untuk singkat, didirikan pada tahun 1975 oleh Bill Gates dan Paul Allen. Perusahaan awalnya mengembangkan dan menjual perangkat lunak untuk komputer pribadi, dan sejak itu menjadi perusahaan teknologi terkemuka dengan berbagai produk dan layanan, termasuk sistem operasi, perangkat lunak produktivitas, dan perangkat keras. Microsoft berpusat di Redmond, Washington, dan pada tahun 2021, memiliki market capitalization lebih dari $ 2 triliun.

Secara keseluruhan, tujuh perusahaan ini telah memainkan peran penting dalam membentuk industri teknologi dan telah mengalami pertumbuhan dan kesuksesan yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir.

Apa yang bikin FAANG Populer?

Ada beberapa alasan mengapa saham FAANG (Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan Google) populer di kalangan investor. Inilah beberapa di antaranya:
  1. Kinerja keuangan yang kuat: Perusahaan-perusahaan ini telah terus-menerus menunjukkan kinerja keuangan yang kuat, dengan pendapatan, laba, dan apresiasi harga saham yang tinggi. Ini membuat mereka dilirik oleh investor yang mencari investasi yang memiliki potensi untuk menghasilkan return yang kuat.
  2. Posisi pasar yang dominan: Banyak saham FAANG memiliki posisi pasar yang dominan di industri masing-masing, yang dapat memberikan keuntungan kompetitif dan membantu mereka mempertahankan kinerja keuangan yang kuat.
  3. Inovasi: Saham FAANG dikenal dengan produk dan layanannya yang inovatif, yang dapat membantu mereka tetap unggul dari persaingan dan mendorong pertumbuhan.
  4. Brand recognition: Perusahaan-perusahaan ini terkenal dan memiliki reputasi merek yang kuat, yang dapat membantu mereka menarik pelanggan dan mendorong penjualan.

Secara keseluruhan, saham FAANG populer di kalangan investor karena kinerja keuangan yang kuat, posisi pasar dominan, inovasi, dan brand recognition yang luas. Namun, penting untuk diingat bahwa berinvestasi dalam saham apapun membawa risiko dan selalu penting untuk melakukan riset dan due diligence sendiri sebelum membuat keputusan investasi apapun.

Bagaimana performa saham FAANG dalam 10 tahun terakhir?

Berikut ini adalah ringkasan performa saham FAANG (Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan Google) + BABA dan MSFT dalam 10 tahun terakhir:
  1. Facebook (Sekarang dikenal sebagai META): Saham ini telah memberikan return lebih dari 600% sejak initial public offering (IPO) pada tahun 2012, dengan beberapa periode volatilitas karena kekhawatiran tentang privasi data dan tantangan regulasi.
  2. Amazon: Saham ini telah memberikan return lebih dari 2.700% sejak IPO-nya pada tahun 1997, didorong oleh pertumbuhan yang kuat dan ekspansi ke pasar baru.
  3. Apple: Saham ini telah memberikan return lebih dari 450% sejak tahun 2012, didorong oleh inovasi dan rilis produk baru.
  4. Netflix: Saham ini telah memberikan return lebih dari 4.800% sejak tahun 2012, didorong oleh kesuksesan platform streamingnya dan mendisrupsi industri televisi dan film tradisional.
  5. Google (sekarang dikenal sebagai Alphabet): Saham ini telah memberikan return lebih dari 400% sejak IPO-nya pada tahun 2004, didorong oleh pertumbuhan dan ekspansi ke pasar baru.
  6. Alibaba: Saham ini telah memberikan return lebih dari 500% sejak IPO-nya pada tahun 2014, didorong oleh pertumbuhan yang kuat di sektor e-commerce dan teknologi. Ada beberapa periode volatilitas karena kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di China dan persaingan dengan perusahaan e-commerce lainnya.
  7. Microsoft: Saham ini telah memberikan return lebih dari 300% sejak tahun 2012, didorong oleh kinerja yang kuat di sektor teknologi dan kesuksesan alat cloud computing dan produktivitasnya. Ada beberapa periode volatilitas karena kekhawatiran tentang lingkungan persaingan dan tantangan regulasi.

Sebaiknya diingat bahwa performa masa lalu nggak selalu mencerminkan performa masa depan, dan berinvestasi dalam saham individu apapun membawa risiko. Selalu penting untuk melakukan riset dan due diligence sendiri sebelum membuat keputusan investasi apapun.

Apakah mungkin untuk bisa invest di saham FAANG?

Untuk punya saham FAANG nggak jauh beda dengan punya saham lain yang diperdagangkan secara publik. Kamu bisa membeli sahamnya lewat Gotrade Indonesia.

Pengen punya Saham* FAANG? Gotrade Indonesia memungkinkan siapa saja di Indonesia untuk berinvestasi di saham* AS di platform yang mudah digunakan dengan hanya Rp 15.000. Download Gotrade Indonesia sekarang untuk mulai berinvestasi di Saham* FAANG!

Diversifikasi portfoliomu dengan saham AS

Cek chapter yang lain